Suara.com - Legenda Ajax Amsterdam, Simon Tahamata, diam-diam masih menyimpan koper baja milik tantara KNIL atau Kerajaan Hindia Belanda sebagai simbol perjuangan leluhurnya.
Hal tersebut diungkapkan pria berdarah Maluku tersebut kala diwawancarai oleh media Belanda, AD.nl, beberapa tahun silam.
Dalam wawancara itu, Simon Tahamata menceritakan kisah keluarganya, yakni sang ayah, yang dulunya adalah tantara KNIL di Indonesia.
“Ayah saya, Lambert, adalah tantara KNIL. Pria yang sangat kaku. Ibu saya wanita yang sangat manis. Kami adalah 12 bersaudara,” kenang Simon Tahamata.
Pria yang kini berussia 68 tahun itu mengaku tak pernah mendapatkan cerita dari orang tuanya soal Maluku yang menjadi tanah leluhurnya.
Pasalnya, kedua orang tuanya memilih fokus membangun kehidupan di Belanda, usai mantan tantara KNIL diungsikan pada tahun 1950 an.
Meski fokus dengan kedua orang tuanya fokus dengan kehidupan di Belanda, Simon Tahamata mengaku bahwa keluarganya selalu memikirkan Maluku Selatan.
Karena perjuangan orang tuanya, terutama sang ayah, pasca diungsikan, Simon Tahamata mengaku bahwa dirinya masih menyimpan koper baja sang ayah beserta isinya hingga saat ini.
“Ayah saya punya koper baja hijau. Dengan seragamnya dan detailnya di dalamnya. Koper itu selalu siap, siap untuk pergi,” lanjut Simon Tahamata.
Baca Juga: Patrick Kluivert Makin Senyum, Lemparan Pratama Arhan Bawa Korban Lagi
Bagi Simon Tahamata, koper baja milik sang ayah itu merupakan simbol dari sejarah keluarganya yang asli Maluku, meski kini dirinya dan keluarganya menetap di Belanda.
“Koper ayah saya sekarang di loteng saudari saya. Sebuah simbol tentang sejarah kami, yang mana kami tak boleh melupakannya,” tambahnya.
Sekadar informasi, Simon Tahamata menjadi salah satu pesepak bola keturunan Indonesia yang mendukung gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Dukungan yang diberikannya untuk RMS tak lepas dari latar belakang keluarganya dan perjuangan rakyat Maluku saat menagih janji kemerdekaan dari Kerajaan Belanda pada 1977 lalu.
Pada tahun tersebut, Simon Tahamata yang telah berusia 19 tahun melihat langsung perjuangan rakyat Maluku yang menagih janji kemerdekaan ke Kerajaan Belanda dengan membajak kereta api.
Sayangnya, dukugan Simon Tahamata terhadap gerakan RMS ini bisa saja menjadi masalah di kemudian hari, terutama saat dirinya ditunjuk sebagai Direktur Teknik Timnas Indonesia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
5 Fakta Kemenangan Chelsea atas Liverpool: Gol Ajaib, Rekor Baru, dan Krisis The Reds
-
Insiden Horor di Bundesliga! Grimaldo Tumbang Usai Benturan dengan Rekan Setim
-
Minus Emil Audero, Cremonese Dilumat Inter: Lautaro Martinez Cetak 158 Gol
-
Hasil Premier League: Chelsea Perpanjang Rekor Buruk Liverpool
-
Arsenal Gebuk West Ham! Bukayo Saka Cetak Sejarah, Lampaui Harry Kane dan Haaland
-
7 Fakta Kemenangan Manchester United atas Sunderland: 11 Tahun Tanpa Kekalahan
-
Pascal Struijk Pemain Keturunan Indonesia Berbandrol Rp312 M Dibidik Tottenham
-
Kabar Buruk Irak Jelang Lawan Timnas Indonesia, Ayman Hussein Cedera Hamstring
-
3 Pemain Andalan Merapat, Herve Renard Semringah Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Timnas Indonesia Krisis Kiper, Arab Saudi Bakal Digawangi Rekan Cristiano Ronaldo