Suara.com - Berikut lima kekurangan Shin Tae-yong selama melatih Timnas Indonesia sehingga membuatnya dipecat dari kursi kepelatihan.
PSSI melalui Ketua Umum-nya, Erick Thohir, mengambil keputusan besar untuk melengserkan Shin Tae-yong dari jabatannya sebagai pelatih kepala.
Keputusan itu disampaikan oleh Erick Thohir saat mengadakan konferensi pers mengenai rencana baru perkembangan Timnas Indonesia, Senin (6/1) siang WIB.
"Pak Sumardji sudah ketemu Coach STY tadi pagi dan coach STY sudah menerima surat menyuratnya, nanti ada proses yang berikutnya mengenai hubungan kita yang sudah berakhir,”kata Erick Thohir.
(https://amp.suara.com/bola/2025/01/06/122823/detik-detik-shin-tae-yong-dipecat-erick-thohir)
Saat ditanyai awak media, pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu membeberkan beberapa alasan di balik keputusan tersebut.
Erick Thohir menyoroti tiga aspek di balik keputusan itu, yakni strategi yang disepakati pemain, komunikasi, serta implementasi program untuk Timnas Indonesia.
Namun publik meyakini ada beberapa dosa yang dilakukan pelatih asal Korea Selatan itu hingga PSSI memecatnya sebelum kontraknya habis pada 2027 mendatang.
Lantas, apa saja dosa yang dilakukan Shin Tae-yong dan membuat dirinya dipecat dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia? Berikut ulasannya.
Baca Juga: Marc Klok Soal STY Dipecat: Ada Sukses, Ada Tidak Sukses
1. Komunikasi/Bahasa
Masalah komunikasi atau masalah bahasa menjadi dosa Shin Tae-yong paling besar selama lima tahun melatih Timnas Indonesia.
Masalah ini kerap menjadi sorotan karena Shin Tae-yong menggunakan dua penerjemah, yakni penerjemah bahasa Indonesia dan penerjemah bahasa Inggris.
Karena masalah bahasa dan komunikasi ini, Shin Tae-yong dianggap tak maksimal dalam menyampaikan taktiknya, meski dirinya memiliki dua penerjemah.
2. Hasil Minor Kontra Bahrain dan China
Salah satu dosa Shin Tae-yong yang sulit dilupakan publik adalah mengenai hasil minor saat melawan Bahrain dan China pada Oktober 2024 di lanjutan grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sebelum dua pertandingan tersebut, Timnas Indonesia percaya diri bisa menang. Alih-alih menang, skuad Garuda justru ditahan imbang Bahrain lewat gol menit akhir.
Kemudian Shin Tae-yong pun makin dicecar karena bereksperimen di laga kontra China, sehingga Timnas Indonesia harus menelan kekalahan dengan skor 1-2.
3. Manajemen Pemain
Sebagai pelatih, Shin Tae-yong diwajibkan bisa memaksimalkan pemain yang dimilikinya. Hanya saja, belakangan eks pelatih Timnas Korea Selatan ini dianggap melakukan blunder dalam pemilihan pemain.
Sebagai contoh adalah masalah Eliano Reijnders, di mana PSSI yang mengebut proses naturalisasinya, justru tak dilirik dan diasingkan oleh Shin Tae-yong dalam beberapa laga terakhir.
Contoh lainnya ada pada masalah Elkan Baggott. Alih-alih merampungkan masalah itu, Shin Tae-yong justru mengabaikan bek berusia 22 tahun itu sejak Juni 2024.
4. Kegagalan di Piala AFF 2024
Banyak yang menilai kegagalan di Piala AFF 2024 tak bisa begitu saja dibebankan kepada Shin Tae-yong, karena skuad yang digunakan mayoritas adalah pemain U-22.
Namun, keputusan menggunakan pemain U-22 itu disebut-sebut merupakan kesepakatan antara PSSI dan Shin Tae-yong karena sebagai proyeksi untuk SEA Games 2025.
Masalah ini kian pelik dengan komentar Shin Tae-yong yang menyebut bahwa dirinya bisa menjadi juara andai bisa menurunkan pemain senior pasca disingkirkan oleh Filipina.
5. Masalah Taktik
Meski mampu mengangkat prestasi Timnas Indonesia, Shin Tae-yong masih mendapat kritikan keras soal taktik-taktik yang diterapkannya.
Salah satunya adalah permainan bertahan yang terus-menerus ditampilkan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia.
Selain itu, Shin Tae-yong juga dianggap tak mampu membuat lini serang Timnas Indonesia menjadi tajam, kendati dirinya sudah mendatangkan pelatih striker.
(Felix Indra Jaya)
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Luis de la Fuente Semringah dengan Kemenangan Telak Spanyol atas Turki
-
Pemain Keturunan Rp86,91 Miliar Bikin Persaingan Bek Tengah Timnas Indonesia Semakin Ketat
-
Gareth Bale 'Comeback', Siap Kembali Merumput di Korea Selatan
-
Market Value Timnas Indonesia Tembus Rp519 Miliar, Lewati Arab Saudi hingga Qatar Jelang Putaran 4
-
Timnas Indonesia Diuntungkan Imbas Qatar Diserang Israel?
-
Sebanyak 2.000 Personel akan Amankan Laga Persib Bandung vs Persebaya
-
Media Vietnam Sebut Peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia Tergantung pada Ole Romeny
-
Profil Women Torres Calcio, Klub Baru Estella Loupatty di Italia
-
Persiapan Bagus, Julio Cesar Siap Hadapi Persebaya
-
PSSI Akan Gelar Piala Presiden Diikuti 64 Peserta Tahun Depan