Suara.com - Yogyakarta menjadi tuan rumah perhelatan kedua Alternativa Film Awards and Festival. Perhelatan yang diinisiasi oleh inDrive ini resmi dibuka di Empire XXI, Yogyakarta, pada Jumat (22/11/2024).
Guyuran air hujan tak merintangi para pengagum sinema untuk menikmati film-film terpilih dari penjuru Asia. Bird of a Different Feather dari India sebagai pembuka hingga Cu Li Never Cries dari Vietnam pada Rabu (27/11/2024) mendatang.
Sebagaimana komitmen inDrive, Alternativa Film Awards hadir bersama film berdurasi pandang dan pendek yang mengeksplorasi isu-isu sosial berdampak. Ketidaksetaraan gender, krisis identitas, hak-hak disabilitas digaungkan oleh film-film dalam acara yang juga dikenal dengan AFAF ini.
Bukan sekadar pemutaran film, karakter khas dari Alternativa Film Awards and Festival adalah mendorong adanya percakapan terbuka antara pembuat film dan publik.
Setiap pemutaran film diiringi dengan diskusi, dengan mengundang para pembicara, di antaranya Sri Wahyaningsih, Dite Anindita, Suki Ratnasari, Katrin Bandel, Mahfud Ikhwan, Dr. Budi Wahyuni, Novi Kurnia, Dyna Herlina, Alya, Muhammad Rum, dan Kalis Mardiasih.
Membersamai pembuat film, para pembicara berbagi cerita, refleksi, hingga harapan terkait topik yang diangkat oleh masing-masing sineas. Dibersamai perwakilan inDrive, para pembicara juga melibatkan penonton dalam sebuah ruang dialog yang bermakna.
Penonton bisa menyampaikan kesan pribadi yang dimiliki setelah menonton film. Ataupun mengungkapkan pengalaman pribadi maupun orang terdekat yang relevan dengan topik di dalam film.
Satu di antaranya adalah kehadiran Gernatatiti dari Sanggar Anak Alam (SALAM) Yogyakarta pada hari pertama, Jumat (22/11/2024). Gerna hadir untuk membersamai Konanur Prithvi Gopal selaku produser dari film Bird of a Different Feather (India).
Bersama-sama, Gerna dan Prithvi membuka percakapan mengenai isu yang segar namun kerap terabaikan, hak-hak disabilitas. Terutama hak bagi mereka, penyandang disabilitas untuk memperoleh akses pendidikan yang setara dengan mereka yang bukan penyandang disabilitas.
Baca Juga: Dongkrak Industri Kreatif Lewat Festival Film Bulanan 2024
Meski sampel yang dihadirkan dalam film Bird of a Different Feather terjadi di India, isu mengenai diskriminasi dan perampasan hak-hak disabilitas bisa ditemukan dengan nyata di Indonesia. Pada momen ini lah, film/sinema melebarkan sayap sebagai jendela dunia, dengan satu bahasa yang sama, bahasa kemanusiaan.
Bahasa kemanuasiaan turut diperlihatkan melalui film kedua, Saba yang dibawa oleh sutradara Maksud Hossain dari Bangladesh. Berfokus pada ikatan antara ibu dan anak perempuan, Saba mencerminkan ketakutan serta keputusasaan atas kehidupan yang kita jalani ketika kita terjebak dalam usia yang semakin tua nan tubuh yang semakin rapuh.
Apa yang dipresentasikan Saba tak sekadar mewakili Tanah Air mereka, Bangladesh, namun juga Tanah Air kita, Indonesia. Ketakutan atas ketidakpastian di masa tua diiringi pertanyaan soal nasib keluarga dan orang-orang tersayang juga menggema dalam darah rakyat Indonesia--dan sekali lagi, sinema menjadi jendela refleksi.
Pemutaran dua film tersebut adalah bagian utama Alternativa Film Awards and Festival 2024, yang masih disusul dengan agenda tak kalah menarik, Industry Days.
Industry Days merupakan program profesional transformatif, yang digelar selama tiga hari dan dirancang untuk memberdayakan para sineas baru melalui berbagi pengetahuan, inspirasi, dan jaringan. Tujuan dari agenda ini adalah mempertemukan para sineas dan pembawa perubahan dari Asia Tenggara dan Global Utara.
Pembicara terkemuka termasuk sutradara pemenang Berlinale Film Festival, Steffi Niederzoll dan peneliti dampak Carol Misorelli akan hadir dalam agenda ini. Industry Days digelar bersama The Human Rights Film Network, InDocs, dan JAFF, serta La Corriente del Golfo--yang didirikan oleh Gael García Bernal dan Diego Luna untuk memperkuat ikatan budaya antara para sineas dari Global Selatan.
Pendaftaran untuk Pemutaran Film Festival dan Industry Days dibuka dengan jumlah tempat terbatas. Jangan lewatkan kesempatan dan temukan informasi lebih lanjut tentang Alternativa Film Awards & Festival 2024, melalui Instagram @alternativa.film.sea.
Berita Terkait
-
4 Film Karya Kamila Andini, Sutradara yang Sindir Kemenbud
-
Alternativa Film Festival 2024 Gelar Pemutaran Gratis dan Industry Days
-
Alternativa Film Awards 2024: Merayakan Kreativitas dan Kolaborasi Sineas Dunia
-
5 Film Indonesia Masuk Nominasi Alternativa Film Awards & Festival 2024
-
Alternativa Film Awards and Festival 2024 Umumkan Nominasi Film dan Juri di Yogyakarta
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
5 Fakta Menarik Tempest, Drakor Comeback Kang Dong Won Setelah 21 Tahun
-
Diduga Depresi, Rumah Britney Spears Berantakan hingga Dipenuhi Kotoran Anjing
-
Deva Mahenra Sering 'Selingkuh' di Film, Mikha Tambayong Takut Jadi Kenyataan?
-
Palestina Terus Diserang, Mark Ruffalo dan Ratusan Pekerja Film Hollywood Boikot Israel
-
Sinopsis The Long Walk, Film Bertahan Hidup Dalam Kompetisi Mematikan
-
5 Film Wakili Indonesia di Oscar, Terbaru Sore: Istri dari Masa Depan
-
Kenapa The Exit 8 Wajib Ditonton? Film Horor Jepang Paling Mencekam 2025
-
5 Fakta Film Pangku, Debut Reza Rahadian sebagai Sutradarayang Mendunia
-
Melanie Subono Semprot Wakil Ketua DPRD Jabar yang Keluhkan Tunjangan Rumah Rp71 Juta
-
Dari Film Yakin Nikah, Enzy Storia Ungkap Pelajaran Penting Sebelum Menikah dari Film