Suara.com - Pelatih Bayer Leverkusen Xabi Alonso merasa tersanjung bisa beradu taktik dengan Gian Piero Gasperini, pelatih Atalanta yang lebih senior. Sebagai pelatih yang lebih muda, Alonso yang kini berusia 42 tahun mengaku sangat menghormati Gasperini yang berusia 66 tahun.
Di musim ini, Bayer Leverkusen bersinar di bawah komando Xabi Alonso. Pertama kali menukangi tim senior, pelatih asal Spanyol itu sukses membawa Die Werkself menjuarai Bundesliga dengan catatan mentereng, yaitu tidak terkalahkan.
Sementara Gasperini yang menukangi Atalanta sejak 2016, belum pernah memenangi gelar bersama La Dea. Namun ia berhasil membawa timnya tiga kali tampil di final Coppa Italia dan kini final Liga Europa.
Secara prestasi, Gasperini mungkin kalah dari Alonso. Namun ia tetap dikenal sebagai pelatih jenius dan kaya pengalaman.
“Ini akan menjadi pertama kalinya saya memiliki kesempatan bertemu Gasperini dan ini adalah suatu kehormatan," kata Alonso.
"Mereka memiliki pelatih hebat dan pemain hebat seperti Gianluca Scamacca dan Charles De Ketelaere."
"Merupakan suatu kehormatan bagi saya bisa bermain melawan tim seperti itu, tim yang hebat."
Alonso dan Gasperini sama-sama dikenal sebagai pelatih yang gemar bermain dengan formasi 3-4-3. Dengan sistem yang memberi ruang bagi sebuah tim lebih fleksibel dalam mengubah pola dan strategi itu, pertandingan diprediksi bakal berlangsung menarik.
"Dengan sistem ini, kami bisa fleksibel, kami bisa berubah, tapi yang terpenting adalah kualitas para pemain, cara mereka membaca situasi," jelas Alonso.
Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Final Liga Europa Atalanta vs Bayer Leverkusen, Live di TV Apa?
"Di Atalanta, mereka melakukan hal-hal istimewa dan ketika Anda menonton Atalanta Anda belajar banyak hal dan dari situ kami mencoba mempersiapkannya. Tapi sistemnya hanyalah sebuah gambar dan permainannya adalah sebuah film,” sambungnya dikutip laman resmi UEFA, Rabu (22/5/2024).
"Dalam lima tahun terakhir, Atalanta selalu mengembangkan ide-ide mereka. Mereka tahu apa yang mereka inginkan dan sukses di Italia dan Eropa. Namun kami telah menjalani banyak pertandingan di Jerman melawan tim-tim yang bermain serupa. Taktik, kecerdasan dan mentalitas akan dibutuhkan besok.”
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Pelatih Belanda Bahas Potensi Kepindahan Ivar Jenner ke Tim Super League
-
Manchester United Tak Mau Panik Belanja Pemain Usai Badai Cedera Bruno Fernandes
-
Madura United Targetkan Poin Penuh Lawan Arema FC Tanpa Dalberto di Stadion Kanjuruhan Malang
-
Aturan Berat Badan Pep Guardiola Jelang Laga Manchester City Lawan Nottingham Forest di Liga Inggris
-
Comeback Manis Espanyol di San Mames Bungkam Athletic Bilbao
-
Bernardo Tavares Resmi Latih Persebaya Surabaya di Super League 2025
-
Hasil Fulham vs Nottingham Forest: Eksekusi Penalti Raul Jimenez Bawa Kemenangan Tipis
-
Napoli Juara Piala Super Italia Usai Tekuk Bologna Dua Gol Tanpa Balas di Riyadh
-
Update Ranking FIFA Timnas Indonesia Setelah Gagal Total di Tahun 2025
-
Hasil dan Klasemen BRI Super League Usai Persija Kalah Kontroversial dari Semen Padang