Bola / Bola Indonesia
Jum'at, 14 November 2025 | 11:00 WIB
Heimir Hallgrimsson dilaporkan menjadi salah satu kandidat pelatih Timnas Indonesia. [@FIFAWorldCup]
Baca 10 detik
  • Heimir Hallgrimsson dilaporkan menjadi salah satu kandidat pelatih Timnas Indonesia.
  • Taktiknya di Irlandia mendapat sorotan tajam karena struktur permainan dianggap bermasalah.
  • Analisis dari X menilai Irlandia sering kehilangan koordinasi dan tidak jelas dalam detail pressing.

Suara.com - Menurut laporan media Irlandia, Irish Examiner, PSSI memasukkan nama Heimir Hallgrimsson sebagai salah satu calon pelatih Timnas Indonesia.

Heimir Hallgrimsson saat ini masih berstatus sebagai pelatih Irlandia. Rumornya kontrak pelatih Islandia itu tergantung pada dua hasil pertandingan di babak Kualifikasi Piala Dunia 2025 zona Eropa.

Jika Irlandia gagal meraih kemenangan di dua laga itu dan tak lolos ke Piala Dunia 2026, kontrak Heimir Hallgrimsson akan diputus.

Heimir Hallgrimsson bukan sosok sembarangan. Ia sempat mencatatkan sejarah dengan membawa Islandia lolos ke Piala Dunia 2018.

Apakah Heimir Hallgrimsson cukup layak untuk melatih Timnas Indonesia dan seperti apa taktiknya di Irlandia, berikut ulasannya.

Salah satu analis pertandingan di X @EBL2017 sempat mengulas taktik yang dimainkan Hallgrimsson saat Irlandia hanya menang tipis 1-0 atas Armenia.

Sayangnya meski meraih kemenangan, Irlandia justru kesulitan menghadapi tim peringkat 103 dunia tersebut. Armenia tampil dominan dalam penguasaan bola dan lebih terorganisir secara taktik.

Menurut @EBL2017, masalah utama Irlandia bukan terletak pada semangat juang atau kualitas individu pemain, melainkan pada struktur permainan dan detail taktik yang disusun oleh pelatih Heimir Hallgrímsson.

“Ireland bermain dengan formasi 5-2-3 atau 5-4-1 dan secara formasi sebenarnya cukup cocok untuk menghadapi Armenia yang memakai tiga bek. Namun, detail taktis dalam sistem tersebut tidak berjalan dengan baik,” tulis EBL dalam utas panjangnya

Baca Juga: Apa Itu FIFA Puskas Award 2025? Rizky Ridho Jadi Salah Satu Calon Penerimanya

Dalam pertandingan itu, lini depan Irlandia diinstruksikan untuk menekan tiga bek Armenia, sementara dua gelandang tengah menjaga dua gelandang bertahan lawan.

Sayangnya, koordinasi di lapangan berjalan buruk. Banyak momen ketika tekanan tidak dilakukan secara serentak, sehingga Armenia bisa lolos dari pressing dengan mudah.

“Para pemain seperti Azez dan Ebosele terlihat terlalu pasif, sering terlambat menutup ruang atau terlalu berhati-hati menjaga area belakang. Akibatnya, Armenia memiliki waktu dan ruang untuk membangun serangan,” lanjut analisis tersebut.

EBL juga menyoroti kurangnya komunikasi dan kohesi antar lini.

Para pemain di lapangan terlihat kebingungan dengan peran masing-masing.

Bahkan, disebutkan beberapa pemain sempat mendatangi bangku cadangan untuk berdiskusi tentang masalah taktik karena tidak mendapat arahan jelas dari pelatih.

Load More