Terdampak Covid-19, Binis Inul Daratista Turun Drastis

Suara.com - Bisnis Inul Daratista turun dratis sejak Indonesia terkena pandemi virus corona (Covid-19). Istri Adam Suseno ini diketahui memiliki bisnis karaoke, kuliner hingga produk kecantikan. 

Pedangdut yang terkenal dengan goyangan ngebor ini mengatakan, hampir semua bisnisnya terdampak pandemi virus corona (Covid-19).

"Secara penjualan memang menurun. Penjualan untuk produk memang tidak sehebat dulu. Terus usaha yang lain restoran juga sudah nggak terima tamu. Paling juga online ya semacam kayak gojek gitu," kata Inul Daratista, ditemui di kawasan Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2020). 

Kendati begitu, Inul Daratista memahami kondisi ekomoni di masa pandemi ini. Pelantun "Dikocok-kocok" ini yakin tak hanya dirinya yang terkena dampak. 

"Kan karena semua orang lagi butuh duit ya. Mungkin mereka lagi nyimpen-nyimpen lagi, awet-awet, jadi aku sangat paham," ujar Inul Daratista.

Berbagai upaya dilakukan perempuan 41 tahun ini untuk mempertahankan bisnis dan karyawannya. Dia bahkan tak malu terjun langsung ke lapangan. 

"Ya pokonya mana yang bisa dilakukan, mana yang bisa dikerjakan ya dikerjakan. Aku tidak memandang bahwa aku adalah artis yang sudah dikenal banyak orang. Aku juga nggak malu berkegiatan kayak sekarang. Aku juga lagi bikin dapur makanan, jualan makanan dan itu juga aku ada memperkerjakan chef-chef aku yang nganggur," terangnya. 

"Sekarang aku juga jualan rawon, juga jualan apa aja gitu. Jadi ya kerjaan apapun aku oke dulu. Aku sudah pernah susah jadi aku nggak kaget lah gitu. Ada yg bilang Inul duitnya akeh (banyak). Sebanyak-sebanyaknya kita punya duit perusahaan yang segede yangg ada di luar negeri aja sampai jugluk kan apalagi saya," sambung Inul Daratista. 

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menarik rem darurat di tengah merebaknya virus Covid-19.

Baca Juga: Jakarta PSBB Total, Simak Aturan Berkunjung di Tempat Ibadah

Aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti di masa awal pandemi Maret lalu kembali diterapkan.

Artinya, dengan kebijakan ini, maka Jakarta kembali mengencangkan pembatasan kegiatan yang sempat dilonggarkan saat PSBB transisi.

Segala sektor yang sempat diizinkan dengan ketentuan pengurangan kapasitas dan protokol kesehatan lainnya kembali harus ditutup.

Kendati demikian, ada 11 sektor yang boleh diizinkan dibuka. Pasalnya mereka dianggap kegiatan yang penting bagi masyarakat untuk menunjang kebutuhan selama masa PSBB total ini.