Di era 1920 sampai 1940, muncul turnamen-turnamen sepak bola antara sekolah di seluruh Jepang. Dari kompetisi antar wilayah, kemudian menjadi turnamen nasional---seperti Piala Soeratin di Indonesia.
Pada era yang sama, tim sepak bola juga berkembang di tingkat universitas. Kompetisi sepak bola antar kampus pun jadi trend dan menjadi tempat pencarian bibit muda sepak bola Jepang.
Bahkan perkembangan turnamen sepak bola antar kampus di Jepang membuat tim dari negara tetangga Korsel ikut berpartisipasi. Pada 1935, tim bernama Hansong atau yang dikenal All Keijo menjadi tim sepak bola Korsel yang ikut bermain di Jepang.
Kehadiran tim Korea itu rupanya memicu perdebatan di Jepang. Uniknya, saat tim nasional Jepang lolos ke Olimpiade 1936 di Berlin, dua pemain dari Korea memperkuat tim Samurai Biru itu.
Salah satu pemain itu ialah Kim Yong-sik. Pemain kelahiran Seoul ini membela Jepang di 3 laga dan mencetak 1 gol.
Di Olimpiade 1936 Berlin, Jepang sempat jadi sensasi karena sukses mengalahkan wakil Eropa Swedia dengan skor 3-2. Bagi orang Jepang, momen ini mereka kenal dengan sebutan, 'Keajaiban Berlin'.
Sepak Bola Jepang Pasca Perang Pasifik
Pasca perang Pasifik 1945, sepak bola di Jepang sempat diupayakan untuk dilarang oleh pemerintah. Cap sebagai budaya barat jadi alasannya.
Pemerintah dan militer Jepang menginginkan para pemuda giat berlatih olahraga beladiri. Baru pada 1950, sepak bola Jepang kembal bergeliat.
Baca Juga: Daftar Peraih AFC Annual Awards 2023: PSSI dan Timnas Indonesia Tanpa Penghargaan!
Sejumlah turnamen level nasional pun mulai diadakan, salah satu Piala Kaisar. Namun menurut hasil penelitian John Horne dan Derek Bleakley, selama 40 tahun kemudian sepak bola di Jepang masih bersifat amatir.
Baru setelah perusahaan-perusahaan jadi penyokong, sepak bola Jepang lambat laun mencoba untuk jadi semiprofesional.
Pada 1954, Tokyo Kogyo menjadi tim sepak bola perusahaan pertama yang berdiri di Jepang. 4 tahun kemudian berdiri Yawata Steel. Tahun 1960, Furukawa Electric jadi tim perusahaan pertama yang meraih trofi Piala Kaisar.
Saat Indonesia diguncang dengan huru hara 1965, di Jepang mulai diadakan Liga Sepak Bola Jepang atau JSL. Liga ini mempertemukan tim-tim dari perusahaan.
JSL mulai menarik perhatian publik Jepang pada sepak bola. Data pada 1968 menunjukan pertandingan JSL rata-rata ditonton 7.491 penonton per pertandingan. Angka ini tinggi karena di tahun yang sama Jepang sukses meraih medali perunggu di Olimpiade Meksiko.
Namun saat itu Jepang belum sangat populer, apalagi sejumlah media Jepang masih memandang sebelah mata olahraga ini. Laporan Japan Times yang publish 6 November 2001 menyebutkan JSL bisa diangga kompetisi sukses.
Berita Terkait
-
Daftar Peraih AFC Annual Awards 2023: PSSI dan Timnas Indonesia Tanpa Penghargaan!
-
Serang Timnas Indonesia U-17, Ada Dendam India 62 Tahun Lalu
-
Shin Tae-yong 'Tampar' Pemain Timnas Indonesia Jelang Lawan Jepang, Kenapa?
-
3 Pemain Lokal Timnas Indonesia yang Layak Dapat Kesempatan Tampil Lawan Jepang dan Arab Saudi
-
Perbandingan Prestasi Herve Renard vs Shin Tae-yong: STY Tak Melulu Superior, Kalah Level di Timnas
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Hokky Caraka Cetak Gol Salto saat Persita Tangerang Hajar Persik Kediri 3-0
-
Bursa Transfer Memanas: 5 Bintang Abroad Timnas Indonesia yang Berpeluang Ganti Klub Baru
-
Media Belanda: Bukan Van Bronckhorst, John Herdman Calon Tunggal Pelatih Timnas Indonesia
-
Mikel Arteta Ajak Arsenal Nikmati Setiap Kemenangan usai Kembali ke Puncak Liga Inggris
-
AFC Nations League Resmi Diluncurkan, Timnas Indonesia Siap Hadapi Kompetisi Baru Asia
-
Drawing Piala AFF 2026 di Jakarta, Misi Timnas Indonesia Raih Juara
-
AFC Rancang Nations League, Jadwal Timnas Indonesia Bakal Super Padat
-
Gelandang Man City Keturunan Indonesia Semringah Bisa Cetak Gol di Kandang
-
Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
-
Kata-kata Emil Audero Usai Tampil Heroik di Laga Lazio vs Cremonese