Suara.com - Tahukah Anda bahwa piala Euro sebenarnya memiliki nama? Ya, mungkin bagi Anda yang belum tahu, nama dari trofi Euro yang besok akan diperebutkan Inggris dan Italia adalah Henri Delaunay. Tapi mengapa trofi Euro diberi nama Henri Delaunay? Nah, ada kisah menarik di balik penamaan trofi ini, yang bisa Anda temukan di sini.
Awal Mula Ide Piala Eropa
Sebenarnya, jika melihat sejarah terbentuknya Piala Eropa ini, sudah dicetuskan sejak 1927 lalu oleh sekjen Federasi Sepak Bola Prancis, Henri Delaunay. Namun kemudian ide ini tertutup oleh hegemoni piala dunia tahun 1930, kemudian idenya seperti terlupakan.
Baru pada tahun 1954, Prancis, Italia, dan Belgia menginisiasi pembentukan Asosiasi Sepak Bola Uni Eropa atau kini dikenal dengan UEFA. Delaunay menjabat sebagai sekjen UEFA pada pembentukan tersebut, namun justru meninggal dunia setahun setelahnya.
Untuk menghormati jasa dan ide cemerlang Henri Delaunay, baru gagasan pembentukan Piala Eropa kembali dimunculkan pada tahun 1957, dengan nama resmi European Nations’ Cup, dan nama Henri Delaunay diabadikan menjadi nama trofi sebagai bentuk penghargaan.
Singkat cerita, gelaran ini terjadi pada tahun 1958 dan diikuti 17 negara. Pada laga final, Uni Soviet berhasil mengalahkan Yugoslavia degan skor 2 - 1, berkat sontekan Viktor Ponedelnik pada menit ke-113.
Penggunaan Tuan Rumah yang Banyak
Gagasan Euro dengan 11 tuan rumah sebenarnya sudah muncul sejak tahun 2012. Rencananya, gelaran akan dilaksanakan di 11 kota berbeda di 11 negara, untuk merayakan 60 tahun berjalannya gelaran akbar ini.
Kebetulan kemudian terjadi wabah corona, sehingga Euro 2020 harus diundur selama satu tahun penuh dan baru diadakan pada bulan Juni 2021 lalu. Kini, masyarakat dunia tengah menantikan pertandingan final dari Inggris melawan Italia, yang akan dihelat pada Senin dini hari besok.
Baca Juga: Pemain Italia dan Inggris yang Absen Di Final Euro 2020
Nah, kini Anda sudah memahami bukan mengapa trofi Euro diberi nama Henri Delaunay? Selain sebagai sebuah pengingat, hal ini juga sebagai bentuk penghargaan masyarakat Eropa atas gagasannya yang kemudian bisa diwujudkan, dan menjadi satu gelaran terbesar setelah Piala Dunia.
Kontributor : I Made Rendika Ardian
Berita Terkait
-
PSSI-nya Wales Raup Untung Rp648 Miliar Meski Prestasi Timnas Berantakan
-
Isuzu ELF NMR Hadir dengan LED Display di GIIAS 2025
-
Semifinal Euro U-21 2025: Pemain Rp43 M dengan Nama Jawa Ini Bikin Inggris Was-was
-
KTB Serahkan Fuso Canter Euro 4 Sebagai Bahan Materi Uji Praktik Siswa SMK
-
Kasus Pertamax Oplosan Bisa Jadi Momentum Peningkatan Kualitas BBM ke Standar Euro 4
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Pidato Perpisahan Sri Mulyani: Hormati Ruang Privacy Kami!
-
Misteri Kursi Panas Pengganti Dito Ariotedjo: Beneran Bakal Diisi Raffi Ahmad?
-
Jelang Sertijab Menkeu, IHSG Langsung 'Tumbang' 77 Poin
-
Sri Mulyani Dicopot, Rupiah Meriang Hebat Pagi Ini
-
Harga Emas Antam Hari Ini Paling Tinggi Sepanjang Sejarah Dipatok Rp 2,08 Juta per Gram
Terkini
-
99 Gol Musim Lalu Sia-sia, DNA Menyerang Fenerbahce 'Bunuh' Karier Jose Mourinho!
-
Penyebab Meninggalnya Ariel di Laga Timnas Indonesia vs Lebanon
-
Hasil Imbang Timnas Indonesia vs Lebanon, Patrick Kluivert Soroti Pertahanan Rapat Lawan
-
Jay Idzes Gaungkan Semangat Total Football Jelang Hadapi Arab Saudi dan Irak
-
3 Pemain Timnas Indonesia yang Bersinar di Tengah Kebuntuan Lawan Lebanon
-
Mimpi Buruk Alexander Isak: Debut Kembali Usai Tiga Bulan Berakhir Kekalahan Memalukan Swedia
-
Timnas Indonesia Mandul Lawan Lebanon, Patrick Kluivert: Yang Penting Bikin Peluang
-
Era Baru Timnas Indonesia, Jay Idzes Mulai Nyaman Tinggalkan Warisan Shin Tae-yong
-
Usai Bermain 'Kotor', Kapten Lebanon Komentari Peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026
-
Tak Bisa Kalahkan Lebanon, Jay Idzes Sebut Tetap Jadi Modal Sikat Arab Saudi dan Irak