Faktor Geografis
Jika alasan Indonesia bergabung dengan EAFF juga demi mendapatkan atmosfer kompetisi lebih berkualitas seperti didapat Australia dari Asia, maka langkah pindah federasi mungkin tepat.
Asia Timur bukan zona sembarangan karena inilah wilayah Asia yang paling sering masuk putaran final Piala Dunia, selain Asia barat.
Dua negara Asia yang paling sering tampil dalam putaran final Piala Dunia berasal dari Asia Timur, yakni Korea Selatan 11 kali dan Jepang tujuh kali. Masih ada Korea Utara yang pernah dua kali mencapai Piala Dunia dan China satu kali.
Pun di tingkat Piala Asia. Jepang dan Korea Selatan juga dominan. Bersama Iran dan Arab Saudi dari Asia barat, mereka adalah tim-tim yang paling sering menjuarai Piala Asia.
Jepang sudah empat kali menjuarai Piala Asia, Korea Selatan dua kali, sedangkan Saudi dan Iran masing-masing tiga kali.
Demikian juga dalam Asian Games. Tim-tim Asia Timur juga dominan di sini. Myanmar menjadi satu-satunya tim Asia Tenggara yang merebut medali emas sepak bola Asian Games, pada 1966 dan 1970.
Dengan reguler bertanding melawan tim-tim seperti Jepang, Korea Selatan dan China, kualitas timnas Indonesia bisa semakin baik sehingga menjadi bekal bagus dalam menapaki level kompetisi internasional lainnya.
Asia Timur menawarkan atmosfer kompetisi lebih teruji karena sebagian diisi tim-tim berpengalaman tampil di level puncak.
Baca Juga: Bima Sakti Janji Timnas Indonesia Main High Pressing di Piala AFF U-16 2022
Tapi ada aspek-aspek lain yang berpotensi menjadi masalah, salah satunya adalah faktor geografis yang bisa berakhir kepada aspek finansial dan kebugaran pemain.
Ini karena Asia Timur begitu jauh dari Indonesia. Wilayah terdekat Asia Timur seperti Hong Kong dan Taiwan tetap kalah jauh dibandingkan dengan wilayah paling jauh Asia Tenggara di Myanmar.
Dari perspektif geografis, Vietnam malah lebih masuk akal masuk zona Asia Timur. Kenyataannya hampir semua negara yang pindah federasi mempertimbangkan juga kedekatan geografis.
Dan seperti Afrika serta Amerika, negara-negara Asia tak saling berdekatan layaknya di Eropa di mana jarak tak terlalu bermasalah, apalagi benua biru itu memiliki fasilitas lengkap dan tingkat kesejahteraan relatif merata.
Yang pasti, hampir semua benua memiliki federasi regional. Namun keberadaan federasi regional ini tak menjamin bisa memupus ketimpangan kualitas sepak bola antar kawasan di satu benua.
Perkuat Fair Play
Berita Terkait
-
Cerita Patrick Kluivert Nyaris Raih Ballon dOr, Ungguli Maldini hingga Zola
-
Jelang Hadapi Timnas Indonesia, Legenda Arab Saudi Ragu dengan Pelatih Timnya
-
Bos Venezia Bongkar Fakta Lain di Balik Kepindahan Jay Idzes ke Sassuolo
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Pemain Arema FC dan Bali United Dilarang Tampil Komdis PSSI, Kenapa?
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Cerita Patrick Kluivert Nyaris Raih Ballon dOr, Ungguli Maldini hingga Zola
-
Sang Ayah Siapkan Pesta! Isyarat Lamine Yamal Jadi Peraih Ballon dOr 2025?
-
Skandal! Pemenang Ballon dOr 2025 Bocor, Lamine Yamal Kalahkan Dembele?
-
Jelang Hadapi Timnas Indonesia, Legenda Arab Saudi Ragu dengan Pelatih Timnya
-
Bos Venezia Bongkar Fakta Lain di Balik Kepindahan Jay Idzes ke Sassuolo
-
Kongkalikong Gelar Ballon dOr: Skandal 2013 Masih Jadi Misteri
-
Ballon dOr 2025: Dembele atau Vitinha? PSG Bisa Pecah Suara, Lamine Siap Curi Panggung
-
Kylian Mbappe Ungkap Jagoannya di Ballon dOr 2025: Saya Dukung Dia!
-
Badai Petir Bisa Bikin Ousmane Dembele Gagal Raih Ballon dOr 2025?
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun