Bisnis / Keuangan
Rabu, 12 November 2025 | 16:53 WIB
CEO Triv, Gabriel Rey (Kedua dari kiri) melakukan konfrensi pers di Jakarta, Rabu (12/11/2025). Foto Fadil-Suara.com
Baca 10 detik
  • Data transaksi aset kripto terbaru per Oktober 2025 mencatat pertumbuhan tahunan (Year-on-Year/yoy) hanya mencapai 1,73 persen.
  • Angka pertumbuhan single-digit yang minim ini memicu kekhawatiran dan pertanyaan besar di kalangan pelaku pasar.
  • CEO Triv, Gabriel Rey menduga stagnasi ini bukanlah tanda matinya minat investor, melainkan adanya perpindahan dana besar-besaran dari pasar kripto spot ke pasar kontrak berjangka.

Suara.com - Industri aset kripto Indonesia menunjukkan sinyal perlambatan yang tajam. Data transaksi terbaru per Oktober 2025 mencatat pertumbuhan tahunan (Year-on-Year/yoy) hanya mencapai 1,73 persen. Angka pertumbuhan single-digit yang minim ini memicu kekhawatiran dan pertanyaan besar di kalangan pelaku pasar.

Namun, di tengah keraguan tersebut, CEO Triv, Gabriel Rey, menawarkan perspektif yang berbeda. Ia menduga stagnasi ini bukanlah tanda matinya minat investor, melainkan adanya perpindahan dana besar-besaran dari pasar kripto spot (transaksi fisik) ke pasar kontrak berjangka (futures).

“Mungkin ada beberapa nasabah yang memilih memindahkan trading volume-nya dari spot ke futures,” ucap Rey di Jakarta, Rabu (12/11/2025).

Rey, yang memimpin Triv sebuah bursa aset kripto lokal terdaftar Bappebti—menegaskan bahwa secara keseluruhan, aktivitas transaksi di platformnya tidak menunjukkan penurunan serius. Kritik keras lantas diarahkan pada metodologi pengumpulan data.

Ia menduga, angka pertumbuhan yang sangat rendah tersebut terjadi karena Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih terlalu fokus pada transaksi spot (jual beli fisik aset), sementara pasar futures sedang booming.

"Harusnya data yang dilihat bukan cuma spot, karena Triv sendiri juga sudah ada futures, jadi harusnya data yang dikalkulasikan oleh media adalah spot dan futures," kritiknya.

Triv, yang memungkinkan pengguna memperdagangkan aset seperti Bitcoin dan Ethereum, menawarkan layanan lengkap termasuk spot, staking, dan futures (berjangka). Pernyataan Rey mengisyaratkan bahwa dengan memasukkan volume transaksi futures, angka pertumbuhan industri aset kripto di Indonesia kemungkinan besar akan jauh lebih tinggi dari 1,73 persen.

Load More