Suara.com - Perilisan film Vina: Sebelum 7 Hari pada 8 Mei 2024 mendatang menuai pro kontra dari warganet. Beberapa diantara mereka ada yang tidak setuju ditayangkan.
Vina: Sebelum 7 Hari merupakan film yang diangkat dari kisah nyata seorang perempuan bernama Vina. Dia tewas bersama kekasihnya oleh geng motor sadis di Cirebon pada tahun 2016 lalu.
Jelang tayang, Dee Company selaku rumah produksi telah merilis poster yang menampilkan korban dalam kondisi tak berdaya dan mengenaskan.
Banyak yang terganggu dengan cara industri perfilman tanah air mencoba memonetisasi sebuah musibah yang traumatis.
Tidak sedikit yang menyerukan pemboikotan pada film arahan sutradara Anggy Umbara tersebut. Salah satunya akun X @IanSalim.
"Bisa nggak ya film V*n* itu kita boikot rame-rame agar jangan sampai tayang? Apakah bisa dengan cara bikin petisi ke semua chain bioskop agar semua menolak menayangkan?" ujarnya pada Kamis (28/3/2024).
"Gue nggak yakin penonton awam akan juga punya common sense (akal sehat) untuk menolak nonton film yang nggak pantas dibuat dan ditonton itu. Malah karena kontroversi dan eksploitasinya berpotensi jadi film laris," lanjutnya.
Oleh karena itu, cara terbaik adalah mencegah agar film tersebut jangan tayang secara luas.
Akun tersebut lantas menyentil para sineas tanah air yang memilih untuk diam saja.
Baca Juga: Produser Sudah Sowan ke MUI, Masyarakat Minta Film Kiblat Tetap Dilarang Tayang
"Yang gue nggak ngerti itu kenapa sesama filmmaker (apalagi sama-sama bergabung di asosiasi yg sama, baik itu sutradara, penulis atau produser) pada diam semua, nggak ada satu pun yang negur, memboikot dll," ungkapnya.
"Apa udah pada mati nuraninya? Apa karena nggak ada konflik kepentingannya?" tanya akun tersebut dalam sentilannya.
Sebagai tanggapan, Ernest Prakasa yang dikenal sebagai sutradara dan produser film Indonesia pun memberikan komentarnya.
"Menurut gue film Vina ini berada di ambang batas moralitas yang cukup rumit. Buat banyak orang, ini eksploitasi tragedi," tulisnya mengutip cuitan akun di atas.
"Tapi berdasarkan banyak komentar di trailer yang terpajang di media sosial, tidak sedikit yang merespon positif bahkan menantikan film ini," sambungnya.
Menurut Ernest, kasus film Vina ini lebih berkaitan dengan etika daripada hukum, sehingga sulit untuk diberlakukan pemboikotan.
Berita Terkait
-
Produser Sudah Sowan ke MUI, Masyarakat Minta Film Kiblat Tetap Dilarang Tayang
-
Punya Adegan Laga, Film Marni: The Story of Wewe Gombel Gandeng Uwais Team
-
Turuti Tuntutan MUI, Leo Pictures Bakal Ganti Judul dan Poster Film Kiblat
-
Film Horor Laris Manis di Indonesia, Prilly Latuconsina Jelaskan Alasannya
-
Film Horor Religi Indonesia Ramai Disorot, Begini Komentar Prilly Latuconsina
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Diserang Avatar, Sanggupkah Agak Laen: Menyala Pantiku! Capai 9 Juta Penonton?
-
Siapa Sosok Inisial R Diduga Kekasih Baru Aura Kasih?
-
Nekat atau Strategi? Film Timur Hadapi Gempuran Avatar: Fire and Ash di Bioskop Akhir Pekan Ini
-
Review The Great Flood: Film Bencana atau Sci-Fi? Cerita Ambisius yang Kehilangan Arah
-
Im Si Wan dan Seol In Ah Bakal Beradu Akting di My Guilty Person, Intip Sinopsisnya!
-
Avatar: Fire and Ash Menggila di Bioskop Indonesia, The Conjuring Tinggal Tunggu Waktu Tergeser
-
Aura Kasih Ikut Terseret Isu Ridwan Kamil, Lisa Mariana Diduga Sindir Lewat Lagu
-
Perjalanan Tasya dan Valen ke Grand Final D'Academy 7, Adu Kualitas Tanpa Celah
-
Deretan Momen Ridwan Kamil Sebut Aura Kasih saat Berpantun, Tercatat Sejak 2021
-
Kaleidoskop 2025: 7 Artis Terseret Rumor Jadi Simpanan Pejabat