Suara.com - Pemain naturalisasi masih menjadi fenomena di sepak bola Indonesia, awalnya untuk memperkuat tim nasional, kini merambah liga lokal.
Sekjen PSSI Yunus Nusi pernah membeberkan alasan gencarnya naturalisasi dilakukan untuk mengejar prestasi.
Menurutnya, Indonesia terhambat masalah sumber daya pemain lokal yang dirasa belum mumpuni.
Hal itu sempat menjadi diskusi alot PSSI dengan para pengamat dan juga pelatih Timnas Indonesia saat itu, Shin Tae-yong.
Namun kini para pemain naturalisasi yang seharusnya memiliki karier di Eropa justru merangsek masuk ke liga lokal.
Bahkan salah satu pemain masih berusia 19 tahun, yakni Jens Ravens yang bergabung dengan Bali United.
Setelah sebelumnya Jordi Amat dan Rafael Struick lebih dulu bergabung dengan klub Super League atau Liga 1, yakni Persija dan Dewa United.
Fenomena inilah yang tengah terjadi dan dialami para pemain naturalisasi Timnas Indonesia.
Mengingat kabarnya masih ada pemain diaspora yang kemungkinan bergabung klub Liga 1 lagi.
Baca Juga: Rekan Jay Idzes Disinggung AFF, Segera Bela Timnas Indonesia
Saat ini masih ada tiga pemain diaspora yang berstatus tanpa klub, yakni Thom Haye, Nathan Tjoe-A-On dan Justin Hubner.
Publik tentu berharap mereka masih bertahan di Eropa dan kembali mengingat alasan naturalisasi dilakukan.
Lantas apa saja alasan naturalisasi pemain dilakukan oleh PSSI? Berikut ini di antaranya.
1. Lolos Piala Dunia
Lolos Piala Dunia menjadi alasan utama masifnya naturalisasi pemain keturunan yang dilakukan PSSI.
Tak cuma menjadi Singa Asia, naturalisasi pemain dilakukan sebagai cara Timnas Indonesia menembus Piala Dunia.
Berita Terkait
-
Rekan Jay Idzes Disinggung AFF, Segera Bela Timnas Indonesia
-
3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Tanpa Klub, Siapa Gabung Dewa United?
-
Timnas Indonesia U-23 Batal Cetak Rekor Imbas Jens Raven Gabung Bali United
-
Perkiraan Gaji Jens Raven di Bali United, Masih Kecil di Tahun Pertama?
-
Pemain Malaysia Bidik Juara Piala AFF U-23 2025: Kami Pernah Sukses di Indonesia
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 Oktober 2025, Banjir 16.000 Gems dan Pemain Acak 106-110
Pilihan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Alasan Masuk Akal Legenda AC Milan Jon Dahl Tomasson Jadi Pesakitan di Swedia
-
Apa Benar Patrick Kluivert Terlibat Match Fixing? Begini Faktanya
-
Baru Dipecat West Ham, Graham Potter Bakal Gantikan Jon Dahl Tomasson Latih Swedia?
-
Usai Gagal ke Piala Dunia, Sandy Walsh dan Shayne Pattynama Kini Dilatih Juru Taktik Asal Inggris
-
Patrick Kluivert Tak Punya Nyali, Shin Tae-yong Lebih Berani: Minta Maaf Saat Gagal
-
Marselino Ferdinan Mantap ke AS Trencin, Dapat Dukungan Penuh dari Witan Sulaeman
-
Patrick Kluivert Sering Rotasi Pemain, tapi Satu Nama Ini Tak Pernah Tersentuh!
-
Raphinha Akui Sempat Tergoda Uang Arab: Tawaran Itu Menjamin Hidup Saya dan Keluarga
-
Deschamps Meradang! Prancis Gagal Raih Tiket Piala Dunia Usai Ditahan Imbang Islandia
-
Menyedihkan! Jenazah Ayah Romelu Lukaku Dijadikan Alat Pemerasan