Suara.com - Patrick Kluivert dalam kepemimpinannya di Timnas Indonesia mengaku terbuka dengan masukan yang diberikan asisten pelatih dan pemain. Ia tak mau menjadi diktator yang anti kritik.
Patrick Kluivert resmi menukangi Timnas Indonesia selama dua tahun dengan opsi perpanjangan dua tahun lagi.
Sebagai juru formasi anyar, tentu ada metode berbeda yang dilakukan lelaki asa Belanda itu dalam meramu tim.
Bisa saja racikan Patrick Kluivert jauh berbeda dari pelatih Timnas Indonesia sebelumnya, Shin Tae-yong. Ia mengaku bakal terbuka menerima masukan sebelum membuat keputusan.
"Saya seorang pemimpin yang berpikiran terbuka. Saya memperbolehkan semuanya di staf pelatih saya untuk menjelaskan visinya, dan kemudian saya mengambil keputusan apa yang terjadi," papar Kluivert.
"Saya tahu apa yang saya inginkan, tapi saya tidak (kaku) dan saya orang yang santai. Saya harus mendengarkan asisten saya, tetapi juga para pemain."
"Anda harus mendengarkan hal-hal yang mereka suka, dan kemudian Anda dapat membangun strategi spefisik, ke arah mana Anda pergi," jelasnya.
Sebelumnya sempat ramai di sosial media, pelatih Shin Tae-yong ogah menerima masukan dari para pemain.
Komunikasi yang kurang baik serta dinamika kepemimpinan disebut menjadi salah satu alasan PSSI memberhentikannya.
Bahkan, salah satu pemain naturalisasi Marc Klok menyebut Patrick Kluivert sebagai diktator.
Meski pada akhir penggawa Persib Bandung itu klarifikasi bahwa ada perbedaan terjemahan ketika dirinya diwawancara media Belanda.
Patrick Kluivert mengatakan dirinya menyukai sepak bola menyerang. Hal inilah yang akan menjadi dasar taktik terbaru Timnas Indonesia.
"Saya punya filosofi memainkan sepak bola ofensif dengan sepak bola yang terorganisir. Saya cenderung fokus pada penguasaan bola dan juga mendominasi permainan. Jadi itulah yang ingin saya coba terapkan di tim yang hebat ini," tambahnya.
"Saya juga familiar dengan semua sistem dan saya akan memeriksa sistem terbaik yang cocok untuk tim ini. Tapi Anda benar, saya suka dengan sistem empat bek. Tapi itu tergantung juga dengan yang cocok dan terbaik untuk tim," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Kabar Sial untuk Jay Idzes Jelang Lawan Arab Saudi dan Irak, Sabar Yah Bang...
-
Alasan Andre Onana Ditendang Manchester United, Masuk Akal Sih
-
Perbandingan Nilai Miliano Jonathans vs Mauro Zijlstra Debut Timnas Indonesia, Layak Dipakai Lagi?
-
Pantas Dipecat? Evaluasi Gerald Vanenburg vs Shin Tae-yong dan Indra Sjafri Urus Timnas U-23
-
Kata-kata Nasihat Teman Shin Tae-yong untuk Gerald Vanenburg: Saya Yakin...
-
Peta Kekuatan Irak Berubah Jelang Lawan Timnas Indonesia, Apa Saja yang Lebih Baik?
-
Luis de la Fuente Semringah dengan Kemenangan Telak Spanyol atas Turki
-
Pemain Keturunan Rp86,91 Miliar Bikin Persaingan Bek Tengah Timnas Indonesia Semakin Ketat
-
Gareth Bale 'Comeback', Siap Kembali Merumput di Korea Selatan
-
Market Value Timnas Indonesia Tembus Rp519 Miliar, Lewati Arab Saudi hingga Qatar Jelang Putaran 4