Suara.com - Thom Haye berencana untuk mengikuti jejak Sandy Walsh bermain di Liga Jepang. Lantas, apa saja kerugian buat Timnas Indonesia jika para pemain naturalisasi bermigrasi ke Negeri Sakura?
Pada pembicaraan antara Sandy Walsh dan Thom Haye di kanal YouTube milik Haye, The Haye Way, Sabtu (8/3), Prof Haye—julukan Thom— mengaku punya impian kecil bermain di Jepang.
Kebetulan di segmen podcast saat itu sedang membahas kepindahan Sandy Walsh dari KV Mechelen ke Yokohama F Marinos.
Keinginan Thom bisa saja cepat terjadi karena kontraknya bersama Almere City akan habis Juni 2025 dan tim-tim Liga Jepang bisa melakukan transfer tengah musim.
Namun, ada beberapa kerugian andai para pemain naturalisasi migrasi ke Liga Jepang.
1. Potensi Menurunnya Level Kompetisi
Liga Jepang (J1 League) memang salah satu liga terbaik di Asia, tetapi secara kualitas masih berada di bawah liga-liga top Eropa, terutama dari segi intensitas, fisik, dan taktik.
Jika pemain naturalisasi Indonesia yang sebelumnya bermain di Eropa memutuskan pindah ke Jepang, ada beberapa potensi dampak negatif seperti menurunnya tantangan kompetitif.
Bermain di Eropa, terutama di liga seperti Eredivisie atau Liga Belgia, memberikan pemain kesempatan menghadapi lawan dengan kualitas individu lebih tinggi, taktik lebih kompleks, dan atmosfer pertandingan yang lebih kompetitif.
Jika mereka pindah ke Jepang, level tantangan ini bisa berkurang, yang dalam jangka panjang bisa membuat perkembangan mereka stagnan atau bahkan menurun.
2. Performa Bisa Menurun
Pemain yang terbiasa menghadapi lawan berkualitas tinggi di Eropa akan lebih siap saat bermain untuk Timnas. Namun, jika mereka turun level ke Liga Jepang, mereka mungkin tidak lagi terbiasa dengan permainan yang lebih cepat, fisik, dan penuh tekanan seperti di Eropa.
Hal ini bisa berdampak pada perkembangan individu mereka dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas permainan Timnas Indonesia.
Padahal pada faktanya, performa para pemain yang mentas di Eropa ini terbukti mampu mengangkat penampilan Timnas Indonesia belakangan.
3. Berkurangnya Role Model di Timnas Indonesia
Berita Terkait
-
Keputusan Aneh Patrick Kluivert Panggil 4 Pemain Minim Menit Bermain Ini
-
Septian Bagaskara: Pengagum Robert Lewandowski dan Jebolan Man United
-
FC Twente Menang, Pelatih Mencak-mencak: Mees Hilgers Cs Ceroboh
-
Lakoni Laga ke-100, Mees Hilgers Hampir Tebus Dosa di Eropa
-
Jay Idzes: Kata Pelatih Saya Kapten dan Saya Senang
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Tim Dean James Keok dari Lyon Lewat Laga Super Seru di Liga Europa
-
Perpanjangan Kontrak, Eric Garcia Tegaskan Ingin Pensiun di Barcelona
-
AS Roma Kandaskan Celtic 3-0 di Liga Europa 2025/26, Evan Ferguson Gacor
-
Tak Diperkuat Calvin Verdonk, Lille Kalah 0-1 dari Klub Swiss Young Boys
-
Juventus Menang Beruntung! Fabio Capello Sebut Penampilan I Bianconeri Memalukan
-
Eks Pemain Bengal Manchester City Dibui 18 Bulan Gara-gara Unggahan di Medsos
-
Buah Manis Erling Haaland, Pilih Jadi "Anak Durhaka" dan Lawan Keinginan Sang Ayah
-
Barcelona Buru Tanda Tangan Pemain 17 Tahun, Punya Kemiripan dengan Lionel Messi
-
Bantah Ocehan Arya Sinulingga, Asnawi Mangkualam Ngamuk: Jangan Asal Ngomong!
-
Marc Cucurella Kerja Keras Bagai Kuda, Lakoni 5000 Menit Pertandingan, Enzo Mareca Kejam?