Suara.com - Badan sepak bola dunia FIFA menjadi sorotan pada Senin karena membubarkan komisi anti rasisme mereka, di mana mantan kandidat presiden Pangeran Ali bin Al Hussein asal Jordania mengatakan hal itu mengkhawatirkan dan memalukan.
Sekretaris jenderal FIFA Fatma Samoura mengonfirmasi keputusan itu ketika ia berbicara pada konferensi Soccerez di Manchester, mengatakan komisi itu memiliki "mandat yang sangat spesifik." "Kami akan membelokkan pekerjaan ini menuju program kuat tertuju pada kebijakan nol toleransi terhadap diskriminasi dalam semua bentuk, termasuk kekerasan terhadap hak-hak asasi manusia," ucapnya. "Kita dapat hidup dengan persepsi (yang diciptakan oleh bubarnya gugus tugas) namun kami mengambil langkah yang sangat tegas." Bagaimanapun, Pangeran Ali, mantan anggota komite eksekutif FIFA yang dua kali mencalonkan diri sebagai kandidat presiden, mengatakan "nyatanya saat ini kepemimpinan FIFA percaya bahwa rekomendasi-rekomendasi gugus tugas yang diimplementasikan merupakan hal yang memalukan." Ia menambahkan bahwa pengumuman itu "sangat mencemaskan." "Tidak pernah ada kebutuhan untuk memerangi diskriminasi rasisme dan rasial yang lebih jelas daripada dunia yang kita huni saat ini," kata Pangeran Ali dalam pernyataannya.
"Itu bukanlah sesuatu yang badan pemerintahan manapun dengan kemiripan tanggung jawab dapat turut andil atau mengabaikan." "Realitasnya, sebagaimana banyak program dengan FIFA, adalah bahwa komisi tidak pernah memberikan dukungan nyata sejak dipikirkan dan perannya lebih merupakan citra FIFA dibanding mengurusi isu-isu sebenarnya." Keputusan ini terkuak pada Jumat ketika Osasu Obayiuwana, penyiar sekaligus pengacara asal Nigeria yang merupakan anggota panel, mempublikasikan surat yang ia terima dari FIFA yang mengumumkan akhir dari komisi melalui Twitter.
Di situ tertulis bahwa komisi telah mencapai tujuan-tujuan yang dicanangkan untuk itu ketika dibentuk di bawah kepemimpinan mantan presiden FIFA Sepp Blatter pada 2013.
Ketua komisi, Jeffrey Webb, merupakan salah satu dari sebagian pejabat sepak bola papan atas yang ditangkap di Zurich pada Mei tahun lalu.
Webb telah dinyatakan bersalah di AS karena pelanggaran-pelanggaran terkait penyuapan, penipuan, dan pencucian uang. Ia adalah salah satu dari 42 pejabat dan entitas sepak bola yang ditangkap pada tahun lalu, yang menjebloskan FIFA ke dalam krisis terburuknya.
Webb digantikan sebagai kepala komisi oleh Constant Omary, anggota Dewan FIFA dari Republik Demokratik Kongo.
Grup anti rasisme Kick It Out asal Britania mengatakan pihaknya bingung dengan keputusan FIFA, khususnya ketika keputusan ini terjadi kurang dari dua tahun sebelum Piala Dunia di Rusia, negara yang dikatakan oleh mereka "terkenal jahat untuk rasisme dan aktivitas-aktivitas melecehkan kepada kaum minoritas." Pihaknya mengatakan sepak bola semestinya mencari jalan untuk memerangi kekerasan, prasangka, dan kebencian dan organsasi-organisasi yang menentang rasisme akan "sangat patah hati mendengar berita pembubaran (komisi anti rasisme), sebab mereka melihat kepada kepemimpinan di FIFA." (Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
Imbas Kelakuan 'PSSI' Malaysia, Harimau Malaya Bisa Terjungkal ke Titik Terendah
-
Prediksi Ranking FIFA Malaysia Usai Kena Sanksi, di Bawah Timnas Indonesia?
-
Timnas Indonesia Geser Ranking Malaysia Usai Harimau Malaya Disanksi FIFA
-
Skandal Sepak Bola Malaysia Makin Runyam, FIFA Galak Banget
-
Dalang Tak Terungkap, IIC Desak FAM Tempuh Jalur Hukum Kasus Skandal Naturalisasi Malaysia
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
Terkini
-
Imbas Kelakuan 'PSSI' Malaysia, Harimau Malaya Bisa Terjungkal ke Titik Terendah
-
Alasan Timnas Futsal Indonesia Dikalahkan Vietnam Dibongkar Pelatih
-
Media Honduras Laporkan John Herdman Prioritaskan Timnas Indonesia
-
Kembali ke Persib Bandung usai SEA Games 2025, Robi Darwis Fokus Hadapi Bhayangkara FC
-
Jelang Lawan Bhayangkara FC, Adam Alis Mengaku Kondisinya Semakin Membaik
-
Rezaldi dan Hamra Hehanussa Dikabarkan akan Dipinjamkan, Ini Kata Bojan Hodak
-
PSG Ukir Sejarah Raih Sextuple! Matvei Safonov Kiper Rusia Pahlawan Les Parisiens
-
Hasil dan Drawing Semifinal EFL Cup: Newcastle Tantang Manchester City, Derby London Menanti
-
Belum Pensiun, Luis Suarez Resmi Perpanjang Kontrak bersama Inter Miami
-
Ileague: Tidak Ada Tempat untuk Rasisme di Super League