Spotify merupakan salah satu platform musik digital terbesar di dunia, menawarkan jutaan lagu lintas genre yang memanjakan para penikmat musik.
Sayangnya belakangan ada cukup banyak musisi dan labet yang memboikot Spotify.
Pemboikotan Spotify oleh para musisi dan label ini disebut-sebut karena sistem yang diterapkan platform tersebut.
Sistem yang dimaksud sendiri diduga adalah soal pembagian royalti yang dinilai tidak adil bagi artis, terutama yang berasal dari jalur independen.
Ketidaknyamanan dari sistem tersebut pada akhirnya membuat sejumlah musisi memilih menarik karya mereka dari Spotify.
Tak cuma itu saja, mereka bahkan secara terbuka menyuarakan kritik, aksi boikot, serta mengajak publik lebih kritis terhadap cara kerja industri streaming musik.
Lalu siapa saja musisi dan label yang memboikot Spotify? Ini dia daftarnya.
1. Deerhoof
Musisi yang telah melakukan boikot terhadap Spotify adalah Deerhoof, band eksperimental asal San Francisco, Amerika Serikat.
Band yang terkenal dengan musik unik dan antimainstream ini secara terang-terangan mengkritik Spotify.
Baca Juga: Mita The Virgin Bebaskan Lagunya Diputar di Kafe dan Restoran, Sebut Sebagai Ajang Promosi
Deerhoof menyoroti soal pembagian royalti yang dianggap merugikan artis independen
Kemudian per 30 Juni 2025, mereka mengumumkan di Instagram bahwa seluruh musik mereka ditarik dari Spotify.
Deerhoof juga menyoroti investasi Spotify di industri militer, yang dinilai bertentangan dengan nilai seni dan kemanusiaan yang mereka junjung.
2. King Gizzard & The Lizard Wizard
King Gizzard & The Lizard Wizard adalah band psychedelic rock asal Melbourne, Australia, ini dikenal produktif dengan basis penggemar setia.
Band ini bergabung dalam gerakan boikot Spotify sejak Juli 2025 sebagai bentuk solidaritas terhadap musisi lain.
King Gizzard & The Lizard Wizard memboikot Spotify juga sebagai ajang protes atas sistem pembayaran yang dianggap tidak transparan.
Mereka mendorong penggemar mendukung musisi secara langsung lewat platform yang dinilai lebih adil, seperti Bandcamp.
Keputusan ini justru mendapat dukungan positif dari para penggemar.
3. Leah Senior
Penyanyi folk asal Australia, Leah Senior memiliki popularitas besar di kalangan pencinta musik independen berkat suara lembut dan lirik puitisnya.
Namun, Leah menarik seluruh karyanya dari Spotify karena menilai platform tersebut tidak memberikan kompensasi yang layak bagi artis independen.
Ia secara terbuka menyatakan bahwa prinsip yang ia pegang sebagai musisi tidak sejalan dengan arah bisnis Spotify.
4. David Bridie
David Bridie adalah musisi dan komposer asal Australia yang kerap memadukan musik ambient, world music, dan isu sosial.
David Bridie mengkritik Spotify karena dianggap mengeksploitasi kerja keras musisi, terutama dari jalur independen dan komunitas minoritas.
Ia mendorong publik untuk lebih memilih platform alternatif yang memberi bayaran lebih adil bagi para kreator.
5. Kalahari Oyster Cult
Lalu ada Kalahari Oyster Cult, label rekaman independen asal Belanda yang menaungi berbagai artis eksperimental dan alternatif.
Pada 26 Juni lalu, mereka secara kolektif menarik seluruh rilisan dari Spotify.
Langkah Kalahari Oyster Cult ini adalah bentuk protes terhadap model bisnis yang dinilai tidak berkelanjutan untuk musisi kecil.
Mereka menyoroti fakta bahwa Spotify meraih keuntungan besar dari konten kreator, sementara banyak artis kesulitan bertahan hidup.
Aksi boikot dari musisi hingga label musik ini menjadi semacam sinyal bahwa tidak semua pihak puas dengan layanan streaming musik seperti Spotify.
Di balik kemudahan aksesnya, terdapat realitas pahit yang dialami banyak artis independen.
Lewat langkah ini, para musisi dan label tersebut ingin menegaskan perlunya keadilan dan penghargaan atas kerja keras para kreator.
Pembagian royalti juga seharusnya dilakukan dengan adil dengan mempertimbangkan kerja keras dan proses kreatif dalam penciptaan karya musik.
Kontributor : Safitri Yulikhah
Berita Terkait
-
Mita The Virgin Bebaskan Lagunya Diputar di Kafe dan Restoran, Sebut Sebagai Ajang Promosi
-
RESMI: Ahmad Dhani Bagikan Link Agar Kafe & Resto Bisa Putar Lagu Dewa 19 Gratis
-
Hotel hingga Restoran Sepi Lagu, PHRI Sindir Pemerintah: Kok Dilepas ke LMKN?
-
Perhimpunan Hotel dan Restoran Sebut LMKN Tagih Royalti Pakai Gaya Preman: Ugal-ugalan!
-
Calon Pengantin Wajib Tahu: Begini Cara Hitung dan Bayar Royalti Musik di Acara Nikah
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Sinopsis Goat: Kisah Perjuangan Kambing Kecil yang Ingin Jadi Atlet Profesional
-
16 Film Siap Tayang di Bioskop Januari 2026, Horor Lokal Hingga Hollywood Ramaikan Awal Tahun
-
Tak Hanya Mens Rea, Sederet Tayangan Netflix Indonesia Ini Sukses Kejutkan Publik, Sudah Nonton?
-
Muhammad Suryo, Sosok di Balik Gemuruh Tur Slank dan Misi Kemanusiaan untuk Sumatra
-
2 Film Pemenang Balinale Tembus Seleksi Awal Oscar 2026
-
Comeback Johnny Huang, Intip Sinopsis Drama China The Punishment
-
Mendominasi Playlist! 6 Musisi Pendatang Baru Terviral Sepanjang 2025
-
Rachel Vennya Buka Suara soal Kondisi Bipolar yang Dialami, Masih Minum Obat dan Kontrol Rutin
-
Deretan Perempuan yang Diisukan Jadi Simpanan Ridwan Kamil Sepanjang 2025, Hanya Satu yang Dibantah
-
Bikin Acara Istighosah, Gus Miftah Paksa Gus Ipul dan Gus Ipang Wahid Rogoh Kocek Sendiri