Suara.com - Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman berpendapat Tim Transisi menggelar kompetisi sah-sah saja. Namun Ponaryo mengingatkan agar pemerintah juga tidak melupakan aturan main yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Mantan pemain timnas tersebut berpendapat Tim Transisi merupakan bagian dari pemerintah yang memiliki kesempatan untuk menangani persepakbolaan Indonesia di saat FIFA memberi sanksi kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
"Saya rasa tim transisi menggelar kompetisi sah-sah aja," kata Ponaryo di Jakarta, Kamis (4/6/2015).
"Saya berpikirnya mereka kepanjangan tangan dari pemerintah. Dan dengan adanya sanksi FIFA ini mereka merasa wewenang itu ada di mereka," kata pemain PSM Makassar tersebut.
Namun Ponaryo mengingatkan agar pemerintah juga tidak melupakan aturan main yang sudah ditetapkan sebelumnya.
"Sah-sah aja, tapi juga jangan dilupakan mekanismenya. Artinya dalam sebuah kompetisi atau organisasi kita tidak bisa lepas dari aturan main," ujar dia.
Ponaryo menyatakan agar nantinya Tim Transisi bisa mengeluarkan regulasi yang bisa diterima oleh semua pihak agar kompetisi berjalan lancar.
"Kita tetap harus menciptakan regulasi yang bisa diterima oleh semua pihak, sehingga tidak ada lagi rasa takut buat klub untuk berkompetisi, rasa bimbang buat pemain untuk ikut dalam kompetisi. Ini yang harus mereka pikirkan," kata Ponaryo.
Klub-klub sepak bola Indonesia yang berada di bawah PSSI sebagai anggota memiliki kewajiban untuk mematuhi statuta PSSI.
Dalam statuta tersebut salah satunya disebutkan bahwa klub-klub tidak diperkenankan bermain dalam kompetisi yang bukan berasal dari operator yang ditunjuk PSSI. (Antara)
Berita Terkait
-
Pilih Indra Sjafri sebagai Pelatih Timnas SEA Games, PSSI Kali Ini Membuat Keputusan yang Tepat!
-
Indra Sjafri Latih Timnas SEA Games 2025, Bagaimana Nasib Gerald Vanenburg?
-
Timnas Malaysia dan Ambisi Meraih Kejayaan dengan Cara Instan yang Berujung Mimpi Buruk
-
Malaysia Wajib Tahu! Erick Thohir Beberkan Isi Pembicaraan Prabowo dengan Presiden FIFA
-
Valentino Rossi Jumpa Ketua Umum PSSI di Jakarta, untuk Apa?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Pelatih Brasil Tak Habis Pikir Patrick Kluivert Cuekin Nadeo Argawinata: Dia Tampil Luar Biasa
-
Pemain Keturunan Bermarga Sitorus Bersinar di Liga Australia, Tanpa Naturalisasi Bisa Bela Timnas
-
Alasan Klub 'Saudara' Manchester City Beri Kontrak Profesional ke Wonderkid Timnas Indonesia
-
Disambut bak Pahlawan di Stamford Bridge, Jose Mourinho Malah Bilang Begini
-
H-8 vs Arab Saudi, Pemain Keturunan Rp 13,91 Miliar Cedera, Timnas Indonesia Makin Kritis
-
Mimpi Buruk Liverpool: Dihajar Galatasaray, Alisson dan Ekitike Cedera
-
Bocoran Pemain Timnas Indonesia untuk SEA Games 2025 Pilihan Indra Sjafri
-
Harimau Malaya Kocar-Kacir! 7 Pemain Dihukum FIFA, Bisa Menang Lawan Laos?
-
Jejak Hitam Malaysia di FIFA: Dari Kerusuhan Suporter hingga Skandal Naturalisasi
-
Breaking News, Pemain Keturunan Batak Diikat Kontrak Tim Elit Australia