Suara.com - Klub sepak bola asal Norwegia, Viking FK, tiba-tiba ramai diperbincangkan oleh netizen Indonesia. Sebabnya adalah klub tersebut merupakan tim dari Shayne Pattynama.
Shayne Pattynama sendiri merupakan pemain keturunan Indonesia-Belanda yang baru saja dikabarkan berminat untuk membela Timnas Indonesia.
Menurut Exco PSSI, Hasani Abdulgani, Shayne Pattynama sudah mengirimkan surat pernyataan bersedia membela 'Merah Putih' dan mengirimkan dokumen untuk proses naturalisasi.
Menilik sepak terjangnya, pemain 23 tahun itu merupakan bek kiri dengan segudang pengalaman bermain di Eropa. Dia merupakan jebolan akademi Ajax dan Utrecht, dan sempat merasakan bermain di divisi kedua Liga Belanda.
Pada April 2021, Shayne Pattynama kemudian diboyong oleh Viking FK dari klub Belanda, Telstar. Penampilan Shayne pun cukup ciamik dengan mencatatkan 24 penampilan bersama Viking FK di Liga Norwegia atau dikenal dengan Eliteserien.
Lantas, seperti apa sebetulnya sejarah dari Viking FK? Berikut ulasannya.
Profil Viking FK
Klub dengan nama lengkap Viking Fotballklubb ini sudah berdiri sejak 1899 dan merupakan salah satu klub terlama dan paling sukses di Norwegia.
Didirikan pertama kali di kota Stavanger, klub ini juga dikenal dengan sebutan Viking Stavanger. Klub ini kini bermarkas di Viking Stadion yang punya kapasitas 15.900 penonton.
Baca Juga: Tokyo Verdy Ungkap Alasan Tertarik Boyong Pratama Arhan
Klub berjuluk The Dark Blues tersebut merupakan salah satu tim yang ikut serta dalam gelaran perdana Liga Norwegia di musim 1937/38.
Sebagai tim paling lama di sana, Viking FK merupakan klub Norwegia paling banyak memainkan pertandingan di level kompetisi teratas Norwegia dibandingkan klub-klub lainnya.
Meski begitu, mereka juga pernah turun kasta ke divisi kedua sebanyak tiga kali yaitu pada musim 1966/67, 1987/88, dan paling baru musim 2018/19.
Prestasi
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Viking FK adalah salah satu klub paling sukses di Norwegia. Mereka mengoleksi 8 gelar juara Liga Norwegia.
Gelar pertama yang mereka raih hadir pada musim 1957, sedangkan gelar liga terakhir yang mereka raih sudah cukup lama yaitu pada tahun 1991.
Berita Terkait
-
Berikut Profil Shayne Pattynama, Calon Pesaing Pratama Arhan di Posisi Bek Kiri Timnas Indonesia
-
Kroasia Ragu Hadapi Timnas Indonesia, PSSI Cari Lawan Lain
-
Media Malaysia Sebut Shayne Pattynama Aset Berharga Timnas Indonesia
-
Begini Kabar Terbaru George Brown, Kakak dari Pemain Persita, Jack Brown
-
Performa Moncer Shayne Pattynama, Calon Pemain Naturalisasi yang Siap Bela Timnas Indonesia
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Here We Go! Calon Pelatih Timnas Indonesia Muncul di Hadapan Publik
-
Comeback Epik Lawan Persik, Souza Anggap Persija Layak Menang
-
Fans Garuda Harus Sabar! PSSI Mulai Seleksi Pelatih Timnas Indonesia Pekan Depan
-
Calon Pelatih Timnas Indonesia Timur Kapadze Salat Jumat di Masjid Istiqlal, Melokal Kenakan Batik
-
Timur Kapadze Gantikan Nova Arianto Latih Timnas Indonesia U-17?
-
Termasuk Timnas Indonesia, RI Kirim 996 Atlet ke SEA Games 2025
-
PSSI Akui Sulit Temukan Pengganti Nova Arianto di Timnas Indonesia U-17
-
Tak Masuk Kode PSSI, Timur Kapadze Batal Jadi Calon Pelatih Timnas Indonesia?
-
Dari Mesut Ozil Kini Timur Kapadze Salat Jumat di Masjid Istiqlal
-
Marc Klok Minta GBLA Penuh: Siap Hadapi Nick Kuipers dan Edo Febriansah