Kondisi ini membuat duel Indonesia kontra China di SUGBK menjadi laga yang sarat tekanan, baik bagi tim maupun pelatih.
Branko Ivankovic berada di ujung tanduk, sementara Patrick Kluivert juga harus membuktikan bahwa ia bisa membawa Timnas Indonesia terus melaju di level tertinggi Asia.
Secara statistik, performa Ivankovic bersama China jauh dari kata meyakinkan. Kekalahan demi kekalahan yang diderita membuat publik dan federasi sepak bola China (CFA) mulai kehilangan kesabaran.
Jika kalah dari Indonesia, peluang lolos akan tertutup, dan besar kemungkinan ia harus mengucapkan selamat tinggal pada jabatannya.
Sementara itu, Timnas Indonesia punya keunggulan sebagai tuan rumah dan dukungan publik GBK, meski dengan kapasitas stadion yang dikurangi 15 persen akibat sanksi FIFA.
Faktor ini tetap bisa memberikan tekanan tambahan bagi para pemain China yang dikenal kerap tampil gugup saat bermain di kandang lawan.
Federasi sepak bola China pun disebut mulai menyiapkan opsi jika Ivankovic gagal mencapai target. Beberapa nama pelatih lokal bahkan mulai masuk radar sebagai calon pengganti.
Sinyal itu makin kuat jika melihat performa China yang belum stabil sepanjang kualifikasi.
Di sisi lain, Patrick Kluivert terus menekankan pentingnya menjaga fokus dan tidak meremehkan lawan. Meski performa China di bawah ekspektasi, skuad Garuda tetap harus tampil disiplin dan agresif jika ingin mengamankan tiga poin.
Baca Juga: Terbaru Calvin Verdonk, Daftar Pemain Timnas Berlabel Kapten di Klub Asal
Satu kemenangan atas China bisa jadi titik krusial untuk membuka jalan ke babak selanjutnya, sekaligus mendorong sepak bola Indonesia selangkah lebih dekat ke Piala Dunia impian yang telah lama dinanti oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Laga pada 5 Juni nanti bukan hanya tentang tiga poin, melainkan juga soal masa depan dua pelatih dan dua tim nasional yang sedang berjuang membangun identitas serta reputasi di level Asia. Kekalahan bisa berarti akhir perjalanan, sementara kemenangan adalah harapan baru.
Berita Terkait
-
Respons Korban Timnas Indonesia yang Kini Jadi Pelatih Irak
-
China Bereaksi Usai Timnas Indonesia Disanksi FIFA
-
Potret Denny Landzaat Nikahi Annemarie de Waal di Gereja Maluku
-
Marselino Ferdinan Dapat Tambahan Dukungan Jelang Timnas Indonesia vs China
-
Dianggap Malas, Media Korsel Samakan Patrick Kluivert dengan Jurgen Klinsmann
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
Terkini
-
Apa Kabar Mykhailo Mudryk? Menghilang Gegara Kasus Doping Ternyata Sudah Alih Profesi
-
Ibu Makassar, Ayah Inggris, Vincent Mahdi Siap Dipanggil Timnas Indonesia
-
Juventus Incar 3 Pemain Gratisan, Chelsea dan Liverpool Siap Jadi Penghalang
-
Lagi-lagi jadi Musafir! Persija Melakoni Laga Kandang di Luar Jakarta Kontra Persik kediri
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
Kenapa Timnas Indonesia U-22 Uji Coba Lawan Mali Bukan Malaysia atau Vietnam?
-
Kakek Nenek Lahir di Kota Ketua, Iwan Burgman Calon Penerus Maarten Paes di FC Utrecht
-
Jayden Holtman Calon Bintang PEC Zwolle: Nenek Lahir di Surabaya, Keluarga Besarnya di Ambon
-
Media Vietnam: Taktik Timur Kapadze Cocok dengan Timnas Indonesia
-
Robbie Fowler Bongkar Kesalahan Fatal Liverpool: Rekrutan Anyar Hancurkan Tim