Suara.com - Dua pemain muda keturunan Indonesia-Belanda, Rafael Struick dan Jens Raven, membuat keputusan besar dengan memilih melanjutkan karier di Liga 1 Indonesia di usia yang masih sangat muda.
Jens Raven telah resmi bergabung dengan Bali United untuk musim 2025/2026, sementara Rafael Struick tinggal selangkah lagi menuju Dewa United.
Keputusan keduanya langsung menimbulkan perdebatan karena banyak pihak menilai langkah itu bisa menghambat perkembangan karier mereka di Eropa.
Fenomena pemain diaspora yang meninggalkan Eropa untuk bermain di Indonesia sebenarnya bukan hal baru dalam sepak bola nasional.
Salah satu contoh paling dikenal adalah Irfan Bachdim yang pada 2010 memutuskan hijrah ke Indonesia dan memperkuat Persema Malang saat usianya baru 22 tahun.
Padahal sebelumnya Irfan sempat mencicipi atmosfer Eredivisie bersama Haarlem dan merupakan bagian dari akademi FC Utrecht.
Meski sempat kembali merantau ke Asia dengan bermain di Thailand dan Jepang, Irfan tak pernah lagi menyentuh level kompetitif Eropa.
Cerita serupa juga dialami Ezra Walian, eks pemain timnas junior Belanda yang pernah membela Almere City dan RKC Waalwijk.
Ezra akhirnya menjadi WNI dan hijrah ke PSM Makassar pada 2019 ketika masih berusia 21 tahun.
Baca Juga: Deretan Pemain Keturunan Patut Ditunggu di Piala AFF U-23 2025, Timnas Indonesia Sumbang Tiga
Setelah itu, Ezra berkarier di Persib Bandung dan kini membela Persik Kediri, tanpa pernah kembali bermain di Eropa.
Jejak yang ditempuh Irfan dan Ezra menjadi pelajaran penting bagi Struick dan Raven jika mereka benar-benar ingin menjaga peluang kembali ke Eropa.
Bermain di Indonesia memang menjanjikan stabilitas dan peluang reguler, tapi eksposur serta kompetisi yang lebih tinggi jelas masih berada di benua biru.
Apalagi klub-klub Eropa sering menilai kualitas kompetisi domestik dalam mempertimbangkan transfer pemain.
Jika performa tidak benar-benar mencolok, peluang kembali menembus Eropa bisa makin kecil dari waktu ke waktu.
Meski begitu, keputusan kembali ke Indonesia bisa dimaklumi jika mereka memiliki target jangka pendek membela Timnas dan butuh waktu bermain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Kocak! Cerita Cristiano Ronaldo Jarang Nongol di Grup WA, Takut Sama Sosok Ini
-
Erling Haaland Makin Ganas! 2 Perubahan Besar yang Buat Ia Makin Tak Terbendung
-
Kontroversi! Presiden Napoli Desak Pemain di Atas 23 Tahun Dilarang Bela Timnas
-
PSSI Wajib Tahu! Borok Frank de Boer Terbongkar: Penghancur Mimpi Pemain
-
3 Keuntungan Bagi Indonesia Jika Gabung Jepang Bentuk Federasi Tandingan AFC
-
Frank de Boer Dirumorkan ke Timnas Indonesia, Punya 'Memori Buruk' dengan Ketum PSSI
-
Tak Seperti PSSI, Asosiasi Sepak Bola Swedia Gercep Tunjuk Eks Nakhoda Chelsea usai Pecat Pelatih
-
Dirumorkan Latih Indonesia: Frank de Boer Itu Gak Paham Bola, Fans Inter Pasti Setuju
-
3 Kerugian bagi Indonesia Jika Gabung Jepang Membentuk Federasi Tandingan AFC
-
Fabio Capello Puji Chivu: Dia Bangun Inter dari Semangat dan Kebersamaan