Suara.com - Moacir Barbosa merupakan salah satu kiper legendaris timnas Brasil. Namun, satu kesalahannya di Piala Dunia 1950 membuat namanya tercoreng dan gagal dibersihkan hingga ajal menjemputnya.
Brasil sendiri didapuk menjadi tuan rumah pada edisi 1950. Brasil menjadi favorit untuk merengkuh trofi, terlebih mereka datang ke turnamen dengan status juara Copa America 1949.
Selecao keluar sebagai juara penyisihan grup bersama Spanyol, Swedia, dan Uruguay. Pertandingan grup akhirnya pun dilangsungkan.
Sebagai informasi, saat itu Piala Dunia tidak menganut format final, tetapi pada akhir laga puncak terjadi mempertemukan Brasil dan Uruguay untuk menentukan juaranya.
Laga penentuan yang berlangsung di Estadio do Maracana pada 16 Juli 1950 itu dipenuhi para suporter tuan rumah. Laga puncak pun berlangsung, dan berawal dengan mudah bagi tuan rumah. Friaca mencetak gol setelah 47 menit dominasi Brasil.
Namun pada menit ke-66 Uruguay menyamakan kedudukan. Bigode dikecoh oleh Alcides Ghiggia di sisi kiri Brasil, yang memberi assist ke Juan Alberto Schiaffino untuk mencetak gol. Skor 1-1.
Kemudian, pada menit ke-79, Ghiggia kembali mengalahkan Bigode, hanya saja kali ini ia melakukan tembakan sendiri. Barbosa, apesnya, salah menebak arah tendangan Ghiggia yang membuat Uruguay berbalik unggul 2-1.
Keunggulan ini tak berubah hingga akhirnya wasit asal Inggris, George Reader, meniup peluit akhir tanda pertandingan berakhir. Brasil pun kalah dan kekalahan itu dikenal sebagai Maracanazo atau "Kiamat di Maracana".
Kekalahan itu pada akhirnya melahirkan Barbosa sebagai kambing hitam. Hukumannya memang bukan penjara, tapi dia dikucilkan oleh negaranya dan rakyatnya sendiri, Barbosa dianggap aib, dan banyak orang menjauhinya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Teknologi SAOT dan Cara Kerjanya di Piala Dunia 2022 Qatar
Saat Piala Dunia 1994, misalnya, pelatih Brasil saat itu Mario Zagallo melarang Barbosa bertemu dengan para pemain karena khawatir akan menularkan nasib buruk.
Bahkan ada rumor yang menyebut bahwa para pelatih Brasil enggan menggunakan jasa kiper kulit hitam sejak insiden Barbosa hingga Nelson Dida dipanggil pada 1999.
Hukuman atau sanksi sosial atas wujud menjadi kambing hitam kegagalan Brasil di Piala Dunia 1950 terjadi seumur hidup Moacir Barbosa hingga akhirnya meninggal pada 7 April 2000 akibat serangan jantung.
"Hukuman maksimal di Brasil adalah 30 tahun penjara. Tapi, saya telah membayar, untuk sesuatu yang bahkan saya tidak bertanggung jawab, sekarang (saya sudah dihukum selama) 50 tahun," kata Barbosa jelang kematiannya, dilansir The Versed.
[Aditia Rizki]
Berita Terkait
-
Jagokan Belanda di Piala Dunia 2022, Ezra Walian: Harus Menang
-
Tinggalkan Kamp Timnas Prancis, Karim Benzema Tulis Pesan Mengharukan
-
Prediksi Amerika Serikat vs Wales di Grup B Piala Dunia 2022: Skor, Head to Head, Susunan Pemain
-
Segera Kick-off, Link Live Streaming Inggris vs Iran di Piala Dunia 2022 Malam Ini
-
Uruguay Vs Korea Selatan, Sergio Rochet Siap Redam Gempuran Son Heung-min Cs di Piala Dunia 2022
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Persiapan Serius, Brasil Jalani Dua Sesi Latihan Jelang Hadapi Timnas Indonesia U-17
-
Timnas Indonesia U-23 Hadapi Mali dalam Laga Uji Coba
-
Bertemu Pengamat Sepak Bola Tanah Air, Timur Kapadze Siap Latih Timnas Indonesia
-
Justin Hubner Menghilang, Timnas Indonesia Bawa 5 Naturalisasi Lawan Mali
-
Wonderkid FC Utrecht Ingin Bantu Sepak Bola Indonesia, Bisa Bela Timnas Garuda
-
Timnas Indonesia U-23 Lawan Mali, Ivar Jenner Hingga Rafael Struick Dapat Panggilan
-
Thibaut Courtois Simpan Dendam ke Klub Inggris? Ini Cerita di Baliknya
-
Dean James Tampil Penuh, Go Ahead Eagles Malah Dihajar RB Salzburg
-
Adam Alis: Lapor Ketua, Perjuangan di Malaysia Tidak Sia-sia
-
Jurgen Klopp Masuk Radar Barcelona, Hansi Flick Disebut Siap Angkat Kaki