Suara.com - Indonesia memiliki banyak pahlawan di dunia sepak bola, tetapi sedikit yang mendapatkan pengakuan global seperti Andi Ramang.
Legenda sepak bola kelahiran Sulawesi Selatan ini telah meninggalkan jejak yang begitu dalam, tidak hanya di tanah air, tetapi juga di kancah internasional, hingga FIFA pun turut mengakui kehebatannya.
Andi Ramang lahir pada 24 April 1924 dan meninggal pada 26 September 1987. Sepanjang karier sepak bolanya, ia dikenal sebagai striker yang tangguh dan setia pada klub PSM Makassar.
Ramang membela tim berjuluk Juku Eja ini dalam dua periode, yaitu pada 1947-1960 dan 1962-1968. Namanya begitu melekat dengan PSM, bahkan klub ini dijuluki "Pasukan Ramang" sebagai penghormatan atas kontribusinya yang luar biasa.
Pengakuan dari FIFA
Kehebatan Andi Ramang diakui FIFA, terutama saat ia memperkuat tim nasional Indonesia di ajang Olimpiade Melbourne 1956.
Momen ini merupakan puncak kejayaan Timnas Indonesia di level internasional setelah menjadi negara Asia pertama yang berpartisipasi dalam Piala Dunia 1938, meskipun saat itu masih menggunakan nama Hindia Belanda.
Di Olimpiade 1956, Indonesia tampil sebagai negara merdeka, membawa bendera Merah Putih dengan bangga.
Pertandingan Legendaris Melawan Uni Soviet
Baca Juga: DPR Setujui Pemberian Stasus WNI, Eliano Reijnders dan Mees Hilgers Jalani Sumpah Minggu Depan?
Dalam pertandingan perempat final Olimpiade 1956, Indonesia bertemu dengan Uni Soviet, tim kuat yang diperkuat kiper legendaris Lev Yashin.
Pada pertandingan inilah nama Andi Ramang semakin dikenal. FIFA dalam artikelnya mengulas betapa Ramang, meski bertubuh kecil, mampu memporak-porandakan pertahanan Uni Soviet yang dipimpin Yashin.
Salah satu momen yang dikenang adalah ketika Ramang hampir mencetak gol pada menit ke-84, memaksa Yashin melakukan penyelamatan gemilang.
Bahkan, dalam pertandingan ulangan, pelatih Uni Soviet, Gavril Kachalin, memberi instruksi khusus kepada Igor Netto, salah satu playmaker terbaik Uni Soviet, untuk fokus meredam pergerakan Ramang.
Meskipun pada akhirnya Indonesia kalah dengan skor 4-0, penampilan heroik Ramang bersama timnas Indonesia tetap dikenang sebagai salah satu hasil paling mengejutkan dalam sejarah Olimpiade.
Kontributor : Imadudin Robani Adam
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
3 Laga Timnas Indonesia U-22 Tanpa Menang, Indra Sjafri Ogah Disamakan dengan Gerald Vanenburg
-
Timnas Indonesia U-22 Takluk 0-3 dari Mali: Indra Sjafri Banyak PR Jelang SEA Games 2025
-
Toni Kroos Tegas: Arda Guler Bukan Penerus Saya di Real Madrid
-
Lamine Yamal Desak Barcelona dan Spanyol Berdamai Demi Laga Melawan Lionel Messi
-
Badai Cedera Hantam Chelsea! Enzo Maresca Pusing Berat
-
Giovanni van der Poel, Pemain Keturunan Indonesia Junior Dean James di Go Ahead
-
Timnas U-22 Indonesia Tertinggal 0-2 dari Mali, Banyak Peluang Nihil Gol
-
Disingkirkan Amorim, Masa Depan Kobbie Mainoo di Manchester United Kian Suram
-
Charly van Oosterhout, Wonderkid Ajax Keturunan Indonesia: Kakek Lahir di Sorong
-
Norwegia Hampir Pasti ke Piala Dunia 2026, Erling Haaland Menggila di Ruang Ganti