Suara.com - Tragedi pilu terjadi pada 2006 silam. Seorang pesepak bola remaja berusia 15 tahun kala itu, Kiyan Josiah Peince, tewas terbunuh oleh rekan satu akademinya.
Peristiwa ini terjadi pada 18 Mei 2006 silam, Prince terlibat pertengkaran dengan murid berusia 16 tahun, Hannad Hasan, di luar gerbang sekolah. Siapa yang menyangka momen ini menjadi petaka buat Prince.
Dilaporkan bahwa Hasan memukul kepala Prince, kemudian menusuk Prince dua kali dengan pisau lipat--satu kali di lengan dan satu lagi di jantungnya. Hasan kabur setelah melakukan itu, sementara Prince tergeletak di jalan.
Seorang polisi kemudian menemukan Prince dan membawanya ke Rumah Sakit Royal London. Namun, dua jam setelah mendapat perawatan, Kiyan Prince dinyatakan meninggal dunia.
Hasan kemudian dinyatakan bersalah dan didakwa atas pembunuhan. Ia mendapat hukuman seumur hidup dengan minimal 13 tahun sebelum diizinkan mendapat keringanan.
Jika tragedi ini tak terjadi, Prince bisa saja masih berkarier sebagai pesepak bola saat ini. Prince yang masuk ke tim junior Queens Park Ranger (QPR) pada 2004, dianggap sebagai pemain muda bertalenta.
Pelatih tim utama QPR saat itu, Gary Waddock, memberikan penghormatan kepada Prince dengan mengatakan: "Seluruh klub berduka atas kehilangan salah satu dari kami sendiri. Kami semua hancur. Kiyan tentu saja salah satu pemain masa depan, seorang anak yang sangat berbakat yang ingin untuk menempa karier di sepak bola."
Sebagai bentuk penghormatan dan mengenang Kiyan Prince, QPR mengadakan penghargaan tahunan yang disebut "Kiyan Prince Goal of the Season" yang diberikan kepada pemain yang mencetak gol terbaik QPR setiap musim.
Selain itu, Mark Prince, ayah dari Kiyan mendirikan The Kiyan Prince Foundation pada awal 2007. Ini merupakan yayasan yang punya komitmen untuk memerangi kejahatan menggunakan pisau dan kekerasan pada remaja.
Baca Juga: QPR Tunjuk Mantan Penyerang Timnas Belanda sebagai Manajer
Kemudian sejak Juni 2019, setelah pemungutan suara dari para penggemar, kandang QPR yaitu Loftus Road yang sudah digunakan sejak 1917 diubah namanya menjadi Kiyan Prince Foundation Stadium untuk mengenang Kiyan Prince dan yayasan yang didirkan ayahnya.
Pada November 2020, sebagai perayaan ulang tahun Kiyan Prince yang ke-30, QPR meminta para pendukung mereka untuk mengenakan atribut biru dan putih untuk mengenang Prince.
Pada 18 Mei 2021, pada peringatan 15 tahun kematian Kiyan Prince, EA Sports menambahkan namanya ke FIFA 21 sebagai bentuk tribut. QPR juga menyatakan dia juga akan masuk dalam daftar skuat mereka untuk musim 2021-2022.
Kontributor: Aditia Rijki
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Jelang Man United vs Bournemouth, Ruben Amorim Bongkar Alasan Penyakit Tak Konsisten Setan Merah
-
Kevin Diks cs Kena Amuk Pelatih: Kecewa! Gagal!
-
Bergantian Datang ke Jakarta, 3 Pelatih Kelas Dunia Tak Dilirik PSSI untuk Timnas Indonesia
-
Tips Buat Suporter Pilih Sepatu Saat Nonton di Stadion Indonesia, Tetap Casual Namun Nyaman
-
Tak Jadi Dirtek PSSI, Henk ten Cate Kini Pelatih Timnas Suriname Target Lolos Piala Dunia 2026
-
Maarten Paes Disebut STY di Isu Panas Ruang Ganti Timnas Indonesia, Ada Apa?
-
Tahan AC Milan, Media Italia Sanjung Jay Idzes Bak Pahlawan
-
Kebetulan atau Isyarat? Pelatih Dunia Datang Saat Timnas Indonesia Tanpa Nahkoda
-
Nasib Enzo Maresca di Ujung Tanduk Gegara Ucapan Kontoversial Usai Chelsea Menang
-
Yance Sayuri vs Marc Klok, Siapa Gajinya Lebih Besar?