Film ini secara emosional membawa penonton kembali ke tragedi kerusuhan Mei 1998, terutama dalam konteks diskriminasi terhadap komunitas Tionghoa-Indonesia.
"Pengepungan di Bukit Duri" dipuji karena berani mengangkat tema sensitif tentang ketidakadilan sosial dan kekerasan yang masih membayangi masyarakat Indonesia hingga kini.
Film yang juga dibintangi oleh Omara Esteghlel ini merupakan refleksi dari luka lama bangsa yang belum sepenuhnya sembuh, dan pentingnya menghadirkan karya yang bisa memantik diskusi.
Joko Anwar selaku sutradara menyampaikan bahwa alasan film ini baru dirilis sekarang adalah karena harapannya akan perubahan sosial yang lebih baik.
"Naskah ini sebenarnya sudah selesai sejak 2008. Tapi kami menunggu, berharap Indonesia akan jadi tempat yang lebih baik. Sayangnya, 17 tahun kemudian, kita masih berjuang dengan masalah yang sama," ungkapnya.
Film ini pun mendapat banyak apresiasi sebagai karya yang tidak hanya menghibur, tapi juga memberikan ruang refleksi bagi penontonnya.
"Filmnya sungguh luar biasa. Terima kasih telah menghadirkan film yang tak hanya menghibur, tapi juga menggugah nurani. Film seperti ini perlu ditonton lebih dari sekali dengan mata, hati, dan kepekaan sebagai manusia," ujar netizen.
Dengan pencapaian hari pertama yang begitu kuat dan gelombang pujian yang tak henti mengalir, "Pengepungan di Bukit Duri" tampaknya akan menjadi salah satu film paling berpengaruh tahun ini.
Kini, semua mata tertuju pada langkah selanjutnya film ini, apakah akan terus menanjak dan menembus angka penonton jutaan seperti yang diharapkan? Kita tunggu saja.
Baca Juga: Joko Anwar: Ada Guru Diajak Korupsi Kepala Sekolahnya
Kontributor : Chusnul Chotimah
Tag
Berita Terkait
-
Joko Anwar: Ada Guru Diajak Korupsi Kepala Sekolahnya
-
9 Film Morgan Oey, Terbaru Pengepungan di Bukit Duri
-
5 Film Joko Anwar Selain Horor, Pengepungan di Bukit Duri Tayang Besok
-
Saat Penikmat Film Ramai-Ramai Mengkritik Gaya Penyutradaraan Joko Anwar
-
Ifan Seventeen Terbata-bata Jelaskan Portofolio di Industri Film, Begitukah Seharusnya Seorang Dirut PFN?
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Menpan-RB Kode CPNS 2025 Kembali Dibuka, Ini Cara Daftar dan Syaratnya
-
Dulu Raja Rokok Hingga Saham, Kini Gudang Garam Berada di Tepi Jurang
-
Burden Sharing Kemenkeu-BI Demi Biayai Program Prabowo
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
-
Mikel Merino Hattrick, Spanyol Bantai Turki Setengah Lusin
Terkini
-
Selamatkan Kucing Uya Kuya usai Rumahnya Dijarah Massa, Polisi Periksa Sherina Munaf Hari Ini
-
Viral Kisah Cewek Miskin Hidup di Desa, Mirip Drama China: Ternyata Ayahnya CEO Kaya Raya
-
Selama Ini Dikira Lulusan SMA, Pendidikan Terakhir Mulan Jameela Ternyata Kuliah di Kampus Prabowo
-
Slank Kritis di Panggung Pestapora 2025, Jabatan Komisaris Hingga Lagu Soal Polisi Disinggung Lagi
-
Patah Hati Ekstrem, Pria di Blitar Nangis Histeris Tidur di Tengah Jalan Raya
-
Senator John Kennedy: Orang yang Konsumsi Udang Beku dari Indonesia Bisa Jadi Alien
-
5 Momen Penting Kunto Aji Ubah Panggung Pestapora 2025 Jadi Mimbar Orasi
-
Pemain Bercelona Ungkap Dugaan Rasisme Karyawan Disneyland Terhadap Anaknya
-
Young Lex di Pestapora 2025: Panggung Jadi Momen Gue dan Anak yang Nggak Bisa Dibeli
-
Anggap Kisruh Pestapora 2025 Tuntas, Soleh Solihun: Jangan Lupa Kawal Tuntutan ke Pemerintah