Suara.com - Belum rampungnya proses naturalisasi Kevin Diks membuat Timnas Indonesia dalam bahaya besar saat menghadapi Jepang dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sebagaimana diketahui, proses naturalisasi Kevin Diks dipastikan tak akan selesai dalam waktu dekat dan kemungkinan ia baru bisa melakoni debutnya pada Maret 2025 mendatang.
Kepastian ini disampaikan oleh PSSI menyusul proses naturalisasinya yang berjalan lambat karena adanya transisi pemerintahan.
Karena proses yang lambat tersebut, bek berusia 28 tahun itu dipastikan tak akan tampil saat melawan Jepang dan Arab Saudi.
Kepastian ini pun juga didapat dari 27 nama yang dipanggil oleh Shin Tae-yong. Dari 27 nama yang dipanggil, tak ada nama bek FC Copenhagen itu.
Dengan absennya Kevin Diks yang belum resmi menjadi WNI, Timnas Indonesia berada dalam bahaya jelang melawan Jepang dan Arab Saudi.
Kendati pos bek Timnas Indonesia diberkahi banyak pemain hebat, tetap saja Kevin Diks punya nilai lebih yang bisa menambah kekuatan skuad Garuda.
Kira-kira, apa kekuatan yang didapat dengan kehadiran Kevin Diks? Mengapa ketidakhadirannya menjadi sinyal bahaya bagi Timnas Indonesia saat menjamu Jepang dan Arab Saudi?
Kehilangan Bek Agresif?
Timnas Indonesia memiliki barisan bek tangguh yang andal dalam membaca bola. Namun, skuad Garuda tak memiliki bek yang agresif seperti Kevin Diks.
Hampir seluruh bek Timnas Indonesia, baik lokal maupun keturunan, adalah tipikal bek yang lebih gemar membaca arah bola dan menunggu lawan saat bertahan.
Memang masih ada sosok Justin Hubner yang terkenal agresif. Tapi, agresivitas bek berusia 21 tahun itu kerap berbuah kartu atau pelanggaran.
Hal ini berbeda dengan Kevin Diks yang andal dalam membaca arah bola, pergerakan lawan, dan memiliki agresivitas.
Sebagai bukti, di musim ini Kevin Diks punya catatan rata-rata memenangkan 4,4 duel per laga, dengan rincian 3,3 duel di lapangan dan 1,1 duel di udara.
Catatan itu unggul atas Jay Idzes yang memenangkan rata-rata 3,9 duel per laga dan Mees Hilger yang memenangkan rata-rata 3,3 duel per laga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Tekanan Memuncak! Xabi Alonso Diberi Kesempatan Terakhir, Kalah Lagi Bakal Dipecat
-
Kekalahan Garuda Muda di SEA Games 2025, Greg Nwokolo Persoalkan Peran Ganda Indra Sjafri
-
Pemain Naturalisasi Ini Kritik Indra Sjafri, Kenapa?
-
Menanti Keajaiban Indra Sjafri, Mampukah Indonesia U-22 Cetak Tiga Gol Tanpa Balas Lawan Myanmar?
-
Target Kevin Diks Bersama Timnas Indonesia Usai Gagal ke Piala Dunia 2026
-
Peluang Timnas Indonesia U-22 Lolos ke Semifinal SEA Games 2025 Tetap Berat, Kenapa?
-
Dion Markx Lupakan Tampil Bapuk Lawan Filipina, Kini Fokus Lawan Myanmar Malam Ini
-
Tolak Timnas Indonesia, John Heitinga Masuk Bursa Transfer Pengganti Arne Slot di Liverpool
-
Jelang Timnas Indonesia vs Myanmar, Dion Markx: Kami Tak Melihat Hal Negatif
-
Respons Kevin Diks usai Timnas Indonesia 'Berantakan' Ditinggal Shin Tae-yong