Bola / Bola Indonesia
Rabu, 12 November 2025 | 12:38 WIB
Luke Xavier Keet (PSSI)
Baca 10 detik
  • Winger Liga Yunani Luke Keet berjuang keras membuktikan diri di seleksi Timnas U-23.

  • Keet menjadikan Indonesia prioritas utama setelah terinspirasi perjuangan Timnas Senior.

  • Pemain diaspora ini mendapat dukungan rekan setim untuk adaptasi bahasa dan budaya Indonesia.

"Indonesia nomor satu, tidak ada yang lain," ucapnya.

Keputusan Luke Keet untuk menempatkan Indonesia sebagai pilihan utama tidak lepas dari rasa keterhubungan yang kembali terbangun dengan negara ini.

Ia mengaku telah lama tidak kembali ke Indonesia, namun sambutan hangat masyarakat dan perjuangan tim nasional senior telah memicu percikan inspirasi.

Perjalanan mengesankan Timnas Indonesia dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi salah satu faktor kunci yang memantapkan tekadnya.

"Sejujurnya, saya sudah lama tidak pulang ke sini," aku Luke mengenai lamanya ia absen dari Indonesia.

"Orang-orang di sini begitu hangat dan perjuangan tim nasional di Kualifikasi Piala Dunia menginspirasi saya. Hal seperti itu yang membuat saya terhubung dengan negara ini," jelas Luke.

Luke tidak sendiri dalam usahanya, karena ada dua pemain lain yang juga berstatus non-panggilan, yaitu Muhammad Mishbah dan Reycredo Beremanda.

Keduanya merupakan punggawa klub Agulias UMak yang berbasis di Filipina dan turut berpartisipasi dalam TC.

Satu kendala yang dihadapi oleh Luke Keet adalah terbatasnya kemampuan berbahasa Indonesia secara lisan, meskipun ia pernah mengenyam pendidikan di Indonesia.

Baca Juga: Indra Sjafri Coret Luke Xavier Keet Hari Ini?

Namun, ia secara aktif berusaha menguasai kembali bahasa ibu dengan bantuan rekan-rekan setim yang memiliki latar belakang diaspora atau naturalisasi.

Brandon Scheunemann menjadi salah satu figur yang berperan besar dalam membantu proses adaptasi bahasa Luke selama TC berlangsung.

"Brandon banyak membantu saya," ujar Luke mengapresiasi bantuan rekannya.

Selain Brandon, ada beberapa pemain naturalisasi yang turut memberikan dukungan kepadanya.

Mereka memberikan bantuan praktis, bahkan saat momen-momen santai seperti makan malam, untuk membantu Luke mempelajari hal-hal baru mengenai bahasa dan budaya Indonesia.

"Kemudian ada beberapa pemain naturalisasi yang membantu saya tentang beberapa hal ketika makan malam," tutup Luke.

Load More