Bola / Bola Indonesia
Rabu, 17 Desember 2025 | 14:22 WIB
Timnas Putri Indonesia (PSSI)
Baca 10 detik
  • Timnas putri Indonesia memperebutkan medali perunggu SEA Games 2025 melawan tuan rumah Thailand.

  • Pelatih Akira Higashiyama optimistis mencetak sejarah baru meskipun sebelumnya kalah telak dari Thailand.

  • Strategi kolektif menjadi fokus utama Indonesia untuk meredam kekuatan merata seluruh pemain Thailand.

Suara.com - Timnas Putri Indonesia kini bersiap menghadapi tantangan besar dalam laga perebutan medali perunggu SEA Games 2025.

Pasukan asuhan Akira Higashiyama dijadwalkan bertanding melawan tuan rumah Thailand di Stadion Chonburi sore ini.

Pertandingan krusial yang menentukan posisi ketiga tersebut akan dimulai tepat pada pukul 15.30 WIB mendatang.

Laga ini menjadi momen pembuktian bagi Indonesia setelah sebelumnya menelan kekalahan telak dari lawan yang sama.

Staf pelatih kini fokus membenahi mental pemain agar tampil lebih solid dibandingkan saat fase grup lalu.

Rekam jejak mencatat bahwa ini merupakan pertemuan kedua antara Indonesia dan Thailand dalam satu turnamen.

Pada laga pembuka Grup A sebelumnya, Indonesia harus mengakui keunggulan telak Thailand dengan skor akhir 8-0.

Meski sempat terjungkal, Akira Higashiyama menegaskan bahwa dirinya telah memahami peta kekuatan tim lawan dengan baik.

Pemahaman mendalam mengenai pola permainan lawan menjadi modal utama untuk menyusun skema serangan yang lebih efektif.

Baca Juga: Publik Vietnam Kasihan Timnas Indonesia U-22 di Masa 'Restart' Usai Indra Sjafri Out

Juru taktik asal Jepang tersebut optimis anak asuhnya mampu memberikan perlawanan yang jauh lebih sengit.

Akira menjelaskan bahwa hubungan kompetitif antara kedua tim membuat mereka sudah sangat familiar satu sama lain.

"Kami sudah saling mengenal satu sama lain. Kami tahu bagaimana Thailand bermain dan mereka memiliki banyak strategi. Tapi seperti yang Anda tahu, saya tidak mencari-cari alasan dalam situasi apa pun," kata Akira dalam laman Kita Garuda, Rabu.

Sang pelatih mengakui bahwa kualitas strategi yang dimiliki Thailand sangat beragam dan patut untuk diwaspadai.

Namun, ia enggan menjadikan keterbatasan tim sebagai dalih jika hasil yang diraih nanti tidak memuaskan.

Fokus utamanya saat ini adalah memaksimalkan potensi pemain yang ada untuk memenangkan pertandingan perebutan juara tiga.

Sebenarnya Akira memiliki ekspektasi yang cukup tinggi sejak awal turnamen sepak bola putri tingkat Asia Tenggara ini.

Ia sempat memproyeksikan bahwa pertemuan dengan skuad Thailand seharusnya terjadi di partai puncak atau babak final.

Realitas turnamen berkata lain karena kedua tim justru harus bersaing ketat untuk memperebutkan peringkat ketiga saja.

"Rencana saya sebenarnya adalah menghadapi Thailand di final. Namun saat ini kami harus menghadapi Thailand di pertandingan perebutan peringkat ketiga," kata pelatih asal Jepang tersebut.

Kekalahan di babak semifinal menjadi faktor utama yang mengubah peta persaingan bagi kedua tim nasional tersebut.

Indonesia terpaksa gagal melaju ke final setelah ditaklukkan oleh tim nasional Vietnam dengan skor mencolok 0-5.

Sementara itu, Thailand juga gagal memenuhi ekspektasi publik sendiri setelah disingkirkan oleh Filipina lewat drama penalti.

Kekalahan menyakitkan 2-4 dalam adu penalti membuat Thailand terlempar dari persaingan perebutan medali emas tahun ini.

Situasi tersebut menjadikan laga sore nanti sebagai partai pelampiasan bagi kedua negara yang terluka di semifinal.

Akira memandang pertemuan kedua ini sebagai peluang emas untuk membalas kekalahan telak yang diderita sebelumnya.

Motivasi tinggi terus dipompakan kepada para pemain Garuda Pertiwi agar tidak gentar menghadapi teror suporter tuan rumah.

"Sekarang kami berada di sini untuk menciptakan sejarah. Tentu saja, kami akan berusaha memenangkan pertandingan besok," tegas dia.

Kemenangan dalam laga ini akan menjadi catatan sejarah yang sangat membanggakan bagi perkembangan sepak bola putri Indonesia.

Membawa pulang medali perunggu dari Thailand adalah target realistis yang ingin segera diwujudkan oleh seluruh elemen tim.

Persiapan fisik dan taktik telah dilakukan secara intensif demi membongkar pertahanan ketat yang dimiliki oleh Thailand.

Mengenai ancaman individu, Akira memilih untuk bersikap objektif dengan melihat lawan sebagai sebuah kesatuan tim.

Ia tidak ingin memberikan perhatian khusus hanya kepada satu atau dua pemain kunci milik skuad Gajah Perang.

Bagi sang pelatih, kolektivitas permainan Thailand jauh lebih berbahaya daripada kemampuan individu yang dimiliki oleh para pemainnya.

"Saya rasa semua pemain Thailand berbahaya bagi kami. Namun yang paling penting bagi kami adalah bagaimana hasil pertandingan sebelumnya menjadi pelajaran untuk masa depan, khususnya pertandingan besok," tutup dia.

Prinsip kehati-hatian tetap dijunjung tinggi demi menjaga gawang Indonesia agar tidak kembali menjadi lumbung gol lawan.

Kegagalan di masa lalu kini telah diubah menjadi motivasi serta bahan evaluasi teknis yang sangat berharga.

Pelajaran dari kekalahan delapan gol tanpa balas harus menjadi titik balik bagi kebangkitan performa para pemain.

Akira berharap para srikandi sepak bola Indonesia mampu tampil disiplin sepanjang sembilan puluh menit waktu normal.

Dukungan dari masyarakat di tanah air diharapkan mampu menjadi energi tambahan bagi perjuangan timnas putri sore ini.

Pertandingan ini diprediksi akan berjalan dengan intensitas tinggi mengingat gengsi besar yang dipertaruhkan oleh kedua negara.

Load More