Bola / Bola Indonesia
Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:28 WIB
Andre Rosiade bersama Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga (Suara.com/Adie Prasetyo Nugraha)
Baca 10 detik
  • Andre Rosiade Cup Jilid 3 dibuka di Sentul pada 6 Desember 2025, melibatkan 64 tim usia muda Jabodetabek secara gratis.
  • Andre Rosiade mengkritik PSSI atas ketiadaan sistem kompetisi usia muda berjenjang dan ketergantungan naturalisasi.
  • Arya Sinulingga mengapresiasi acara tersebut sebagai fondasi pembinaan akar rumput yang menekankan aktivitas fisik anak tanpa tekanan kemenangan.

Suara.com - Komitmen Andre Rosiade terhadap pelatihan sepak bola usia dini kembali terlihat saat ia meresmikan pembukaan Andre Rosiade Cup Jilid 3 Jabodetabek di Asiop Training Ground, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/12/2025) pagi.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga yang kebetulan membidangi pembinaan usia muda angkat topi.

Ajang tahunan tersebut menampung 64 tim dari empat kelompok umur—U-8, U-9, U-10, dan U-11—dengan masing-masing kategori diikuti 16 tim.

Andre menjelaskan bahwa partisipasi peserta dilakukan untuk menjaga kualitas kompetisi dan karena tingginya minat sekolah sepak bola di Jabodetabek.

Seluruh peserta mendapat fasilitas gratis, mulai dari pendaftaran hingga konsumsi dan hadiah.

Dalam pidatonya, Andre menegaskan bahwa turnamen ini menjadi fondasi penting dalam membangun kultur pelatihan dari level paling dasar.

Kelompok usia dini dianggap krusial karena jenjang U-12 hingga U-14 telah memiliki kompetisi resmi melalui Piala Suratin.

Andre juga melontarkan kritik keras kepada PSSI yang dinilai masih abai terhadap keberadaan sistem kompetisi usia muda yang berkelanjutan.

Ia menilai absennya kompetisi berjenjang membuat prestasi di level kelompok umur tidak berbanding lurus dengan pencapaian saat pemain naik ke level senior.

Baca Juga: John Herdman Diisukan Jadi Pelatih Timnas, Bagaimana Rekam Jejaknya?

Andre juga menyoroti pola pikir federasi yang dinilai terlalu mudah mengandalkan pemain naturalisasi.

"Timnas U-15, U-16, U-17 kita bagus, tapi menuju senior selalu keteteran. Kenapa? Karena kita tidak punya kompetisi usia muda yang berjenjang. Kita tidak perlu lagi naturalisasi di tahun 2034. Jangan dikit-dikit naturalisasi. Itu malasnya PSSI," kata Andre.

Ia menegaskan bahwa anak-anak peserta turnamen punya mimpi bermain untuk Timnas Indonesia tanpa bergantung pada pemain naturalisasi.

Andre juga mendesak PSSI segera menyusun roadmap pelatihan usia muda yang jelas dan terstruktur.

Kepada Arya Sinulingga, ia meminta adanya grand design yang mencakup kompetisi tingkat SMA, pelajar, serta kelompok umur U-17 hingga U-20.

Roadmap tersebut diharapkan rampung maksimal dua tahun sebelum periode pertama Ketua Umum PSSI berakhir.

Load More