Bola / Bola Indonesia
Kamis, 02 Oktober 2025 | 08:54 WIB
Ketua Komite Wasit PSSI, Yoshimi Ogawa. (pssi.org)
Baca 10 detik
  • Ogawa menyebut bahwa persentase keputusan wasit yang dianggap tepat hingga pekan ketujuh masih sekitar 89%.
  • Ogawa menyebut bahwa VAR harus lebih berani mengintervensi apabila ada kesalahan yang jelas dari wasit utama.
  • Ogawa meminta agar wasit utama di lapangan punya keberanian dalam mengambil keputusan yang benar, meskipun ada tekanan atau situasi sulit.

Suara.com - Ketua Komite Wasit PSSI Yoshimi Ogawa murka ke wasit BRI Super League 2025/2026.

Pasalnya, kinerja sang pengadil lapangan sampai pekan ketujuh dinilai tidak sesuai ekspektasi.

Ogawa bahkan mengatakan sejauh ini keputusan tepat wasit adalah 89 persen.

Persentase itu masih di bawah ekspektasi 95 persen keputusan tepat dari wasit.

"Musim lalu di Liga 1, kami temukan ada 89 persen keputusan yang tepat, 11 persennya tidak tepat. Tapi jika Anda mungkin ingat, ini sebenarnya belum sesuai ekspektasi kami. Ekspektasi kami mencapai 95, 96, atau 97 persen," kata Ogawa melansir ANTARA, Kamis (2/10/2025).

"Makanya kami masih harus meningkatkan ini. Di musim ini, sama juga untuk Super League, persentasenya hampir sama, 89 persen," tambah dia.

Kabar baiknya, kata dia, kepemimpinan wasit Liga Championship (dulu Liga 2) "sedikit lebih baik".

"Tapi di Championship, statistiknya sedikit lebih baik," kata pria asal Jepang ini.

"Tapi saya yakin di Super League, persentase keputusan tepat akan meningkat, saya meyakini bakal mencapai 90, 91, 92, atau 93 persen. Makanya kami berupaya untuk mengedukasi dan mengembangkan wasit)," lanjut dia.

Baca Juga: Indra Sjafri Latih Timnas SEA Games 2025, Bagaimana Nasib Gerald Vanenburg?

Dari hasil evaluasinya hingga Super League pekan ketujuh, Video Assistant Referee (VAR) harus berani mengintervensi wasit utama yang memimpin pertandingan, apabila ada keputusan yang kurang tepat.

Misalnya, kaca mata wasit utama memutuskan sebuah insiden berakhir hukuman penalti, namun sebenarnya VAR dapat melakukan intervensi sebagai bukan penalti karena mungkin pemain yang dilanggar melakukan diving dan semacamnya.

"Makanya kami lagi-lagi bilang ke wasit bahwa mereka harus percaya diri," kata pria berusia 66 tahun itu.

"Kami minta ke VAR supaya jangan lakukan itu terlalu sering. Cuma ketika ada kesalahan yang jelas dan sangat terlihat. Tapi di waktu berbeda, mereka akan bertanya, kenapa Anda tidak mengintervensi?

"Makanya di sini yang harus mereka tingkatkan supaya kita bisa meminimalisasi kesalahan. Ini salah satu yang jadi perhatian kami, VAR juga harus percaya diri ketika melakukan intervensi," tambah dia.

Borneo FC memimpin klasemen Super League dengan 18 poin dari enam pertandingan. Pesut Etam memimpin enam poin dari PSIM Yogyakarta yang menjadi pesaing terdekat mereka di peringkat kedua.

Load More