Suara.com - Mengenal lebih jauh sosok Juan Jose Tramutola, seorang pelatih yang masih memegang rekor sebagai pelatih termuda sepanjang sejarah Piala Dunia.
Berbeda dengan kompetisi antar negara lainnya, Piala Dunia memiliki gengsi yang besar bagi seluruh pesertanya sejak digelar pada 1930 silam.
Sejak saat itu, beberapa negara saling sikut untuk memperebutkan trofi Jules Rimet, yang menjadi simbol sebagai negara terbaik di sepak bola setiap empat tahun sekali.
Untuk meraih trofi tersebut, beberapa negara saling berlomba-lomba melahirkan pemain berbakat setiap generasinya.
Tak hanya bermodalkan pemain berbakat, negara-negara yang kerap berpartisipasi di Piala Dunia juga menunjuk pelatih-pelatih terbaik dari berbagai belahan dunia.
Biasanya, para pelatih yang dipilih atau ditunjuk untuk Piala Dunia adalah pelatih senior yang berpengalaman atau memiliki jam terbang mumpuni.
Pengalaman atau jam terbang mumpuni ini identik dengan usia. Sehingga, banyak pelatih berusia tua yang menghiasi panggung Piala Dunia.
Namun faktanya, Piala Dunia tak hanya selalu diisi pelatih tua saja. Ada beberapa pelatih muda yang bahkan pernah menjuarai ajang ini.
Sebut saja Alberto Suppici yang membawa Uruguay menjadi juara Piala Dunia 1930 di usianya yang baru 31 tahun. Belum lagi Mario Zagallo di usia 38 tahun dan Cesar Luis Menotti di usia 39 tahun.
Baca Juga: Pulang ke Persebaya, Marselino Ferdinan Sudah Tak Sabar Berlatih
Namun Alberto Suppici bukanlah pelatih termuda sepanjang sejarah Piala Dunia. Pencapaiannya yang jadi juara Piala Dunia sebagai pelatih di usia 31 tahun masih kalah dengan pencapaian Juan Jose Tramutola.
Juan Jose Tramutola menjadi pelatih termuda sepanjang sejarah Piala Dunia di mana ia menjadi pelatih pada ajang tersebut pada usia 27 tahun 267 hari.
Lantas, siapakah sosok Juan Jose Tramutola tersebut?
Juan Jose Tramutola merupakan seorang pelatih di awal kebangkitan sepak bola Argentina. Ia lahir pada 21 Oktober 1902 di La Plata.
Tak banyak sejarah yang menceritakan sepak terjangnya. Hanya saja, sematan sebagai pelatih di awal kebangkitan sepak bola Argentina begitu melekat dalam dirinya.
Berita Terkait
-
Jika Tanpa Erick Thohir, Timnas Indonesia Tak akan Punya Skuad Semewah Ini?
-
Apa Target Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 2025? Ini Kata PSSI
-
Striker Timnas Indonesia Belum Terima Kenyataan Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026
-
Diperkuat 4 Pemain Diaspora, Ini Skuad Timnas U-17 di Piala Dunia U-17 2025
-
Erick Thohir Bertemu Ultras Garuda, PSSI Didesak Berbenah Usai Tampil Buruk di Kualifikasi PD 2026
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Bek Naturalisasi Malaysia Facundo Garces Pendam Rasa Kecewa
-
Siapa Sangka? Mosquera dan Hincapie Kunci Sukses Arsenal Puncaki Klasemen Liga Inggris
-
Unai Emery Bangga Aston Villa Mampu Bungkam Manchester City
-
Bikin Gaduh Bilang STY Menyesal Soal Eliano Reijnders, Jeje Ungkap Motivasinya
-
Viral Salahkan Eliano Reijnders, Eks Tangan Kanan Shin Tae-yong Beri Klarifikasi
-
Habiskan Rp9 Triliun, Liverpool Babak Belur Usai Alami 4 Kekalahan Beruntun
-
Ditanya Standar Ganda soal Israel dan Rusia, Presiden FIFA Malah Bahas Konflik ASEAN
-
Bak Kapten Tim! Pernyataan Berkelas Jay Idzes Usai Sassuolo Dikalahkan AS Roma
-
Vinicius Jr Buat Ulah di El Clasico, Xabi Alonso: Yang Penting Real Madrid Menang
-
Juventus Krisis: 394 Menit Tak Bisa Cetak Gol, 7 Laga Tanpa Kemenangan