- Patrick Kluivert hanya 281 hari menangani Timnas Indonesia.
- Catatan singkat masa kepelatihan bukan hal baru dalam kariernya.
- Tren pelatihannya kerap berakhir cepat di berbagai klub dan tim nasional.
Suara.com - Petualangan Patrick Kluivert bersama Timnas Indonesia resmi berakhir pada Kamis (16/10). Keputusan PSSI memutus kontrak lebih awal menambah panjang daftar tim yang gagal ia tangani dalam jangka waktu lama.
Padahal, Kluivert datang dengan visi besar. Ia dikontrak hingga 2027 untuk membangun proyek jangka panjang Garuda.
Namun, perjalanan itu terhenti di tengah jalan setelah hanya 281 hari atau sekitar sembilan bulan bertugas.
Selama periode tersebut, eks striker Barcelona itu mencatat rata-rata 1,25 poin per pertandingan—angka yang dianggap belum cukup memuaskan publik sepak bola Tanah Air.
Berakhirnya kerja sama dengan Indonesia bukan hal baru bagi Kluivert.
Riwayat kepelatihannya menunjukkan tren yang serupa: datang dengan ekspektasi tinggi, pergi sebelum waktunya.
Contohnya terjadi saat ia menangani Adana Demirspor di Liga Turki pada 2023.
Di sana, Kluivert hanya bertahan lima bulan dengan catatan 1,50 poin per laga.
Performa tim yang tidak konsisten membuat manajemen memilih berpisah lebih cepat.
Baca Juga: Dear Erick Thohir, Iwan Bule Minta PSSI Pertimbangkan STY
Begitu pula saat ia dipercaya melatih Timnas Curacao dalam dua periode berbeda.
Pertama pada Maret 2015 hingga Juni 2016, ia hanya bertahan 15 bulan dengan rata-rata 1,38 poin per pertandingan.
Periode keduanya pada 2021 bahkan lebih singkat, hanya lima bulan, dengan torehan 0,83 poin per laga.
Jika ditelusuri, masa kepelatihan Kluivert yang paling panjang justru terjadi di level akademi, tepatnya saat menukangi FC Twente U-21.
Ia bertugas selama dua tahun (2011–2013) dan mencatat rata-rata 1,8 poin per pertandingan—rekor terbaik dalam kariernya sejauh ini.
Sayangnya, setelah periode tersebut, kestabilan seperti itu tak pernah kembali.
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Malut United Bidik Kemenangan Ketiga Beruntun saat Tantang Persis Solo di Manahan
-
Kisah Mustapha Hadji: Legenda Maroko yang Bawa Singa Atlas Kembali ke Piala Dunia 1998
-
Penalti Kontroversial Menangkan AC Milan, Pakar Wasit: Itu Melanggar Prosedur!
-
Udahlah Jangan dari Eropa! 4 Keuntungan Shin Tae-yong Balik Jadi Pelatih Timnas Indonesia
-
Liverpool Terpuruk Lagi dan 4 Kekalahan Beruntun, Kapan Arne Slot Dipecat?
-
Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
-
Diisukan Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Ini Jawaban Sosok Berharga Rp 10 Miliar
-
Ange Postecoglou Cuma 39 Hari, Inilah 8 Pelatih dengan Pemecatan Tercepat di Liga Inggris
-
Pelatih MU Buka-bukaan Kondisi Yakob Sayuri Drop Usai Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026
-
4 Klub Besar Pernah Dilatih Louis van Gaal, Jaminan Timnas Indonesia Moncer?