Bola / Bola Dunia
Jum'at, 24 Oktober 2025 | 18:14 WIB
Pelatih Jerman Joachim Loew (kiri) berbicara dengan gelandang Jerman Michael Ballack saat sesi latihan di stadion San Moix di Palma de Mallorca. [Suara.com/dok]
Baca 10 detik
  • Dijuluki Little Kaiser, Ballack pernah dianggap penerus spiritual Franz Beckenbauer, legenda besar yang menjadi panutan setiap pemain Jerman.
  • Ballack memulai karier profesionalnya di Chemnitzer FC, di mana bakatnya mulai terlihat dari kemampuan mencetak gol dan bermain dengan dua kaki sama baiknya.
  • Bersama Bayern, Ballack menjadi simbol kekuatan dan elegansi, tajam di udara, kuat dalam duel, dan produktif mencetak gol dari lini kedua.

Suara.com - Michael Ballack adalah sosok yang sulit dilupakan dalam sejarah sepak bola Jerman.

Ia bukan sekadar gelandang dengan visi dan ketenangan luar biasa, tapi juga simbol dari generasi yang sering kali hampir meraih segalanya.

Dijuluki Little Kaiser, Ballack pernah dianggap penerus spiritual Franz Beckenbauer, legenda besar yang menjadi panutan setiap pemain Jerman.

Lahir di Gorlitz, Jerman Timur, Ballack memulai karier profesionalnya di Chemnitzer FC, di mana bakatnya mulai terlihat dari kemampuan mencetak gol dan bermain dengan dua kaki sama baiknya.

Setelah degradasi di musim debutnya, Ballack bangkit dengan mencetak 10 gol di musim berikutnya.

Penampilan itu menarik perhatian FC Kaiserslautern, klub yang baru saja promosi ke Bundesliga.

Langkah itu terbukti tepat. Bersama pelatih Otto Rehhagel, Kaiserslautern menciptakan sejarah dengan menjadi tim promosi pertama yang langsung juara Bundesliga (1997/98).

Raja Tanpa Mahkota

Meski perannya masih terbatas, Ballack mulai dikenal sebagai gelandang dengan insting juara.

Baca Juga: Jadwal Liga Jerman Pekan Ini 25-26 Oktober 2025: Klub Kevin Diks Lawan Raksasa Bundesliga

Dari situ, kariernya melejit ke Bayer Leverkusen, klub yang menjadi panggung utama dari cerita tragis tapi heroik sang bintang.

Ballack tampil luar biasa, namun justru di sinilah ia mengalami rentetan kegagalan yang membuatnya dikenal sebagai raja tanpa mahkota.

Dalam satu musim, Ballack menjadi saksi dari tiga kekalahan beruntun di tiga final, tragedi yang membuat Leverkusen dijuluki “Neverkusen”.

Namun, kegagalan itu justru memperkuat reputasinya.

Di Piala Dunia 2002, Ballack tampil sebagai pahlawan sejati Jerman.

Ia mencetak gol kemenangan di perempat final dan semifinal, sebelum harus absen di final karena akumulasi kartu kuning. Tanpa sang jenderal lini tengah, Jerman kalah dari Brasil.

Load More