Sama Parahnya Saat Merendahkan Penjual Es Teh, Gus Miftah Juga Katain Profesi Dokter

Suara.com - Jejak digital lawas Gus Miftah bermunculan usai videonya menghina dan mempermalukan penjual es teh banjir kritik publik dan jadi masalah serius.

Terbaru, beredar video Gus Miftah menyebut profesi dokter goblok. Video ini dibagikan ulang oleh dokter asal Probolinggo, dr Ajeng Putih Sekarningrum di Instagram. 

Ajeng tak terima karena Gus Miftah mengolok-olok profesinya dan menjadikan materi hinaan dalam dakwahnya. 

Di dalam video, Gus Miftah yang merupakan pengasuh  Pondok Pesantren Ora Aji itu mengatakan bahwa dokter sebenarnya bukan orang pintar karena selalu bertanya penyakit pasiennya.

"Siapa bilang dokter itu pinter? Dokter itu goblok. Buktinya apa? Setiap orang datang ditanya, kan goblok. Kalau pinter ngapain pake tanya," kata Miftah.

Lalu, Miftah melanjutkan bahwa dokter yang pintar adalah dokter hewan. Sebab, mereka tanpa bertanya sudah bisa memberi obat kepada pasien. 

Cemoohan Miftah itu rupanya menggores hati Ajeng. Dia pun menjelaskan alasan dokter selalu bertanya kepada pasiennya ketika berobat. 

"Gus memang paling pinter. Yang katanya anda ditanya-tanya itu 'g...k' itu namanya anamnesa gus, dan dari anamnesa 80 persen diagnosa bisa kami tegakkan," tulis Ajeng di caption unggahannya.

"Yang nanti kami lanjutkan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan," lanjutnya.

Baca Juga: Mundur dari Jabatan Utusan Khusus Presiden, Gus Miftah Masih Sebut Dirinya Pendakwah Pemersatu

Menurut Ajeng, anamnesa merupakan langkah proses penting sebelum mendiagnosis penyakit pasien secara tepat. Sebab, dalam proses itu, dokter akan mengetahui riwayat serta keluhan pasien.

"Sehat-sehat ya gus. Jangan sampai anda ketemu dengan yang katanya tidak pintar ini suatu saat nanti," pungkasnya menyindir Gus Miftah tak berobat ke dokter ketika sakit.

Unggahan Ajeng itu memicu bayak komentar sindiran dari warganet.

"Ya gini lah. Kalo nggak merendahkan orang, dia nggak bisa melucu. Yang lebih lucu sebenarnya yang ikut ketawa sih," ujar seorang warganet.

"Herannya kok ada yang dengerin? Nggak sakit apa kuping?" heran warganet yang lainnya.

"Omongannya selalu menghina profesi orang," protes warganet yang lain.