Suara.com - Timnas futsal Indonesia harus mengakhiri perjuangannya setelah tumbang dari Jepang pada babak perempat final Piala Asia 2022.
Dalam duel yang berlangsung di Saad Al Abdullah Hall, Kuwait City, Selasa (4/1/2022) itu, timnas futsal Indonesia kalah tipis dengan skor 2-3 dari Jepang.
Timnas futsal Indonesia sebetulnya mampu unggul terlebih dahulu pada menit ke-21 lewat gol Samuel Eko. Sayangnya, pada menit ke-33, Indonesia kebobolan dua gol cepat dalam kurun waktu kurang dari satu menit.
Jepang semakin berada di atas angin setelah mampu melesakkan gol ketiganya pada menit ke-39 lewat sepakan kiper Higor Pires yang memanfaatkan gawang kosong timnas Indonesia karena menerapkan power-play.
Pada menit-menit akhir pertandingan, skuad Garuda sempat memperkecil kedudukan lewat gol Dewa Rizky untuk mengubah kedudukan menjadi 2-3.
Dalam waktu sisa tujuh detik, Indonesia sebetulnya mampu mencetak gol penyama kedudukan. Namun dianulir oleh wasit karena waktunya sudah dianggap habis lebih dulu.
Dengan kekalahan ini, anak asuh Mohammed Hashemzadeh gagal melaju ke semifinal Piala Asia Futsal 2022. Namun, pencapaian ini memang sudah menjadi sejarah tersendiri.
Berikut Suara.com menyajikan tiga hal yang menyebabkan kekalahan timnas futsal Indonesia dari Jepang pada perempat final Piala Asia Futsal 2022:
1. Kesalahan Wendy Brian Lindrey
Baca Juga: Jepang vs Timnas Futsal Indonesia, Hashemzadeh: Kami Akan Berjuang Untuk Menang
Setelah timnas futsal Indonesia kebobolan gol mengejutkan dari Sora Kanazawa yang membuat kedudukan berimbang 1-1, Wendy Brian Lindey malah melakukan kesalahan yang fatal.
Pemain bernomor punggung enam ini gagal mengoper bola dengan tepat sehingga jalurnya diintersep oleh pemain Jepang. Soma Mizutani yang kemudian mendapat bola liar sukses menyambarnya.
Sepakan Mizutani terlalu deras dan tak mampu dihalau oleh pemain timnas futsal Indonesia. Gol kedua yang berlangsung kurang dari tempo satu menit sejak gol pertama tadi langsung membuat kedudukan berubah drastis jadi 2-1 untuk keunggulan Jepang.
Kesalahan inilah yang menjadi titik awal kekalahan skuad Garuda. Sebab, mereka tampak kesulitan mencari gol penyama kedudukan hingga pertandingan berakhir.
2. Strategi Power-Play yang Gagal
Selama lima menit terakhir pertandingan tersebut, Mohammed Hashemzadeh menginstruksikan anak asuhnya untuk menerapkan skema power-play.
Berita Terkait
-
Ranking Terbaru Timnas Futsal Indonesia: Tembus 5 Besar Asia, Lampaui Australia hingga Vietnam!
-
Nasib Syauqi Saud: Dipuji Timnas Jepang, Dihujat Pendukung Sendiri
-
Kalah Dramatis, Langkah Timnas Futsal Indonesia di Piala Asia 2022 Terhenti di Perempat Final
-
Update Ranking 10 Besar Futsal Asia, Timnas Futsal Indonesia Naik Satu Peringkat
-
Ranking Timnas Futsal Indonesia Naik Lagi, Kali Ini Geser Australia
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Cerita Patrick Kluivert Nyaris Raih Ballon dOr, Ungguli Maldini hingga Zola
-
Sang Ayah Siapkan Pesta! Isyarat Lamine Yamal Jadi Peraih Ballon dOr 2025?
-
Skandal! Pemenang Ballon dOr 2025 Bocor, Lamine Yamal Kalahkan Dembele?
-
Jelang Hadapi Timnas Indonesia, Legenda Arab Saudi Ragu dengan Pelatih Timnya
-
Bos Venezia Bongkar Fakta Lain di Balik Kepindahan Jay Idzes ke Sassuolo
-
Kongkalikong Gelar Ballon dOr: Skandal 2013 Masih Jadi Misteri
-
Ballon dOr 2025: Dembele atau Vitinha? PSG Bisa Pecah Suara, Lamine Siap Curi Panggung
-
Kylian Mbappe Ungkap Jagoannya di Ballon dOr 2025: Saya Dukung Dia!
-
Badai Petir Bisa Bikin Ousmane Dembele Gagal Raih Ballon dOr 2025?
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun