Suara.com - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menyatakan kecewa terhadap pihak-pihak yang telah melakukan penyesatan opini di media-media terkait gagal bertandingnya Persipura melawan Pahang FA dalam babak 16 besar Piala AFC.
"Hal itu bahkan dilakukan pula pada Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi X DPR RI pada Selasa (26/5). Opini tersebut sangat provokatif dan menyesatkan opini publik," kata Sekretaris Jenderal BOPI Heru Nugroho dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Penyesatan opini yang dilakukan secara masif tersebut, kata Heru, dikhawatirkan mengganggu rasa kebersamaan dan persaudaraan bangsa, hingga kami beranggapan upaya tersebut menyerupai aksi teror.
"BOPI beranggapan bahwa laga Persipura vs Pahang FA adalah sebuah kegiatan yang bertujuan mengharumkan nama bangsa sehingga layak untuk didukung oleh semua pihak yang berkaitan dengan suksesnya event tersebut," katanya.
Ia menyatakan bahwa BOPI sudah menyampaikan kronologis proses pengajuan surat permohonan rekomendasi dari Persipura dan berhasil diproses oleh BOPI hanya dalam waktu kurang dari 24 Jam, seperti tertera pada kronologis yang sudah disebarkan ke publik.
"Oleh karenanya, saat ini BOPI sedang melacak narasumber pertama yang menyebarkan opini penyesatan tersebut untuk nantinya akan dilaporkan ke pihak berwajib untuk dimintai pertanggungjawabannya secara hukum formal yang berlaku di negara ini," tuturnya.
Ia menganggap ulah tersebut sebagai upaya yang membahayakan rasa persaudaraan dan kebangsaan.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PSSI Erwin Dwi Budiawan telah melakukan RDPU dengan Komisi X DPR RI pada Selasa (26/5).
Ia menginginkan agar Komisi X DPR mendesak Menpora untuk segera mencabut SK pembekuan dan sanksi administratif terhadap PSSI.
"Alhamdulillah, kami bersyukur saat PTUN Jakarta menerima gugatan PSSI dalam keputusan sela mereka. Kami ingin segera dicabut SK pembekuannya karena menghasilkan dampak buruk bagi sepak bola Indonesia dan juga terancam sanksi dari FIFA," kata Erwin dalam RDPU tersebut.
Menurut FIFA, kata Erwin, SK dari Kemenpora tersebut adalah suatu intervensi negara kepada federasi sepak bola.
"Bila Menpora mencabut SK pembekuan kepada PSSI otomatis kami akan cabut gugatan di PTUN," katanya.
Selain itu, Erwin juga meminta agar Komisi X DPR meninjau kembali keberadaan BOPI karena tidak sesuai dengan UU Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) Nomor 3 Tahun 2005. (Antara)
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Persija Jakarta Berpeluang Tanding Uji Coba Lawan Raksasa Klub Korea Selatan!
-
Jika Menang dari Irak, Apakah Timnas Indonesia Bisa Lolos Piala Dunia 2026?
-
Kenapa Patrick Kluivert Tolak Anggapan Timnas Indonesia Main Buruk?
-
Shin Tae-yong Dipecat Ulsan HD, Tepat Saat Timnas Indonesia Lagi Menangis
-
Apa Jadinya Timnas Indonesia Tanpa Maarten Paes, Patrick Kluivert Sampai Geleng-geleng
-
Senior Cristiano Ronaldo Prediksi Timnas Indonesia Kalah 0-7 dari Irak
-
Masuk Sebentar Bikin Efek Besar, Siapa Sosok Pemain yang Dipuji Patrick Kluivert?
-
Tudingan Pedas Media Arab kepada Suporter Indonesia yang Tak Bisa Masuk Stadion
-
Rafael Struick Tak Kunjung Nongol di TC Timnas Indonesia U-23, Ini Penyebabnya
-
Kluivert Akui Ole Romeny Bikin Perubahan Timnas Indonesia, Kenapa Tak Starter?