Suara.com - Emas sudah lama menjadi simbol kemakmuran dan aset andalan untuk melindungi nilai dari ketidakpastian ekonomi.
Di era modern, kemajuan teknologi finansial tidak hanya membawa emas dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk digital.
Pasangan trading XAUUSD menjadi acuan utama bagi para investor untuk mengukur nilai emas dunia, sementara Bitcoin secara menarik kerap dijuluki sebagai "emas digital."
Memahami dinamika XAUUSD dan kaitannya dengan Bitcoin sangat penting dalam strategi investasi modern, terutama bagi audiens muda yang aktif di pasar aset digital.
Mengenal XAUUSD: Tolok Ukur Emas dalam Dolar AS
XAUUSD adalah kode pasar yang merepresentasikan harga satu troy ounce emas (XAU) yang dinyatakan dalam Dolar Amerika Serikat (USD). XAU sendiri adalah kode standar internasional (ISO 4217) untuk emas.
Sederhananya, jika Anda melihat harga XAUUSD berada pada level $2.400, itu berarti harga untuk 31,1 gram (satu troy ounce) emas adalah $2.400.
Dikutip dari laman resmi indodax, XAUUSD umumnya dilakukan melalui kontrak derivatif seperti Contract for Difference (CFD) di pasar forex. Ini memungkinkan investor untuk berspekulasi terhadap pergerakan harga emas tanpa perlu benar-benar memiliki logam fisiknya.
Bitcoin dan 'Emas Digital'
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Naik Semua! Antam Tembus Rp 2.356.000, Emas UBS Meroket!
Bitcoin (BTC) sering kali disandingkan dengan emas dan mendapat julukan "emas digital" (digital gold). Hal ini karena Bitcoin memiliki beberapa sifat yang mirip dengan emas fisik sebagai aset safe-haven:
- Anti-Inflasi: Jumlah pasokan Bitcoin yang terbatas (capped) membuatnya tahan terhadap pencetakan uang atau inflasi, mirip dengan kelangkaan emas.
- Penyimpan Nilai: Keduanya sering dipilih oleh investor saat terjadi gejolak geopolitik atau ketidakpastian ekonomi yang membuat aset-aset tradisional (seperti saham) berisiko.
- Meskipun fundamentalnya berbeda, emas adalah komoditas fisik berusia ribuan tahun, sedangkan Bitcoin adalah aset digital berusia satu dekade,sentimen pasar terhadap safe-haven sering memengaruhi keduanya secara bersamaan. Ketika harga emas naik tajam karena kekhawatiran global, minat terhadap Bitcoin juga sering meningkat sebagai alternatif diversifikasi aset digital.
Faktor-Faktor Utama yang Menggerakkan Harga Emas (XAUUSD)
Pergerakan harga XAUUSD di pasar global sangat sensitif terhadap sejumlah faktor ekonomi makro, terutama yang berkaitan dengan kebijakan Amerika Serikat:
- Kekuatan Dolar AS: Hubungan antara emas dan Dolar AS cenderung berlawanan (negatif). Saat Dolar AS menguat, harga emas biasanya turun. Hal ini karena emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sebaliknya, pelemahan Dolar sering kali menjadi katalis yang mendorong harga emas melambung.
- Kebijakan Suku Bunga The Fed: Keputusan Bank Sentral AS (The Fed) mengenai suku bunga memiliki dampak besar. Kenaikan suku bunga cenderung menekan harga emas karena investor beralih ke aset berbunga (seperti obligasi) yang menawarkan return lebih menarik daripada emas yang tidak berbunga (non-yield asset).
- Inflasi dan Ketidakpastian: Inflasi yang tinggi membuat daya beli uang tunai menurun, sehingga investor lari ke emas sebagai pelindung nilai. Demikian pula, ketegangan politik dan konflik global meningkatkan permintaan emas sebagai aset yang dipercaya secara universal.
- Data Ekonomi Global: Rilis data ekonomi penting AS seperti laporan ketenagakerjaan (Non-Farm Payrolls atau NFP) dan Indeks Harga Konsumen (CPI) dapat memicu fluktuasi harga XAUUSD yang signifikan dalam hitungan menit.
Sebagai tolok ukur global, XAUUSD memegang peran krusial dalam menentukan arah pasar komoditas.
Pemantauan cermat terhadap pergerakan XAUUSD dan faktor-faktor fundamental di baliknya bukan hanya membantu trader komoditas, tetapi juga memberikan wawasan penting bagi investor yang ingin menempatkan asetnya di ranah digital seperti Bitcoin.
Memahami sentimen yang mengelilingi XAUUSD adalah kunci untuk mengambil keputusan investasi yang lebih cerdas dan adaptif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- Jesus Casas dan Timur Kapadze Terancam Didepak dari Bursa Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
MUI Tetapkan Fatwa Pajak Berkeadilan, DJP Kemenkeu: Nanti Coba Kami Tabayyun
-
Ekspor Kakao Indonesia Terancam Turun Akibat Ulah Donald Trump
-
Kembang-Kempis Industri Kakao Indonesia, Puluhan Pabrik Coklat Tutup
-
Bukan Sekali Dua Kali, PT Luckione Nekat Impor 8 Kontainer Zinc Powder Terkontaminasi Cesium-137
-
SMBC Indonesia Punya Ambisi Gunakan AI, Gimana Data Nasabah?
-
MMS Land Cari Peruntungan di Labuan Bajo Lewat Hotel Mewah
-
Penerimaan Pajak Lesu, Tapi Bosnya Bilang Sinyal Manis bagi Ekonomi Rakyat!
-
Produksi Belum Cukup, Kebutuhan Kilang Minyak dan BBM RI Masih Dipenuhi Impor
-
Pemerintah Pasang Gerbang Pemantau Radiasi untuk Cegat Barang Terkontaminasi Cs-137
-
AKR-BP dan Vivo Sudah Telan BBM Pertamina, Kapan Giliran Shell?