Suara.com - Klub raksasa Italia, Juventus mengatakan mereka tidak bisa menjamin kapan proyek European Super League alias Liga Super Eropa yang memisahkan diri akan dimulai, saat tim yang bermarkas di Turin itu mengonfirmasi bahwa mereka termasuk di antara 12 klub elite Eropa yang terlibat.
Tiga tim Italia; Juventus, Inter Milan dan AC Milan mengeluarkan pernyataan hari ini yang mengonfirmasi bahwa mereka termasuk di antara tim-tim pendiri European Super League.
Meski demikian, Juventus rupanya masih agak ragu kompetisi ini bisa mentas.
"Juventus mengharapkan European Super League akan menciptakan nilai jangka panjang bagi perusahaan dan industri sepakbola secara keseluruhan," demikian pernyataan kubu Juventus, Senin (19/4/2021).
"Sementara para klub pendiri akan menggunakan upaya terbaik mereka untuk melaksanakan proyek ini dalam jangka waktu sesingkat mungkin, saat ini perusahaan tidak bisa memastikan bahwa proyek tersebut akhirnya akan berhasil diluncurkan atau memperkirakan kepastian waktu dari proyek ini.
"Karenanya, perusahaan tidak mempunyai semua elemen yang dibutuhkan untuk menilai secara detail dampak dari European Super League pada keuangan dan kondisi ekonomi serta kinerjanya."
Dalam pantauan dari laman resmi European Super League, hanya disebutkan jika kompetisi akan dimulai 'segera setelah dapat diterapkan'.
Namun, santer beredar kabar juga bahwa Liga Super Eropa siap mentas pada bulan Agustus nanti, yang artinya siap bergulir mulai musim 2021/2022 mendatang.
Manchester United, Liverpool, Arsenal, Chelsea, Manchester City, Tottenham, Barcelona, Real Madrid dan Atletico Madrid juga telah mengklaim sebagai 'founder' European Super League ini.
Baca Juga: Gundahnya Sir Alex Lihat Wacana European Super League Jadi Kenyataan
Sementara itu, Presiden Juventus, Andrea Agnelli diketahui menjabat Wakil Presiden European Super League bersama bos Manchester United, Joel Glazer.
Keduanya menyokong Presiden Real Madrid, Florentino Perez sebagai Presiden European Super League.
Agnelli sendiri dilaporkan sampai melepas jabatannya sebagai Presiden Asosiasi Klub Eropa (ECA) dan mundur sebagai anggota Komite Eksekutif UEFA. Ini menyusul sikap UEFA dan ECA yang menentang keras kehadiran European Super League.
Berita Terkait
-
Kandas! Akui Tak Bisa Bahasa Inggris, Zinedine Zidane Tak Mungkin Latih Liverpool
-
Adu Strategi Real Madrid vs Barcelona Demi Rekrut Bintang Muda Turki
-
Juventus Incar 3 Pemain Gratisan, Chelsea dan Liverpool Siap Jadi Penghalang
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Prediksi Juventus vs Torino: Ujian Luciano Spalletti di Derby della Mole
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Setahun Cedera, Nguyen Xuan Son Langsung Bersinar saat Comeback bersama Timnas Vietnam
-
AFC Ingatkan Pemerintah Malaysia, Jangan Campuri Urusan FAM atau Terancam Sanksi FIFA
-
Faisal Halim Mulai Siapkan Mental jika Malaysia Didiskualifikasi dari Kualifikasi Piala Asia 2027
-
Ingatkan Irak, Graham Arnold: Kami Masih Belum Lolos ke Piala Dunia 2026
-
Ambisi Juara Piala Dunia 2025, Hajime Moriyasu Belum Puas usai Jepang Hajar Bolivia 3-0
-
Cedera Otot Paha, Eder Militao Harus Menepi Selama 2 Pekan
-
Beri Pujian, Presiden FIFA Sebut Kisah Curacao Menginspirasi
-
Besiktas Ingin Pinjam Ter Stegen dari Barcelona
-
Bebas Sanksi, Pulga Vidal Siap Mati-matian untuk PSIM Yogyakarta
-
Butuh 8 Tahun untuk Arsenal Sadar, Putus Kerja Sama dengan Sponsor Bermasalah