Suara.com - Sewu Dino digadang-gadang akan menandingi kesuksesan KKN di Desa Penari. Film horor produksi MD Pictures ini juga diangkat dari kisah nyata yang diviralkan oleh SimpleMan.
Diarahkan oleh Kimo Stamboel, Sewu Dino menceritakan Sri (Mikha Tambayong) yang bekerja di rumah keluarga Atmojo sebagai perawat anak mereka yang sakit keras akibat santet.
Pemilihan Sri sebagai perawat karena lahir pada Jumat Kliwon. Hari lahirnya ternyata berhubungan dengan ritual pembersihan santet dari dalam diri Della, anak keluarga Atmojo.
Sama seperti KKN di Desa Penari, Sewu Dino juga berlatar tempat di desa terpencil dengan mayoritas penduduk Jawa. Dalam trailer yang dirilis baru-baru ini, bahasa daerah yang digunakan menuai kritik.
Warganet menyoroti bagaimana karakter dalam film Sewu Dino memakai bahasa daerah campur Indonesia yang terdengar aneh, seperti "Hari ini kita mulih" dan "Untuk apa kalian mrene."
"Industri film mainstream Indonesia ini sekali aja pakai bahasa daerah secara benar langsung bangkrut kah?" tulis seorang warganet di Twitter.
Menurut kebanyakan warganet, bahasa daerah yang dicampur-campur terdengar aneh dan canggung sehingga dirasa bisa merusak konsentrasi penonton.
Beberapa warganet membandingkan Sewu Dino dengan film-film garapan Bayu Skak yang totalitas menggunakan bahasa Jawa penuh.
"Sejauh ini cuma Yowis Ben sama loka drama Lara Ati yang paling benar kalau ada adegan dengan dialog bahasa daerah. Swangar mas @Moektito," puji akun @Amrskyyy.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Horor Karya Awi Suryadi, Ada Danur dan KKN di Desa Penari
Bayu Skak menanggapi dengan menjelaskan bagaimana produser Tanah Air susah banget dilobi agar bersedia memproduksi film berbahasa daerah.
"Produser-produser itu sulit. Nggak gampang meyakinkan mereka untuk jadi full bahasa daerah Bro," ungkap sutradara sekaligus pemain Yowis Ben tersebut.
Komika asal Malang, Jawa Timur itu juga buka-bukaan soal upaya yang dia lakukan demi membuat Yowis Ben full berbahasa Jawa.
"Yowis Ben dulu hampir jadi setengah Indonesia dan setengah Jawa nggak jelas gitu. Aku beranikan adendum kontrak, sebelum Yowis Ben tembus 500 ribu, penonton nggak usah bayar saya sepeser pun. Baru produsernya berani full Jawa," katanya.
Masalah bahasa sebenarnya tak begitu mempengaruhi minat penonton. Terbukti, KKN di Desa Penari yang juga menggunakan bahasa Jawa campur-campur berhasil menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Lantas apakah Sewu Dino akan mampu mengikuti atau bahkan melampaui kesuksesan KKN di Desa Penari? Kita tunggu saja hasilnya setelah perilisan perdana pada 20 April mendatang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
Pengakuan Hamish Daud Beda Spesies dengan Raisa Viral Lagi: Menyakitkan Banget
-
Prediksi Grammy Awards 2026: 5 Pendatang Baru yang Siap Rebut Piala Best New Artist!
-
4 Fakta Menarik Film Sosok Ketiga: Lintrik, Ternyata Bukan Sekuel!
-
Rachel Vennya dan Erika Carlina ungkap Perjuangan Fuji Hadapi Haters
-
16 Tahun Jadi Aktor, Wafda Saifan Ungkap 3 Keinginan Terpendam
-
Alasan Wafda Saifan dan Istri Kompak Sembunyikan Wajah Anak
-
Wafda Saifan Ogah Disebut Antagonis di Film Riba: Tergantung Sudut Pandang
-
Profil Nicole Parham, 'Pengganti' Davina Karamoy di Ipar Adalah Maut The Series
-
13 Tahun Bersama, Cynantia Pratita Resmi Tinggalkan Stereowall
-
The Greatest Role: Pevita Pearce Buka-bukaan Soal Buku Barunya yang Menginspirasi