Suara.com - Tsania Marwa ternyata punya kesibukan baru. Di tengah kesibukan sebagai pemain sinetron, ia melanjutkan perkuliahan ke jenjang S2.
Untuk titel S2, Tsania Marwa melanjutkan pendidikan psikologi yang pernah ia pelajari di strata S1. Mantan istri Atalarik Syah jatuh cinta ke bidang studi tersebut.
Tsania Marwa bahkan berencana membuka praktik sendiri sebagai psikolog setelah menyelesaikan pendidikan S2. Ia ingin membantu orang-orang mencari jalan keluar atas masalah mereka.
Pengalaman pahit dari kegagalan berumahtangga dengan Atalarik Syah juga membawa Tsania Marwa ke pendidikan lanjutan dari ilmu psikologi.
Tsania Marwa bahkan menjadikan kisah hidupnya sendiri untuk materi penelitian dalam tesis yang jadi syarat lulus S2.
Lantas seperti apa lika-liku Tsania Marwa menyusun bahan tesis dari cerita hidupnya sendiri untuk merengkuh titel S2?
Berikut hasil perbincangan dengan Tsania Marwa:
Sedang ada kesibukan apa saat ini?
Aku masih sibuk sinetron saja sih, sama lanjut S2.
Baca Juga: Interview: Zara Leola Soal Karier Hingga Privilege Jadi Anak Enda Ungu
Sudah sejauh apa pendidikan S2 kamu?
Alhamdulillah kemarin sudah selesai tesisnya. Sekarang tinggal jalanin prakteknya, kan aku ambil psikologi profesi.
Kenapa ambil psikologi lagi untuk S2?
Aku kan lulus S1 sudah lumayan lama, dan untuk psikologi S1 tuh belum cukup untuk buka praktik. Makanya S2 ini aku cari supaya izin praktiknya keluar.
Kamu memang punya mimpi jadi psikolog?
Impian banget, karena pada dasarnya aku senang banget sama pelajaran psikologi. Dengan segala cerita yang sudah aku alami, kayaknya bisa bermanfaat ke diri aku juga.
Kembali lagi ke tesis, seperti apa proses pengerjaannya?
Ngerjain tesis ini lika-likunya Masya Allah banget. Perjuangan banget deh.
Seperti apa contoh perjuangan kamu menyelesaikan tesis?
Aku tuh sampai nggak tidur, sampai bergadang. Aku kan sidangnya juga lagi di tengah syuting striping. Jadi itu deg-degan banget. Untung bisa terlewati semuanya.
Berarti kamu kuliah plus mengerjakan tesis di lokasi syuting?
Iya, sambil, karena kuliahnya kan masih online ya. Jadi memudahkan juga. Kan bisa kuliah dari lokasi syuting. Jamnya tidak terlalu memakan waktu juga, seminggu cuma dua kali. Untungnya produser aku juga mau ngerti, jadi dikasih izin.
Tema penelitian apa yang kamu angkat untuk tesis?
Judulnya tentang hidup aku sih. Jadi tentang orang tua yang terpisah dari anak.
Proses pengerjaannya seperti apa? Kan kamu harus syuting juga?
Aku melakukan penelitian dan itu partisipannya lumayan banyak, hampir 80 orang. Itu beneran pakai G-Form dan aku sebar di media sosial. Alhamdulillah ya, power dari media sosial itu, jadi banyak partisipan yang dengan segenap hatinya ikut sampai akhirnya selesai penelitiannya.
Dasar penelitian kamu apa?
Aku mengukur dari psychological stress, kecemasan dan insomnia yang disebabkan perpisahan orang tua dari anaknya.
Membuat tesis dari pengalaman pribadi itu seperti apa? Tidak takut terbawa perasaan saat menulis?
Tesis kan memang kajian ilmiah ya, jadi satu kalimat yang ditulis saja itu harus berdasarkan penelitian. Nggak boleh subyektif, semua harus obyektif.
Berarti selama pengerjaan tesis, kamu bisa tetap obyektif?
Alhamdulillah bisa ya, karena penelitianku kan kuantitatif. Pas prosesnya juga pakai SPSS, jadi memang angka dan sistem yang berbicara, nggak mungkin dimanipulasi. Hasilnya terbukti ada.
Reaksi dosen pembimbing kamu bagaimana saat tahu kamu mengangkat tesis dari pengalaman pribadi?
Alhamdulillah dipermudah. Dosen-dosennya juga membimbing aku dengan sangat baik. Mereka sangat mendukung sekali dan terus memberikan aku support. Tapi mereka juga mengingatkan supaya jangan sampai bias. Walaupun ini masalah kamu, harus tetap obyektif.
Sekarang tesis kamu sudah selesai, kapan wisuda?
Wisudanya masih setahun lagi. Kalau di kedokteran itu istilahnya aku masih koas gitu. Aku lagi latihan untuk ke kliennya langsung. Jadi tesisnya selesai, terus jalan setahun lagi, baru nanti wisuda.
Sebelum lulus, apa yang kamu persiapkan untuk buka praktek sebagai psikolog?
Mendengar cerita orang itu kan butuh energi ya. Jadi yang harus aku pastikan, ketika mau menghadapi klien, aku harus dalam positive vibes. Secara mental juga aku harus dalam keadaan siap menerima omongan orang.
Maksudnya menerima omongan orang ini dalam artian apa?
Ya kan kalau orang cerita nggak enak pasti ada rasa nggak enak ke kita. Sebisa mungkin harus ngerasa objektif. Kalau memang dirasa lagi kurang siap, lebih baik dipending konsultasinya.
Sejauh ini, sudah sesiap apa kamu untuk buka praktek psikolog?
Ya doain saja, semoga dipermudah.
Berita Terkait
-
Interview Livy Renata: Pernah Bercita-cita Jadi Satpam hingga Berubah Lebih Tertutup Usai Berstatus Artis
-
Interview: Lika-liku Perjalanan Karier Cok Simbara yang Pernah Tak Digaji Usai Tampil di Teater
-
Interview: Jatuh Bangun Aliando Syarief Berkarier Jadi Artis, Alami Brain Washing Hingga OCD Akut
-
Interview: Tangisan Nia Ramadhani, Jatuh Bangun Hadapi Kasus Narkoba
-
Interview: Jodoh Masih Jauh, Chika Jessica Pilih Fokus Rawat Ibu yang Sakit Ginjal
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
Terkini
-
Ria Ricis Ketakutan Dijodoh-jodohkan dengan Na Daehoon
-
Pesan Haru Onadio Leonardo untuk Istri saat Digiring Polisi
-
Heboh Anak Disentil Justin Hubner, Jennifer Coppen Beri Klarifikasi dan Pembelaan
-
Ogah Tangannya Kotor, Raisa Biarkan Netizen Bongkar Perselingkuhan Pasangannya
-
Ditangkap, Onadio Leonardo Titip Salam untuk Habib Jafar dan Deddy Corbuzier: Sorry Banget
-
Teka-teki Perceraian Julia Prastini Jule dan Na Daehoon Terjawab, Pengadilan Agama Bersuara
-
Bedu dan Istri Resmi Cerai, Ada Kesepakatan yang Ditandatangani
-
Terungkap Alasan Na Daehoon Mualaf, Bukan karena Jule?
-
Desta Jawab Isu Hubungannya dengan Andre Taulany Renggang Gara-Gara Natasha Rizky
-
Bongkar Alasan Banding, Nikita Mirzani Klaim 57 Bukti dan Saksi Ahli Tak Dianggap Hakim