Suara.com - Sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggal dunia di Eka Hospital, BSD, Tangerang Selatan pada Minggu (19/7/2020). Dia wafat sekira pukul 09.17 WIB.
Sapardi Djoko Damono dikatakan memiliki komplikasi penyakit dan membuat kesehatannya kemudian menurun.
“Iya, komplikasi,” kata Nana, perwakilan pihak keluarga dari almarhum Sapardi Djoko Damono dihubungi Suara.com.
Ia mengatakan, kesehatan penyair Hujan di Bulan Juni itu mulai menurun dan kemudian dilarikan ke rumah sakit pada awal Juli.
“Masuk ke rumah sakit dari tanggal 9 Juli,” imbuhnya.
Tidak ada komunikasi apapun dari Sapardi Djoko Damono, mengingat kesehatannya yang sudah drop.
“Nggak ada komunikasi terakhir karena kesadarannya sudah buruk,” jelas Nana.
Sapardi Djoko Damono kini berada di rumah duka Kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Rencananya, pihak keluarga akan melakukan prosesi pemakaman penyair 80 tahun itu sore nanti.
“Dimakamkan ba’da ashar di Taman Pemakaman Gritama, Giri Tonjong, Bogor,” demikian rilis yang diterima.
Baca Juga: Jenazah Sapardi Djoko Damono akan Dikebumikan di TPU Giritama Bogor
Dalam proses pemakaman nanti, pihak keluarga meminta agar tidak ada pelayat yang mengantar kepergian Sapardi Djoko Damono. Hal itu dikarenakan protokol kesehatan dari pemerintah, serta persyaratan dari pihak pemakaman.
Sapardi Djoko Damono merupakan pujangga Tanah Air yang lahir di Surakarta, 20 Maret 1940.
Sejak SMP, bakat menulisnya sudah terlihat hingga dirinya duduk di bangku kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Salah satu karya legendarisnya adalah puisi berjudul Hujan di Bulan Juni. Bahkan karya sastra itu diangkat ke layar lebar pada 2017 dengan judul yang sama.
Selain karya Hujan di Bulan Juni, puisi popular Sapardi Djoko Damono lainnya seperti Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, hingga Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari.
Berita Terkait
-
Buku Sepasang Sepatu: Sapardi Djoko Damono dan Pesan Cinta yang Sejati
-
Ulasan Novel Hujan Bulan Juni: Kisah Romantisme dalam Nuansa Sastra Jawa
-
Review Buku 'Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang', Puisi dari Penulis Lintas Generasi
-
Mengulik dan Memaknai Puisi 'Di Restoran' Karya Sapardi Djoko Damono
-
Ulasan Buku 'Sepasang Sepatu Tua': Misteri Dogot dan Pencarian Tuhan
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Jadi Koruptor di Jembatan Shiratal Mustaqim, Agus Kuncoro Tak Kesulitan: Banyak Referensi di Negara
-
Felix Siauw Soroti Pencegatan Kapal Kemanusiaan untuk Gaza: Bukti Hukum Internasional Diabaikan
-
Angelina Sondakh Sentil Film Jembatan Shiratal Mustaqim: Cara Korupsinya Cuma Dibocorin Satu!
-
Sinopsis The Strangers: Chapter 2, Teror Baru Maya dari Trio Pembunuh Bertopeng
-
Taqy Malik Punya Waktu 2 Minggu, Lunasi Utang Sengketa Tanah Rp6,8 Miliar atau Kosongkan 7 Kavling
-
Gagal Lunasi Pembayaran, Taqy Malik Diminta Angkat Kaki dari Lahan Sengketa
-
4 Film dan Drama Korea Tayang di Vidio Oktober 2025, Ada Walking on Thin Ice
-
9 Drakor dengan Nuansa Sinetron, Penuh Intrik, Emosi, dan Plot Twist
-
Ipar Adalah Maut Dibuat Series di Netflix, Bakal Mirip dengan Kisah Aslinya?
-
Kisruh Taqy Malik Bangun Masjid di Tanah Sengketa, Ini Kronologinya