Suara.com - Mengapa lagu keroncong "Terang Boelan" memiliki melodi yang sama dengan lagu kebangsaan Malaysia yang berjudul "Negaraku"? Demikian antara lain pertanyaan yang mengawali beberapa tayangan yang terdapat dalam laman berbagi video YouTube.
Ada pula yang menyandingkan dua lagu berbeda itu dalam satu layar dengan judul "Terang Bulan vs Negaraku".
Itu tidak lain merupakan hasil "rebutan" pengakuan karya seni budaya, yang bukan satu-satunya terjadi antara Indonesia dan Malaysia hingga era kontemporer. Boleh jadi, rebutan lagu itu menjadi kasus pertama yang tercatat.
Rebutan lagu itu terjadi bahkan ketika dua negara tersebut belum terbentuk, seperti yang diuraikan buku berjudul "Djiwa Manis Indoeng Disajang" terbitan Kiblat dan Pustaka Jaya, November 2017.
Pada 1937, jurnalis dan pembuat film Indo-Belanda Albert Baling membuat film berjudul "Terang Boelan" yang memanfaatkan ketenaran lagu keroncong tersebut. Benar saja, film itu sangat digemari.
Rupanya orang-orang Malaya gusar terhadap hal itu. Tiga tahun kemudian, muncullah film berbahasa Melayu berjudul "Terang Boelan" di Negeri Jiran itu.
Kemudian, pada masa Indonesia telah sah berdiri, terjadi kasus yang mirip.
Pada 1950, perusahaan film Tan & Wong Bross membuat kembali film berlatar lagu "Terang Boelan" dengan peran utama Raden Mochtar, yang juga menjadi pemeran utama pada film berjudul yang sama terbitan 1937.
Baca Juga: Alquran Kuno Ditemukan di Masjid Umar Bin Khattab Palestina
Tidak mau kalah, perusahaan "Kris Film" dari Singapura yang ketika itu masih berstatus satu bangsa dengan Malaya, membuat film berjudul "Terang Boelan di Malaya" dengan peran utama yang sama, Raden Mochtar.
Puncaknya rebutan itu terjadi pada 1957, ketika "Terang Boelan" dilarang dinyanyikan karena telah menjadi lagu kebangsaan Persekutuan Tanah Melayu. Lagu yang terus dipakai sebagai lagu kebangsaan Malaysia merdeka pada 1963 itu mendapat modifikasi pada lirik.
Cerita sengketa lagu tersebut merupakan bagian kecil dari buku "Djiwa Manis Indoeng Disajang" setebal 381 halaman dalam format buku diktat, karya pensiunan dosen ITB Haryadi Suadi, yang wafat dua tahun sebelum bukunya diterbitkan.
Buku itu bercerita sejarah musik keroncong, genre yang pernah menjadi musik nasional Indonesia. Tergambar rinci asal mula musik keroncong pada masa Portugis hingga masa awal berdirinya Republik Indonesia.
Banyak nama penyanyi keroncong tempo dulu diulas, termasuk Kusbini, Ismail marzuki, dan Gesang. Tiga nama itu disebut dengan spekulasi, bahwa boleh jadi merekalah yang masih bisa dikenali oleh generasi milenial.
Sebagian besar nama yang diceritakan bahkan dipastikan asing bagi penyuka musik era 1980-an yang tidak serius dengan musik keroncong.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
Terkini
-
Kronologi Razman Nasution Tumbang, Kini Dirawat di Rumah Sakit
-
Suami Tergoda Wanita Lain, Fitri Salhuteru: Akunya Juga Salah
-
Bukan Makanan Mewah, Ini Riders Sederhana Ariel NOAH
-
Keajaiban Air Zamzam Dialami Donita, Kista Berukuran Besar di Tubuhnya Hilang
-
Mantan Istri Masih Bantu Fahmi Bo Ganti Popok, Dulu Bercerai karena Masalah Fatal
-
Cerita Donita Divonis Idap Kista Besar Jelang Berangkat Umrah
-
Razman Izin Sakit Saat Sidang Putusan Lawan Hotman Paris, Hakim Minta Jaksa Kroscek ke RS Polri
-
Persiapan Hanya Sebulan, Kirana Larasati Raih Second Runner Up Miss Universe Indonesia 2025
-
Cerita Kirana Larasati Perdana Ikut Miss Universe Indonesia, Belajar dari Nol
-
Asri Welas Sibuk Nabung, Anak Sulung Mau Jadi Dokter