Suara.com - Lola Amaria dikenal sebagai sutradara dan produser yang sering bikin film idealis. Sebut saja karya-karya hebatnya seperti Betina (2006), Minggu Pagi di Victoria Park (2010), Sanubari Jakarta (2012), dan Jingga (2016).
Akting perempuan berusia 39 tahun ini juga patut diacungi jempol. Beberapa film telah dibintangi sejak tahun 2000.
Sebagai pemeran dan pembuat film yang sudah cukup lama, Lola agak miris melihat 'penghargaan' untuk para akrtis dan aktor berumur di Tanah Air yang dinilainya masih kurang. Dia juga mengungkapkan bagaimana standar yang dipunya untuk menerima tawaran bermain film.
Untuk lebih lengkapnya, berikut ini wawancara singkat Lola bersama Suara.com:
Bagaimana Anda melihat perkembangan dunia peran di Indonesia?
Indonesia kan nggak seperti di Amerika, (aktor) tambah tua tambah laku, artinya apapun masih dapat peran utama dan keren bayangin saja Meryl Streep bahkan Horison Ford makin mahal, di sini justru kebalik. Banyak yang baru-baru justru.
Anda sebagai pemain lama, apakah mau menerima tawaran kecil di film?
Bukannya nggak suka dikasih peran cuma dua tiga scene, tapi ya untuk main film dibutuhkan effort yang lebih juga. Makanya ketika dapat peran sekecil apapun harus serius.
Anda pilih-pilih peran dong?
Baca Juga: Patahkan Kaki Pemain Lawan, Manajer Wales: Taylor Sedih
Iya dong pasti, itu juga menentukan. Tapi bukan picky ya, harus lihat juga siapa yang bekerja di 'belakang', siapa yang men-direct. Saya sering sih dapat peran jadi hantu di film horor, ya ngapain saya ambil? Ya itu berarti kan milih-milih dong namanya.
Apa sih ukuran Lola Amaria untuk main film?
Yang pasti secara karakter harus menarik. Siapa dulu timnya di balik film itu, kalau yang bikin serius ya peran sekecil apapun pasti diambil.
Menganalogikan pemilihan peran seperti apa?
Misal dapat peran jadi nenek lampir, buat apa saya susah-susah membangun karier lalu tiba-tiba cuma mau jadi nenek lampir, ya sesimpel itu mikirnya.
Bicara soal film terbaru Anda, Labuan Hati, apakah itu suara hati terhadap woman empowerment atau juga karena didasari keprihatinan tadi?
Iya (woman empowerment). Hidup kita yang ngatur ya kita sendiri bukan orang lain, kalau misal nggak nyaman kenapa harus diterusin dengan sebuah hubungan, pilihan untuk menjadi baik ya dia harus jadi nyaman dengan pilihannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Riri Riza Spill El Putra Sarira dan Leya Princy Asyik Berduaan di Busan
-
7 Drama tvN dengan Rating Tinggi, Terbaru Bon Apptit Your Majesty
-
Jauh-jauh dari India, Lamaran Vlogger Ini Ditolak Gadis Baduy
-
Bon Appetit Your Majesty Berakhir, Salam Perpisahan Manis dari Yoona dan Lee Chae Min Curi Perhatian
-
Dari 'Radja' ke 'Benci Mencinta': Loh Kok Tum Band Bawa Nostalgia dan Kejutan di W Super Club
-
Film Rangga & Cinta Jadi Kado Wisuda Buat El Putra Sarira
-
El Putra Sarira dan Leya Princy Sebut Adegan Putus Jadi Paling Sulit, Padahal Tak Pernah Pacaran
-
Episode Terakhir Bon Apptit Your Majesty Cetak Rekor, Buktikan Sihir Yoona dan Lee Chae Min
-
Nicholas Saputra Ungkap Insting Saat Pilih El Putra Jadi Rangga di Film Rangga & Cinta
-
5 Fakta Menarik Drakor The Manipulated, Kembalinya D.O EXO Jadi Villain