Suara.com - Apabila tengah melakukan perjalanan ke luar negeri dan menggunakan maskapai penerbangan nasional kita atau bahkan salah satu maskapai internasional dari Mesir, simak suguhannya. Kacang mete panggang yang menjadi camilannya adalah buatan Indonesia, diproduksi PT Bunly Abadi Bersama dengan merek dagang Bunly.
“Awalnya, kami sebatas UKM (Usaha Kecil Menengah) biasa. Kemudian pada 2018, bergabung dengan LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia). Sebagai pelaku usaha pemula, kami selalu ikut kegiatan-kegiatan yang disiapkan oleh LPEI. Pertama kali ekspor 2020, waktu itu mengikuti program pengiriman produk bersama ke negara Hongkong,” kenang Lily Nuryah, CEO PT Bunly Abadi Bersama.
“Sebagai binaan LPEI, pelatihan masih terus kami ikuti sampai sekarang, dan tidak pernah putus komunikasi dengan LPEI. Produk kami yang tadinya hanya satu varian dalam kemasan plastik biasa, kini menjadi kemasan premium dengan tujuh varian rasa: original, bawang putih, spicy, gula aren, rumput laut, cokelat jahe, dan honey cinnamon,” lanjutnya saat dijumpai di Trade Expo International (TEI) 2025 di ICE BSD City, Banten.
“Kami sangat bangga menjadi bagian dari LPEI. Selama kami bergabung menjadi binaan sangat luar biasa kesannya. Saya pernah diajak sebagai narasumber untuk devisa kacang mete di Lombok Utara. Saya mendapatkan apresiasi yang sangat luar biasa. Dari saya yang sebelumnya bukan siapa-siapa, dengan bergabung ini menjadi luar biasa,” ujar Lily Nursyah.
Selain kacang mete olahannya menjadi camilan di maskapai penerbangan, produk merek Bunly juga sudah masuk di perusahaan kereta api jarak jauh Jawa-Sumatera, juga bermitra dengan beberapa hotel di Indonesia.
“Terbaru dengan salah satu hotel bintang 5 di daerah Serpong Tangerang, di mana pada saat TEI 2024 saya langsung bertemu dengan owner dan kini sudah masuk tahun kedua bermitra,” tukasnya.
Lily Nursyah menambahkan, selain produksi olahan kacang mete dalam tujuh pilihan rasa, PT Bunly Abadi Bersama juga mengekspor komoditi dalam bentuk raw material.
“Usaha ini tidak sebatas profit, namun memikirkan dan memberdayakan para petani di lingkungan kami, khususnya Sulawesi Selatan. Juga mempekerjakan tenaga kerja yang ada di sekitar kami. Saat permintaan komoditi meningkat, kami juga pekerjakan tenaga harian, sehingga membantu mengurangi pengangguran di Sulawesi Selatan,” lanjut Lily Nuryah.
Ia menambahkan, tekadnya dari awal hanya fokus bisnis kacang terutama kacang mete, karena melihat peluang pasar untuk ekspor sangat luar biasa.
Baca Juga: BRIncubator BRI Dukung UMKM Batik Datik Tembus Pasar Fashion Modern
“Terbukti banyak tawaran ekspor dari beberapa negara setelah mereka melihat bahan baku kami. Mereka sangat antusias untuk bekerja sama dengan kami. Jadi, saya merasa tertantang untuk mengangkat produk ekspor karena Sulawesi Selatan memiliki potensi yang sangat besar,” jelasnya sembari menyebutkan petani kacang mete yang dipekerjakan berasal dari Sidrap dan Pangkep di Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam perjalanan bisnis dengan dukungan LPEI, selain memperoleh pembinaan, para pelaku bisnis juga difasilitasi. Seperti yang paling baru, ikut serta dalam pameran TEI 2025.
“Acara ini adalah support luar biasa dari LPEI. Kami bisa bertemu dengan calon pembeli potensial sampai mendapatkan kontrak dengan peminat dari berbagai negara,” jelasnya.
Di sisi lain, dalam kesempatan sama Lily Nuryah juga menjadikan ajang expo sebagai bagian dari usaha melakukan inovasi atas produknya.
“Jadi, saya tidak diam di tempat tetapi jalan, melihat sekeliling, dan memikirkan apakah cocok bila diaplikasikan ke produk kami. Saya tidak takut mencoba, dibuat, tes pasar, begitu respon bagus, saya produksi secara massal. Pendek kata apabila ikut serta dalam pameran kami baca pasar dan melihat peluang,” tandasnya.
“Pameran TEI 2025 cukup luar biasa, target penjualan saya melebihi perkiraan. Bukan hanya di booth tapi MoU dan kerja sama saya dengan calon buyer,” ungkap Lily Nursyah bersyukur.
Berita Terkait
-
BRIncubator BRI Dukung UMKM Batik Datik Tembus Pasar Fashion Modern
-
TEI 2025: LPEI & KemenkeuSatu Perkuat Ekspor UMKM Lewat Pameran dan Business Matching
-
Mengubah Daster Jadi Fashion Elegan, UMKM Binaan BRI Findmeera Buktikan Perempuan Bisa Berdaya
-
BRI Dukung UMKM dan Program 3 Juta Rumah Lewat KPP serta KPR FLPP
-
BCA Syariah Dorong Pemberdayaan UMKM Lewat Semangat Keberagaman di Bali Mester
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Kewajiban Neto Indonesia Meroket di Kuartal III 2025, Apa Dampaknya Bagi Ekonomi?
-
Dampak Kebijakan Penyeragaman Kemasan Rokok Terhadap Buruh
-
Viral Purbaya Usul MBG Diganti Uang, Kemenkeu Pastikan Hoaks
-
Kementan Disorot Usai Rincian Bantuan Bencana Viral, Harga Beras Rp60 Ribu/Kg Dinilai Janggal
-
Pasokan Rusia dan Venezuela Terancam, Harga Minyak Dunia Melonjak
-
Aceh Tak Lagi Gelap Gulita, Pasokan Listrik Hampir 100 Persen Pulih
-
Menkeu Purbaya Ngeluh Saham Gorengan, Apa Gebrakan OJK?
-
Bank Saqu Bidik Layanan Keuangan Sektor Otomotif
-
Rupiah Jadi Mata Uang Paling Lesu di Asia Senin Pagi, Tembus Level Rp 16.676
-
LPS Catat Jumlah Rekening Tidur Turun Jadi 657,19Juta