Ultah Berdampak, Jerhemy Owen Tanam 10 Ribu Pohon, Selamatkan Ciliwung dari Banjir

Suara.com - Kreator konten Jerhemy Owen kembali bikin bangga dengan aksinya dengan menanam pohon untuk bumi lewat kampanye digital bertajuk #WeNanamPohon.

Aksi ini berjalan sukses, dengan bukti penanaman pohon melebihi target awal dari yang direncanakan.

Awalnya, aksi ini hanya menargetkan 5 ribu pohon yang ditanam. Namun pada hari ini pelaksanaannya, pohon yang ditanam mencapai 10 ribu, atau dua kali lipat dari target.

Kegiatan ini dicetuskan oleh Owen untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-23, sekaligus perayaan Hari Bumi.

Kampanye tersebut dilakukan selama hampir satu bulan, sekaligus mengajak serta masyarakat memperingati Hari Bumi.

Juga mengajak masyarakat secara luas untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan, dari mana saja dan kapan saja.

Ajakan untuk melakukan aksi nyata bagi bumi tersebut dilakukan melalui partisipasi pada media sosial, dengan cara membagikan konten #WeNanamPohon.

Setiap 15 kali unggahan konten #WeNanamPohon dibagikan, maka akan dikonversi menjadi satu pohon untuk ditanam.

Kampanye ini resmi dimulai ketika Jerhemy Owen mengumumkannya melalui akun TikTok-nya pada 30 April 2025.

Baca Juga: Merawat Bumi, Merawat Kehidupan: Refleksi di Hari Bumi

Dalam satu hari setelah penayangan, konten unggahan pertamanya sudah ditonton lebih dari 25 juta kali dan meraih share hingga 350 ribu.

Tidak saja disambut masyarakat, ketertarikan dalam berkolaborasi ditunjukkan dari berbagai macam pihak mulai dari Yayasan WWF Indonesia, Kementerian Kehutanan Indonesia, TikTok, hingga produk outdoor gear, Arei.

Demi mewujudkan komitmennya, Owen pun melakukan penanaman pohon awal secara pribadi dan dilanjutkan untuk penanaman secara langsung bersama relawan terpilih.

Puncak kegiatan dilaksanakan pada 30 Mei 2025 melalui aksi penanaman pohon bersama para relawan di Kampung Cibulao, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Kampung Cibulao dipilih, karena sebelumnya daerah ini sempat mengalami tanah longsor akibat minimnya area resapan air.

Sebagai wilayah hulu Sungai Ciliwung, Cibulao dipilih sebagai lokasi penanaman guna memperluas area resapan air dan mengurangi risiko banjir di Jakarta akibat limpasan air(runoff).