Entertainment / Film
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:00 WIB
film Norma: Antara Mertua dan Menantu (Instagram/filmnorma)
Baca 10 detik
  • Pertunjukan "Mens Rea" Pandji Pragiwaksono tayang tanpa sensor di Netflix sejak 27 Desember 2025 memicu kehebohan.
  • Netflix Indonesia semakin berani menayangkan konten lokal eksplisit, seperti perselingkuhan, kekerasan, dan kasus hukum sensitif.
  • Konten berani seperti film aksi Timo Tjahjanto dan dokumenter Jessica Wongso membuktikan penonton siap diskusi.

Suara.com - Pertunjukan spesial Pandji Pragiwaksono, "Mens Rea", yang tayang tanpa sensor di Netflix sejak Sabtu, 27 Desember 2025 sukses bikin publik geger. 

Materi satire politik yang blak-blakan ini seolah menegaskan satu hal, yakni Netflix Indonesia makin pede menayangkan konten lokal yang berani, tanpa banyak kompromi.

Kendati demikian, bukan kali pertama platform streaming raksasa tersebut memancing perbincangan. 

Jauh sebelum Mens Rea ramai dibahas, Netflix sudah lebih dulu menghadirkan sejumlah tayangan lokal yang bikin penonton terkejut, terbelalak, bahkan debat panjang di media sosial.

Mulai dari cerita perselingkuhan yang dianggap tabu, aksi brutal yang jarang muncul di layar lebar Indonesia, hingga dokumenter yang mengulik ulang kasus hukum sensitif, semuanya pernah jadi "bahan panas" di internet.

Salah satu yang paling menyedot perhatian adalah film "Norma: Antara Mertua dan Menantu" (2025). 

Diangkat dari kisah nyata yang sempat viral, film ini berani memvisualisasikan skandal rumah tangga yang selama ini lebih sering dibicarakan secara bisik-bisik. Tak heran, penayangannya langsung memicu pro dan kontra.

Di ranah film laga, nama sutradara Timo Tjahjanto lewat "The Shadow Strays" (2024) juga sukses bikin penonton kaget. 

Adegan kekerasan yang brutal dan minim kompromi membuat film ini tak hanya ramai di dalam negeri, tetapi juga menuai sorotan dari penonton internasional.

Baca Juga: Diskon 50 Persen Nonton Film Agak Laen: Menyala Pantiku, Bayar Pakai Indodana, Ini Kode Promonya

Sementara itu, genre dokumenter pun tak kalah mengguncang. "Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso" menjadi contoh paling nyata bagaimana sebuah tayangan bisa menghidupkan kembali perdebatan lama. 

Dokumenter ini bukan sekadar ditonton, tapi juga memancing publik mempertanyakan ulang proses hukum yang pernah dianggap selesai.

Jika ditarik benang merah, kehadiran Mens Rea bersama deretan tayangan tersebut menunjukkan arah yang semakin jelas. 

Netflix Indonesia kini menjadi ruang yang relatif bebas bagi kreator lokal untuk berbicara apa adanya, sesuatu yang kerap sulit dilakukan di televisi konvensional atau bioskop karena sensor.

Dan melihat riuhnya respons penonton, satu hal tampaknya tak bisa dipungkiri, bahwa publik Indonesia semakin siap menerima konten yang blak-blakan, berani, dan memancing diskusi. 

Nah, dari sederet judul tayangan tersebut, mana saja yang sudah kamu tonton?

Load More