Bola / Bola Indonesia
Kamis, 11 September 2025 | 14:14 WIB
Gerald Vanenburg, pelatih Timnas Indonesia U-23. (Instagram/geraldvanenburgofficial)
Baca 10 detik
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Timnas Indonesia U-23 kembali harus menelan pil pahit setelah gagal menembus putaran final Piala Asia U-23 2026.

Hasil ini menambah catatan minor Gerald Vanenburg sejak ditunjuk sebagai pelatih Garuda Muda.

Harapan tinggi publik Indonesia sejatinya menyelimuti kiprah Vanenburg.

Namun performa tim justru belum konsisten saat bersaing di level Asia.

Dalam kualifikasi Grup J, Indonesia hanya mampu finis di posisi kedua.

Kemenangan telak 6-0 atas Makau seakan tak berarti setelah ditahan 0-0 oleh Laos dan kalah tipis 0-1 dari Korea Selatan.

Pertandingan antara Timnas Indonesia U-23 melawan Korea Selatan di babak kualifikasi Piala Asia U-23 edisi 2026 (theaseanfootball)

Sebelumnya, di Piala AFF U-23 2025, Garuda Muda juga gagal menjadi juara usai tumbang 0-1 dari Vietnam.

Jika ditarik ke belakang, kondisi ini bukan hal baru.

Beberapa pelatih pendahulu Vanenburg pun pernah mengalami masa-masa sulit di awal kepemimpinan mereka bersama Timnas Indonesia U-23.

Baca Juga: Satu Kesamaan Buruk Kluivert dan Vanenburg Bersama Timnas Indonesia, Gegara Filosofi Belanda?

Shin Tae-yong, misalnya, juga merasakan kegagalan di kualifikasi Piala Asia U-23 edisi 2021–2022.

Saat itu, Garuda Muda kalah dua kali dari Australia (2-3 dan 0-1). Namun kegagalan itu tak menghentikan langkahnya.

STY bangkit dengan meraih medali perunggu SEA Games 2021, menjadi runner-up AFF U-23 2023, hingga mencetak sejarah dengan membawa Indonesia menembus semifinal Piala Asia U-23 2024 untuk pertama kalinya.

Cerita serupa juga terjadi pada Indra Sjafri. Di kualifikasi Piala Asia U-23 2020, ia hanya mampu menang atas Brunei, lalu kalah dari Vietnam dan Thailand.

Namun kegagalannya di level Asia dibayar dengan prestasi gemilang di regional: juara AFF U-23 2019 dan medali emas SEA Games 2023.

Polanya terlihat jelas: kegagalan di awal kerap dialami para pelatih baru Timnas U-23, tetapi dengan kerja keras dan konsistensi, mereka mampu menghadirkan prestasi lebih baik di kesempatan berikutnya.

Kini, publik berharap Gerald Vanenburg bisa menempuh jalan yang sama.

Sejarah membuktikan, kegagalan awal bukanlah akhir perjalanan Garuda Muda. Justru di situlah sering lahir titik balik menuju kejayaan.

Kontributor : Imadudin Robani Adam

Load More