Suara.com - Sutradara Hanung Bramantyo memberikan pandangannya terkait polemik film animasi "Merah Putih One For All" yang disebut-sebut menelan biaya produksi hingga Rp6,2 miliar.
Menurut suami Zaskia Adya Mecca ini, anggaran tersebut tidak cukup untuk menghasilkan film animasi dengan kualitas standar bioskop.
Hanung Bramantyo menjelaskan kompleksitas dan mahalnya biaya produksi film animasi layar lebar. Ia membandingkannya dengan standar industri yang jauh lebih tinggi.
"Animasi untuk sekelas layar lebar, 6 M nggak cukup, men," tegas Hanung Bramantyo di podcast Kasi Solusi pada Rabu, 13 Agustus 2025.
Menurutnya, proses produksi film animasi yang layak tayang di bioskop membutuhkan waktu dan sumber daya yang sangat besar. Ini, jauh melebihi apa yang bisa dicakup oleh anggaran tersebut.
Bahkan, Hanung Bramantyo menyebut proses pengerjaannya bisa memakan waktu bertahun-tahun.
"Membuat sebuah film animasi yang standar itu 3 sampai 4, bahkan 5 tahun," jelas sineas yang pernah menyutradarai film animasi "Adit Sopo Jarwo The Movie" ini.
Hanung Bramantyo kemudian merinci tahapan produksi yang panjang. Mulai dari penulisan skenario, pembuatan aset karakter, hingga proses rendering yang memakan waktu lama dan biaya tinggi.
Proses inilah yang menurutnya sering kali tidak dipahami oleh masyarakat awam.
Baca Juga: Iseng Remake Trailer Film Merah Putih One for All Pakai AI, Kreator Ini Dapat Tawaran 1 Miliar
Ia menjelaskan bahwa ada perbedaan besar antara animasi untuk platform digital seperti YouTube dengan animasi untuk standar layar lebar bioskop yang menuntut resolusi sangat tinggi.
"Ini kan ada dua platform, satu platform sinema layar besar dengan pikselnya, jumlah piksel itu 2K, bukan 1080," terangnya.
Dengan penjelasan ini, Hanung Bramantyo seolah ingin memberikan edukasi bahwa kualitas sebuah karya animasi sangat berbanding lurus dengan investasi waktu dan biaya yang dikeluarkan.
Berita Terkait
-
Sutradara Akui Malu Gaet Artis Ternama untuk Film Merah Putih One For All
-
Film Merah Putih One For All Tetap Tayang Hari Ini, Tersedia di 3 Bioskop XXI Jakarta
-
Animasi Pertama Garapan Indonesia yang Tayang 1983, Lebih Bagus dari Film Merah Putih One For All?
-
Perkara Sepele, Hanung Bramantyo Dituntut Rp15 Miliar
-
Ogah Dikaitkan dengan Film Merah Putih One For All, PFN Bikin Animasi Sendiri
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Taylor Swift Sewa Rumah Demi Hadiri Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco
-
Cuma Hadir 10 Menit, Verrell Bramasta Beri Kado Mewah untuk Adik
-
Leony Soroti Anggaran Alat Tulis Kantor Pemkot Tangsel Capai Rp38 Miliar: Mau Beli Pabriknya?
-
Ruben Onsu Ngaku Punya 'Kaki Tambahan' Saat Umrah Demi Bisa Cium Hajar Aswad
-
Feast Guncang CRSL Land Festival 2025, Ajak Doa untuk Palestina
-
Eza Gionino Coba Dagang Ponsel, Unit Rusak Sebelum 6 Bulan Langsung Diganti Baru!
-
Adrian Khalif Buka CRSL Land Festival 2025, Bawakan Lagu 'Alamak'
-
Coretan Wanda Hamidah dari Sisilia: Yang Kami Takuti, Kalian Diam Melihat Genosida
-
Ruben Onsu Pilih Hindari Konflik Selepas Peluk Islam: Dibawa Salat Aja
-
Jakarta World Cinema 2025 Resmi Dibuka, Sineas Lokal dan Internasional Tumpah Ruah