Bola / Bola Dunia
Minggu, 28 September 2025 | 19:30 WIB
Arif Aiman dan Rodrigo Holgado. (Dok. FAM)
Baca 10 detik
  • FIFA resmi menjatuhkan sanksi berat kepada FAM dan tujuh pemain naturalisasi Malaysia
  • Patrick Reichelt menilai kasus ini tidak mengejutkan, sebab menurutnya ketujuh pemain tersebut memang bukan berasal dari Malaysia
  • PSSI melalui Arya Sinulingga menyindir kasus ini dengan menegaskan bahwa proses naturalisasi di Indonesia jauh lebih ketat dan memakan waktu panjang

Suara.com - Penyerang Timnas Filipina, Patrick Reichelt menanggapi kabar Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) yang dihukum FIFA karena dianggap menaturalisasi pemain ilegal. Patrick Reichelt tidak kaget semuanya kini terbongkar.

FAM dinilai telah melanggar Pasal 22 Konde Disiplin FIFA yang berkaitan dengan pemalsuan dan manipulasi dokumen tujuh pemain naturalisasi.

Ketujuh pemain itu adalah Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel.

Akibat hukuman dari FIFA itu, FAM didenda 350.000 franc Swiss atau setara dengan Rp7,3 miliar. Sementara, tujuh pemain itu dilarang bermain selama setahun plus harus membayar 2.000 franc Swiss (Rp41 juta).

Pemain Jerman-Filipina itu mengaku kaget setelah tahu FIFA jatuhi Malaysia sanksi karena naturalisasi pemain ilegal. Tapi, ia tak terkejut lantaran ketujuh orang itu bukan asal Malaysia.

Ketujuh pemain tersebut juga dijatuhi larangan berpartisipasi dalam seluruh aktivitas yang berkaitan dengan sepak bola selama 12 bulan, berlaku sejak tanggal pemberitahuan keputusan.

"Mengejutkan mereka terbongkar, tapi tidak mengejutkan bahwa mereka bukan orang Malaysia," kata eks anak asuh Bojan Hodak itu dilansir dari akun X-nya, @PatrickReichelt.

Adapun Patrick Reichelt bukan orang baru di Malaysia. Mereka membela berada di kompetisi Negeri Jiran selama tiga tahun dari 2019/2020 bersama Melaka United kemudian Kuala Lumpur City FC pada 2023/2025.

Sindiran PSSI

Menaturalisasi pemain yang dilakukan Malaysia ini sebagai percepatan prestasi tim nasional. Bisa dikatakan sama dengan apa yang dilakukan Timnas Indonesia menaturalisasi pemain keturunan.

Baca Juga: Skandal Naturalisasi Malaysia, Orang Dekat Erick Thohir Kasih Sindiran Menohok

Menurut Arya Sinulingga, Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI tidak gampang menaturalisasi pemain. Butuh waktu panjang agar tidak ada kesalahan supaya pemain itu membela Timnas Indonesia.

"Tidak mudah melakukan naturalisasi karena kita sering kerja sat set, akhirnya dikira semua gampang," tulis Arya.

"Ada yang butuh waktu bertahun-tahun hanya untuk satu pemain. Bahkan ada yang tidak bisa melakukannya walau mempunyai kesempatan," jelasnya.

Menurut Arya, menaturalisasi pemain tak semudah membalikkan telapak tangan.

"Sebab, memang bukan seperti membalikkan telapak tangan. Yuk kita kerja lagi untuk Indonesia," pungkasnya.

Load More