Suara.com - Penyanyi dangdut Aida Saskia sedang menikmati profesi barunya sebagai pekerja musik di belakang turn table atau disc jockey (DJ). Pertemuannya dengan perangkat penghasil musik ajeb-ajeb itu berawal saat ia doyan dugem di klub malam bersama teman-teman artisnya.
Memang pada dasarnya pelantun Ayam Jago ini punya otak bisnis, akhirnya kegiatan dugemnya beralih menjadi seorang DJ dan sekalian membuat sekolah bagi orang-orang yang ingin menjadi DJ di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Sekolahnya diberi nama AS DJ School.
Belum lama ini, Aida didampingi suaminya, Mahendra Paramidho (Rindra), meluangkan waktunya menyambangi kantor redaksi Suara.com untuk berbagi cerita soal pengalamannya menjadi pemusik di belakang turn table. Berikut petikan wawancaranya:
Kenapa beralih ke DJ?
Aku semua jenis musik suka. Terus aku dulu sering kumpul sama teman-teman seleb di klub. Daripada gue dugem-dugem gak jelas gini ngapain buang-buang waktu, otak bisnis gitu.
Kenapa gue gak jadi DJ aja, gue penasaran mesin DJ ini sesulit apa sih? Beli lah alatnya, banyak teman-teman DJ pinjem buat latihan, nanya ini buat apa sih, ini buat apa. Sampai diajarin pelan-pelan.
Kapan itu?
Itu 3-4 tahun lalu, sampai akhirnya ada teman minta foto aku, aku kasih dan dia bilang, ‘Teh (panggilan perempuan Sunda) nanti main ya, besok’. Syok dong, karena aku main ya, sudah aku broadcast di BB. Di situ ada teman-teman media juga pada nanya, ‘Teteh sekarang nge-DJ? aku datang ya’. Oh, iya sok atuh mangga (silakan saja).
Banyak teman-teman wartawan di situ dan ditulis diberita biar cetar, Aida Saskia pindah ke DJ. Akhirnya setelah pemberitaan itu banyak orang yang ngundang buat even DJ. Akhirnya dari situ bisnis muter bikin studio dan sekolah DJ juga di Pancoran (Jakarta Selatan).
Kenapa bikin sekolah DJ?
Karena kita gak akan terus-terusan nge-DJ kan.
Banyak yang tertarik sekolah di situ?
Alhamdulillah sudah ramai muridnya, ada artis Kiki Amelia, Dimas Andrean belajar DJ di sekolah aku. Kita nyediain guru privat kita kan ada label studio.
Para artis itu nanti disebar ke klub?
Kalau untuk artis-artis kita keep untuk job. Setelah lulus kita training untuk menghadapi crowd (penonton) selama tiga bulan. Kita kenalkan juga sama orang-orang klub. Karena gini, belajar di studio tanpa orang dengan menghadapi crowd itu mentalnya beda.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Deretan Drama Korea Shin Min Ah Si Calon Pengantin
-
Gempi Raih Piala AMI Awards Pertama, Langsung Dipajang di Meja Belajar
-
Review Film Champagne Problems: Kisah Romansa dan Konflik Ayah-Anak
-
7 Film Pemenang Best Picture di Blue Dragon Film Awards, Terbaru Ada No Other Choice
-
Putri Adi Bing Slamet Rilis Lagu Toxic Relationship, Key Bings Ngaku Deg-degan Dihadiri Kakak
-
4 Rekomendasi Drakor Thriller Lee Je Hoon, Taxi Driver 3 Tayang Besok di Viu
-
Kode Voucher Promo Buy 1 Get 1 Film Dopamin di Cinepolis
-
Anthony Xie Tak Mau Bantah, Warganet Makin Yakin Rumah Tangga dengan Audi Marissa Bermasalah
-
Bayar Utang Orangtua hingga Raih AMI Awards, Ecko Show Bongkar Rahasia Sukses Tor Monitor Ketua
-
Helwa Bachmid Kerap Cium Kaki Habib Bahar Tiap Selesai Salat