“Kami belajar dari kesuksesan di Vietnam di mana salah satu kuncinya menyediakan infrastruktur charging di mana-mana. Sehingga kami membawa perusahaan recharging baterai kami bernama V-Green. Ini entitas terpisah dari VinFast, namun masih satu owner. Mereka melakukan ekspansi ke seluruh wilayah Indonesia. Saat ini yang sudah terpasang itu kurang lebih di 3 ribu titik yang aktif 1.600 dan terus berekspansi hingga di atas 63 ribu titik di seluruh Indonesia,” tukas Kerry.
Lewat kerja sama, antara lain dengan Pos Indonesia, Jasa Marga, berbagai pihak ketiga yang membuat penyebaran network bisa dilangsungkan ke seluruh pelosok Indonesia.
“Karena kami juga melihat bahwa sebenarnya yang berminat menggunakan mobil listrik ini tidak hanya di kota besar. Kota-kota kecil, kami lihat justru potensi terbesar yang bisa digarap, karena mungkin brand lain belum bisa masuk ke sana karena keterbatasan infrastruktur,” urai Kerry sembari menambahkan ekspansi stasiun pengisian baterai EV ini telah sampai antara lain ke kota-kota seperti Magetan, Temanggung hingga Wonosobo.
Menurutnya, pengadaan stasiun recharging ini juga menjadi salah pertimbangan bisnis, di mana kelengkapan infrastruktur membuat masyarakat tidak ragu.
“Dan investor juga banyak yang berminat untuk bergabung dengan kami setelah mereka melihat VinFast memiliki stasiun charging. Mereka mengontak kami, dan menanyakan dealer mobilnya,” kisah Kerry.
Bagian ketiga dari ekosistem adalah layanan purna jual atau after sales service. Kariyanto Hardjosoemarto menyatakan di sektor ini, VinFast Indonesia menjalin kerja sama dengan pihak ketiga.
“Kami menyadari kalau hanya mengandalkan jaringan dealer kami, maka akan terbatas atau perlu waktu lama untuk bisa mengcover seluruh wilayah Indonesia. Nah dengan menjalankan kerja sama dengan bengkel pilihan pihak ketiga, begitu menandatangani kerja sama MoU bersama kami, bengkel pihak ketiga kami training teknisinya, kami siapkan alatnya, dan kami bukakan akses ke sistem VinFast Indonesia sehingga mereka bisa melayani konsumen- konsumen VinFast. Itu salah satu strategi yang kami pakai saat ini,” tandasnya, dalam bincang eksklusif dengan Suara.com di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta.
Dan bagian tak kalah penting dari ekosistem VinFast adalah harga jual kembali produk yang dikelola bersama Green Future untuk memberikan jaminan resale value. Pembeli yang setelah menggunakan enam bulan ingin menjual mobilnya akan diberikan 90 persen resale value. Kemudian yang telah dipakai tiga tahun dihargai 70 persen.
“Mobilnya kami rekondisi untuk dijual sebagai used car atau rental dalam kelompok Green Future. Juga dimasukkan armada taksi VinFast, Green SM (Smart Mobility),” lanjutnya.
Baca Juga: Dukung Kreator & UMKM, Shopee Hadirkan Pengalaman Belanja Baru Bersama Meta
Selain membangun ekosistem untuk menggenggam pasar EV di Tanah Air, VinFast juga menjamin konsumen mendapatkan keuntungan dari cara pembelian produknya dengan menawarkan alternatif peembelian produk tanpa baterai.
Contoh, harga VF3 yang lengkap dengan baterai berada di kisaran Rp 192 juta namun dengan jika menggunakan baterai sewa, dibandrol di harga Rp152 juta.
“Selisihnya Rp40 juta, dan sewa baterai hanya Rp253 ribu per bulan. Ini sangat ekonomis,” tambahnya.
Jadi, demikian gambaran secara lengkap end-to-end ekosistem VinFast. Sebuah strategi yang mencakup pengadaan infrastruktur, pabrik, layanan purna jual, layanan transportasi, hingga penyerapan tenaga kerja dan material lokal. Seperti telah disebutkan bahwa VinFast ada di Indonesia karena ingin berkembang bersama bangsa kita.***
Berita Terkait
-
Dukung Kreator & UMKM, Shopee Hadirkan Pengalaman Belanja Baru Bersama Meta
-
BRI Perkuat Desa BRILiaN Lewat Bantuan Infrastruktur dan UMKM
-
Koperasi dan UMKM Jadi Prioritas Kelola Tambang, Pemerintah Dorong Pemerataan Ekonomi
-
TEI 2025: Punya 7 Sertifikasi, Permen Jahe Produksi Binaan LPEI Ini Berjaya di Amerika
-
Kacang Mete Indonesia Sukses Jadi Camilan Penerbangan Internasional
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
Terkini
-
Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
-
Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025
-
Asabri Beri Kesempatan Gen Z Berkarir di Industri Dapen Lewat Program Magang Nasional
-
Genjot Pemanfaatan EBT, RI Targetkan 60 Persen Listrik dari Sumber Terbarukan
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Dicoret dari PSN, PIK 2 Buka Suara Soal Nasib Proyek Tropical Coastland
-
Mahasiswa UNP Antusias Kembangkan Skill melalui Digistar Telkom
-
Anak Menkeu Purbaya Sarankan Investasi Bitcoin untuk Hadapi Krisis Ekonomi 2027: Apa Kelebihannya?
-
IHSG Berbalik Arah Menguat, Saham-saham Pertambangan dan Perbankan Jadi Pendorong